Rehab dengan Menabuh Genderang Zen
AP,
Changhua, Taiwan – Dua puluh narapidana memukul keras genderang berukuran barel di sebuah halaman penjara Taiwan hingga mereka basah kuyup dengan keringat yang membuat tato penuh warna terlihat melalui kaus oblong mereka.
Para narapidana tersebut berusia sekitar 18 sampai 25 tahun dan kebanyakan dari catatan mereka termasuk dalam pidana kekerasan dan penyalahgunaan narkoba. Mereka memukul berirama dengan energik di bawah teriknya matahari musim panas selama sesi tengah hari mereka di Penjara Changhua.
Penjara yang berada 250 kilomenter di selatan ibukota Taipei, merupakan salah satu dasar pembuktian terbaru dari program-program rehabilitasi yang melibatkan tarian ataupun seni pertunjukkan lainnya. Penjara-penjara di Jepang, Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya telah bereksperimen dengan hal-hal tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah penjara di Filipina memukau dunia saat sebuah video YouTube di tahun 2009 berisi 1.600 narapidana menari bagi Michael Jackson.
Tidak ada satupun dari program-program tersebut seperti yang dibawakan oleh para penabuh genderang dan penari opera China dari Ansambel U-Theater Taiwan. Ansambel U-Theater memanfaatkan latihan spiritualitas Buddhisme Zen dan Tai Chi Chuan untuk mencoba menanamkan pengertian baru mengenai keseimbangan di antara para narapidana.
Penari wanita ansambel, I Bau menghabiskan satu hari dalam seminggu untuk bekerja di penjara, ia merasa yakin telah membuat kemajuan dengan gerombolan tersebut melalui pendekatan “batin untuk tubuh”.
“Pertama kali para narapidana mudah teralihkan,” katanya. “Namun saya mengajarkan mereka untuk membawa kembali pikiran mereka dan fokus pada irama. Sekarang mereka menunjukkan temperamen yang berbeda. Semuanya duduk tenang seperti Sang Buddha bermeditasi.”
Salah satu siswanya merupakan seorang pemuda tegap berusia 24 tahun bernama Chou, yang telah menyelesaikan sebuah perselisihan di bekas sekolahnya dua tahun yang lalu karena mengeluarkan sebuah pistol dan menembak lawannya. Karena sang korban dapat bertahan hidup, ia hanya menerima hukuman enam tahun.
“Pelajaran tersebut memberikan saya kedamaian pikiran,” kata Chou dengan senyum malu-malu. “Saya dapat melepaskan kemarahan saya dan semua emosi negatif saya dengan memukul genderang sangat keras.”
Chou mengatakan ia bermeditasi di asrama penjara pada malam hari dan mencoba untuk membaca dalam hati pelajaran koreografi genderang yang telah ia pelajari dari ansambel tersebut.
Pendiri dan direktris artistik U-Theatre, Liu Ruo-yu mengatakan pendekatan spiritual kelompok tersebut menekankan pada kerja sama tim untuk menanggulangi ego.
“Saat masing-masing pemain menjadi semakin tenang, ia dapat mendengarkan dentaman genderangnya dan temannya mencapai sebuah keharmonisan,” kata Liu. “Setelah menemukan ketenangan batin mereka, mereka akan berkembang dari kondisi kegelisahan mereka menuju pencapaian kedewasaan dan stabilitas.”
U-Theatre juga bekerja dengan anak-anak putus sekolah dan menjalankan sebuah kamp musim panas untuk siswa-siswa tidak patuh di tengah-tengah pegunungan rimbun di pinggiran kota Taipei. Tetapi profil upaya terbaiknya adalah program penjara tersebut, yang dimulai dua tahun yang lalu sebagai bagian dari usaha di Taiwan untuk memperluas upaya rehabilitasi di luar kerajinan dan pertukangan.
Sipir penjara Changhua, Tai Shou-nan telah begitu terkesan dengan hasil dari langkah yang baru-baru ini ia ambil yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan memperbolehkan para narapidana untuk melakukan pertunjukkan kepada 10.000 penonton di stadion setempat. Ia tidak merasa kecewa dan mengatakan bahwa respons antusias penonton membantu meningkatkan kepercayaan diri para narapidana.
“Mereka menyadari bahwa mereka tidaklah lebih rendah dari orang lain dan mereka juga memiliki potensi yang besar,” katanya.
Tai Shou-nan mencatat dengan bangga bahwa baru-baru ini U-Theatre mempekerjakan dua narapidana yang telah bebas untuk bergabung dengan barisan profesionalnya.
“Ini memberikan para narapidana lainnya harapan bahwa mereka juga akan memiliki masa depan yang cerah saat mereka bebas,” katanya.[AP, Annie Huang, 12/8/11, tr: Sum]
Kategori: Asia Oseania,Asia Timur,Taiwan
Kata kunci: kriminalitas, rehabilitasi, Zen
Penulis: