Peringatan Milenium Tripitaka Korea 2011
Bhagavant.com,
Seoul, Korea Selatan – Rakyat Korea Selatan pada umumnya dan umat Buddha Korea pada khususnya merayakan Peringatan Milenium Tripitaka Korea (Tripitaka Koreana) 2011, di Hapcheon-gun, Gyeongsangnam-do, Korea Selatan.
Perayaan peringatan tersebut berlangsung selama 45 hari, dimulai pada 23 September sampai 6 November 2011, dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti festival kebudayaan, bincang Dharma, simposium dan ekshibisi.
Salah satu kegiatan yang menjadi sajian utama dalam perayaan tersebut adalah ekshibisi Tripitaka Korea yang memberikan kesempatan bagi para pengunjung untuk melihat lebih dekat dan mengapresiasi Tripitaka Korea yang dikenal sebagai blok kayu kepustakaan Buddhis terbaik di dunia.
Tripitaka Korea atau Palman Daejanggyeong, merupakan blok-blok/balok-balok kayu yang dipergunakan untuk mencetak literatur Buddhis, dalam hal ini kitab Tripitaka. Balok-balok kayu tersebut berjumlah 81.350 dengan total berat 280 ton. Jika disusun secara vertikal, balok-balok kayu tersebut akan mencapai tinggi sekitar 3.200 meter, ukuran ini melebihi tinggi Gunung Baekdu yang tingginya sekitar 2.744 meter. Jika dijajarkan segaris, maka panjangnya sekitar 60 kilometer.
Masing-masing blok kayu Tripitaka Korea tersebut memiliki panjang 69 cm dan lebar 24 cm dengan ketebalan 2,6 – 3,9 cm serta berat antara 3 sampai 4 kg. Di dalamnya terdapat ukiran aksara Tionghoa kuno yang terdiri dari 5.2 juta karakter tanpa sebuah kecacatan.
Palman Daejanggyeong (Palman = 80.000 – red) yang mulai dibuat pada masa Dinasti Goryeo, dimulai pengerjaannya pada tahun 1011 dan rampung pada tahun 1087. Kemudian sempat hancur terbakar karena penjajahan Mongol. Tahun 1236 dimulai kembali pembuatan Tripitaka Korea tesebut hingga rampung pada 1251. Saat ini Tripitaka Korea menjadi blok cetak kayu tertua dan terbaik sedunia dan diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Dunia pada tahun 2007.

Dikelilingi dengan pemandangan indah Gunung Gaya, aula utama acara festival tersebut terdiri dari Tripitaka Millennium Hall, Spiritual Culture Hall, Knowledge Civilization Hall, World Exchange Hall, dan World Citizen Hall. Para peserta dapat memahami sejarah dan nilai dari Tripitaka Korea melalui berbagai ekshibisi dan melihat kebudayaan Buddhis Korea.
Selain memperlihatkan blok cetak kayu otentik sebagai acara puncak festival tersebut, juga mempertunjukkan teknologi digital canggih seperti 3D wrapping dan holocube yang digunakan untuk menunjukkan keunggulan ilmiah dari Tripitaka Korea. Juga terdapat acara menarik lainnya seperti pertunjukkan seni media dan Ekshibisi Seni Cetak dan Pelat Dunia yang diikuti oleh para seniman dari sekitar 60 negara.
Selama 45 hari diadakan, festival tersebut mengadakan pertunjukkan budaya dimana masyarakat dapat berpartisipasi dan melihat catatan kebudayaan terbaik Korea, kebudayaan tradisional, dan kebudayaan Buddhis. Sebagai contoh, para peserta dapat mencoba mengukir di blok kayu, membuat lentera tradisional, kerajinan tradisional sotae, membuat monument kayu (totem pole), dan mengadakan upacara minum teh. Kegiatan khusus dalam festival tersebut diantaranya pemecahan rekor dunia bernamaskara sebanyak 81.258 kali selama 45 hari, kompetisi menggambar dan pidato.
Perayaan Peringatan Milenium Tripitaka Korea yang mengambil tema: “Napas Masyarakat Goryeo dengan Seribu Tahun Kebijaksanaan”, selain berlokasi di Gaya-myeon, Hapcheon-gun, Gyeongsangnam-do juga diadakan di Vihara Haein, salah satu vihara tertua di Korea.
Di Vihara Haein dekat lokasi utama festival, sebuah ekshibisi Proyek Seni Haein menampilkan beragam hasil seni dan pertunjukkan seperti seni lukis, pahat, dan video dari 34 seniman terkemuka dunia, termasuk Bill Viola, seorang seniman video asal Amerika, dan Xu Bing, seorang seniman instalasi dari China. Masyarakat juga dapat mengunjungi Janggyeong Panjeon, sebuah situs warisan dunia UNESCO, dimana Tripitaka Korea disimpan selama seribu tahun. Dalam programnya, Vihara Haein menawarkan kesempatan untuk tinggal di vihara tersebut selama 2 hari dan menikmati makanan di vihara. Keindahan dedaunan musim gugur di Gunung Gaya merupakan alasan lain untuk mengunjungi Vihara Haein
Tripitaka (Pali: Tipitaka; Korea: Daejanggyeong – red) merupakan kumpulan literatur Buddhis yang di antaranya berisi sutra-sutra yang merupakan kotbah-kotbah Sang Buddha. Tripitaka Korea sendiri merupakan Tripitaka edisi Kitab/Kanon Buddhis Tionghoa (China). Informasi lebih lengkap mengenai festival ini: Tripitaka Koreana 2011 (bahasa Inggris).[Bhagavant, 24/9/11, Sum]
Kategori: Asia Timur,Korea Selatan,Seremonial,Tradisi dan Budaya
Kata kunci: Tripitaka Korea
Penulis: