Prosesi Pemakaman Buddhis Pertama di Swaziland
Bhagavant.com,
Manzini, Swaziland – Sebuah prosesi upacara pemakaman seorang wanita di Manzini menjadi sebuah prosesi pemakaman Buddhis yang pertama kali di lakukan di negara Swaziland, negara kerajaan kecil di benua Afrika, pada Rabu (25/7).
Seperti yang dilaporkan oleh Welcome Dlamini untuk Times of Swaziland (30/7), upacara pemakaman tersebut diselenggarakan untuk mendiang Chand-rakanthi de Silva, seorang warga negara Swaziland naturalisasi, mantan manajer buku teks di Waterford Kamhlaba United World Colleges and Assistant Librarian di Pathways World School di Delhi, India.
Didampingi oleh suaminya, Neville de Silva, dan kerabatnya yang mencium jenazah Chand-rakanthi setelah diletakkan di sebuah peti jenazah. Parfum harum disemprotkan pada tubuh tak bergerak itu. Mawar merah di taburkan di atas tubuhnya.
Salah satu anak menantu pria dan seorang teman berjalan mengelilingi peti jenazah dengan membawa sebuah obor yang digunakan untuk mengawali pembakaran jenazah. Setelah itu jenazahnya dimasukan ke sebuah krematorium dalam keadaan masih di dalam peti.
Upacara pemakaman tersebut dipimpin oleh Bhikkhu Ilukpitiye Pannasekara yang merupakan satu-satunya bhikkhu yang ada di Afrika yang berdomisili di Dar es Salaam, Tanzania, dan yang membenarkan bahwa upacara pemakaman seperti itu adalah yang pertama kali di Swaziland.
Sebelum ia meninggal dunia karena tumor otak pada Selasa sore (24/7), Chandi, demikian nama panggilannya, mengikuti upacara pembacaan paritta yang untuk pertama kalinya diadakan di Swaziland pada 6 – 7 Juli.
Upacara pembacaan paritta yang juga dipimpin oleh Bhikkhu Pannasekara, diikutinya dengan keadaan setengah sadar. Dalam upacara tersebut juga dilaksanakan Pansakula, sebuah prosesi mengenang dan melimpahkan jasa sebagai “bekal” kehidupan selanjutnya.
Pada Rabu, setelah meninggal, tubuhnya dimasukan ke dalam peti jenazah yang terbuka di rumahnya hingga tengah hari saat Bhikkhu Pannasekara melaksanakan Pansakula untuk kedua kalinya hingga pukul 12.30. Setelah itu ia dibawa ke mobil jenazah menuju rumah duka Dups di Manzini, Swaziland.
Di rumah duka Dups, sebuah pelayanan diselenggarakan dan diawali dengan pemberian Pancasila dan ceramah Dhamma oleh Bhikkhu Pannasekara.
Setelah pembawa acara membacakan sebuah penghormatan terhadap kehidupan mendiang Chandi yang diiringi dengan tetesan air mata para kerabat, Bhikkhu Pannasekara memerintahkan untuk membuka pintu peti jenazah untuk mereka yang ingin melihat Chandi untuk terakhir kalinya.
Sang suami, Neville dengan penuh cinta membelai kening jenazah isterinya dan dengan perlahan membisikan cinta untuknya sebelum membungkuk dan menciumnya, kemudia ia menyemprotkan parfum harum yang merupakan kesenangan mendiang Chandi.
Kemudian nnak-anak, cucu, serta kerabat lainnya secara bergantian melihat, mencium dan memercikan air khusus pada tubuhnya.
Setelah prosesi melihat untuk yang terakhir kalinya, peti jenazah dittutup dan dibawa ke krematorium. Sebelum dimasukkan ke dalam mesin pembakaran, menantu prianya, Vishay Singh dan temannya melakukan padakhina (Sanskerta: pradakshina), berjalan mengelilingi peti jenazah sebanyak tiga kali. Setelah itu api dinyalakan di atas peti jenazah dan kemudian dimasukkan ke dalam mesin krematorium untuk dibakar. Demikian akhir dari upacara pemakaman di hari itu.
Untuk memperingati tujuh hari meninggalnya Chandi, sebuah upacara pemberian dana dilaksanakan di rumahnya.[Bhagavant, 18/8/12, Sum]
Kategori: Afrika,Afrika Selatan,Pelayanan Buddhis,Seremonial,Tradisi dan Budaya
Kata kunci: pemakaman Buddhis
Penulis: