Perusakan Rupang Buddhis di Museum Maladewa

Seni dan Budaya BuddhisBhagavant.com,
Male, Maladewa – Salah satu  warisan budaya di negara Maladewa berasal dari kebudayaan Buddhis. Namun kini warisan bernilai sejarah tersebut rusak oleh tangan-tangan yang seharusnya menjadi pewaris dari salah satu kebudayaan dunia tersebut.

Seperti yang dilaporkan oleh AFP (8/2), pihak kepolisian mengatakan bahwa sekelompok massa menyerbu masuk ke dalam museum nasional Maladewa dan menghancurkan rupang-rupang (patung-patung) Buddhis pada hari Selasa (7/2). Mantan presiden Maladewa, Mohamed Nasheed, mempersalahkan Muslim radikal atas aksi vandalisme tersebut.

“Kemarin (Selasa) sekelompok massa masuk ke museum, Mereka menghancurkan banyak patung. Termasuk beberapa patung Buddha,” kata juru bicara kepolisian Ahmed Shiyam kepada AFP.

Dalam wawancara dengan AFP pada hari Rabu, mantan presiden Maladewa, Mohamed Nasheed, mengatakan bahwa sekelompok massa termasuk para Islamis garis keras telah menyerang museum karena mereka percaya bahwa beberapa rupang yang ada di dalam adalah “permberhalaan”.

Vandalisme tersebut berawal dari kerusuhan yang terjadi saat para demonstran anti pemerintah menuntut agar Mohamed Nasheed mundur dari kursi kepresidenan.

Muslim khususnya Muslim garis keras kerap kali digunakan untuk kepentingan politik sebagai bagian untuk menyerang lawan politik. Dalam pernyataan publiknya, Mohamed Nasheed yang akhirnya mundur dari kepresidenan (7/2) mengatakan bahwa ia dituduh sedang berada dalam pengaruh kaum Yahudi dan mencoba untuk memasukkan kekristenan ke dalam negara Muslim tersebut.

Islam merupakan agama resmi negara Maladewa dan praktik terbuka bagi agama lain dilarang dan akan dikenakan tuntutan. Pasal 2 dari konstitusi revisi negara tersebut menyatakan “…negara berdasarkan prinsip-prinsip Islam”. Selanjutnya Pasal 9 menyatakan bahwa “non-Muslim tidak dapat menjadi warga negara”. Dan Pasal 10 menyatakan bahwa” hukum yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam dapat diterapkan”. Pasal 19 menyatakan bahwa “warga negara bebas untuk berpartisipasi atau melakukan kegiatan apapun yang tidak tersurat dilarang oleh syariat atau undang-undang.”

Sebelum kedatangan Islam pada abad ke-12 Masehi, kehidupan di Maladewa dipengaruhi oleh kebudayaan dan agama Buddha yang datang dari Sri Lanka oleh masyarahat etnis Sinhala yang diperkirakan datang pada abad ke-3 Sebelum Masehi, pada masa Kekaisaran Asoka, India.[Bhagavant.com, 12/2/12, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Asia Selatan,Seni dan Budaya
Kata kunci: , ,
Penulis: