Manipulasi Foto Usaha Memprovokasi Antar Agama

Tanya Kenapa?Bhagavant.com
Dharamsala, India – Konflik komunal yang terjadi di Rakhine, Birma (Myanmar) pada Juni (8/6) memungkinkan dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan menyebarkan manipulasi foto-foto melalui situs maupun jejaring sosial di internet.

Seperti yang disampaikan dalam siaran persnya (14/8) yang tercantum pada situs resminya, Tibet.net, Central Tibetan Administration yang berkedudukan di Dharamsala menyatakan sangat terganggu dan prihatin dengan beredarnya foto-foto menyesatkan pada beberapa media yang dalam laporannya mengenai konflik komunal di Birma mencantumkan foto para bhiksu Tibet.

Sebuah foto yang memperlihatkan para bhiksu Tibet sedang berdiri di depan tumpukan jenazah-jenazah banyak muncul di situs-situs di negara-negara Muslim khususnya di Pakistan. Foto para bhiksu Tibet tersebut sebenarnya adalah foto yang diambil pada saat para bhiksu Tibet berusaha membantu korban gempa bumi di Kyegudo (Yushul) untuk dikremasi massal di Tibet bagian timur, yang terjadi pada 14 April 2010. Para bhiksu Tibet tersebut melakukan pelayanan yang luar biasa dalam operasi penyelamatan dan bantuan pada saat itu.

Departemen Central Tibetan Administration terkait telah melayangkan sebuah surat ke sebuah situs di Pakistan (ColumPk.com, Urdu Current Affairs Portal) pada 30 Juli lalu untuk menghapus foto tersebut dari situs tersebut, yang telah dilakukan kemudian pada keesokan harinya. Namun foto tersebut masih beredar seperti saat beberapa Muslim membawa foto tersebut pada demonstrasi mereka baru-baru ini di Mumbai, pada 11 Agustus 2012, muncul di Zee News, sebuah siaran berita terkemuka di India.

Pada pernyataannya tersebut, Central Tibetan Administration meminta kepada seluruh media di seluruh dunia untuk tidak menggunakan foto tersebut yang diedarkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk memprovokasi konflik antara Buddhis dan Muslim.

Sebelumnya, seperti dalam laporan Tibetsun (15/8), pemimpin masyarakat Tibet di Kanataka, Jampa Phuntsok, pada Rabu, 11/8, mengecam beredarnya foto-foto yang menyesatkan tersebut, dan menyatakan bahwa masyarakat Tibet tidak ada hubungan dengan konflik yang terjadi di Birma (Myanmar).

Foto lain yang disesatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab tersebut dan beredar di situs-situs dan jejaring sosial lainnya adalah sebuah foto seorang pria yang sedang berlari dengan api membakar dirinya. Foto ini disesatkan sebagai seorang etnis Rohingya yang dibakar pada konflik komunal di Rakhine.

Foto tersebut sebenarnya adalah foto seorang aktivis asal Tibet bernama Jamphel Yeshi (27) yang melakukan aksi membakar dirinya dalam rangka menarik simpati dunia internasional saat kedatangan Presiden China, Hu Jintoa di New Delhi, India, pada 26 Maret 2012. Bendera Tibet dapat dilihat melatarbelakangi peristiwa yang ditangkap pada foto tersebut.

Penyebaran foto-foto menyesatkan seperti ini banyak beredar dan perlu dihentikan. Masyarakat dunia khususnya umat beragama perlu waspada dan perlu belajar untuk tidak cepat percaya pada apa yang dilihat sebelum melakukan penyelidikan terlebih dulu, dengan demikian tidak akan terjebak dalam sebuah provokasi antar agama.

Salah satu usaha untuk menyelidiki asal usul kebenaran atau sumber sebuah foto atau gambar yang beredar di internet dapat menggunakan situs google images (images.google.com). Dengan menyeret (drag) foto/gambar yang telah dimiliki ke dalam kotak pencarian, maka secara otomatis akan menampilkan daftar-daftar foto/gambar yang mirip dari berbagai situs dengan tanggal penayangannya di internet. Untuk pencarian lebih detail, dapat dimasukkan pula batasan tanggal yang ada pada kiri halaman (Custom range).[Bhagavant, 22/8/12, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Asia Selatan,India
Kata kunci:
Penulis: