Kondisi Rusak, Situs Lumbini Didesak untuk Diperbaiki
Bhagavant.com,
Lumbini, Nepal – UNESCO telah memutuskan untuk tidak memasukkan Situs Lumbini, tempat kelahiran Sri Buddha, ke dalam daftar situs warisan yang terancam punah.
Keputusan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang dibuat pada tanggal 25 Juli 2024 ini, memberi waktu tambahan bagi otoritas Nepal untuk menangani kebutuhan restorasi taman dan vihara bersejarah tersebut, yang dilaporkan dalam kondisi rusak.
Sebagai situs ziarah penting bagi umat Buddha, Lumbini ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1997. Para ahli UNESCO baru-baru ini merekomendasikan agar situs tersebut dimasukkan ke dalam daftar terancam punah, dengan alasan “kondisi konservasi yang mengkhawatirkan” dari fitur-fitur utamanya.
Kerusakan situs tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan konservasionis internasional dan para ahli lokal.
Basanta Maharjan, seorang pakar tentang Lumbini dan Agama Buddha dari Nepal, menyampaikan kritik keras terhadap penanganan Nepal terhadap pelestarian situs tersebut.
“Sekarang Nepal memiliki satu kesempatan terakhir untuk menebus kesalahannya,” ungkapnya seperti yang dilansir Associated Press, Kamis (25/7/2024). “Lumbini penting bukan hanya bagi Nepal atau umat Buddha, tetapi juga bagi dunia dan perlu ada perbaikan segera yang dilakukan oleh otoritas Nepal.”
Keputusan untuk menempatkan situs tersebut dalam daftar terancam punah dimaksudkan untuk memobilisasi dukungan internasional bagi pelestariannya, bukan sebagai tindakan hukuman. Namun, hal itu dapat mengakibatkan situs tersebut dihapus dari daftar situs warisan UNESCO yang bergengsi jika perbaikan tidak dilakukan. Saat ini, lebih dari 50 situs terdaftar sebagai terancam punah, yang menggarisbawahi tantangan global dalam pelestarian warisan.
Keterlibatan UNESCO dalam pelestarian Lumbini merupakan bagian dari misinya yang lebih luas untuk melindungi warisan budaya dan alam di seluruh dunia. Daftar warisan organisasi tersebut mencakup lebih dari 1.100 situs dengan nilai universal yang luar biasa, dan daftar yang terancam punah merupakan alat untuk menarik perhatian kepada mereka yang terancam.
Signifikansi historis Lumbini tidak dapat dilebih-lebihkan. Sebagai tempat kelahiran Buddha, tempat ini menarik ribuan peziarah dan wisatawan setiap tahunnya, yang berkontribusi pada tatanan spiritual dan ekonomi wilayah tersebut. Fitur utama situs ini adalah Vihara Mayadevi, yang dinamai menurut nama ibunda Pangeran Siddhattha Gotama. Di sekitar vihara terdapat taman kuno, arama, dan pohon Bodhi yang sakral, yang semuanya memerlukan pemeliharaan dan konservasi yang berkelanjutan.
Situs Lumbini telah menghadapi berbagai tantangan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk infrastruktur yang tidak memadai, degradasi lingkungan, dan pendanaan yang tidak memadai untuk upaya konservasi. UNESCO sebelumnya telah memberikan panduan dan dukungan untuk mengatasi masalah ini, tetapi implementasinya tidak konsisten.
Pemerintah Nepal kini menghadapi tugas untuk mengambil tindakan tegas guna melestarikan warisan Lumbini. Ini termasuk menangani perbaikan struktural, meningkatkan fasilitas pengunjung, dan menerapkan praktik konservasi berkelanjutan. Komunitas internasional, termasuk organisasi Buddhis dan kelompok konservasi warisan, kemungkinan akan memainkan peran pendukung dalam upaya ini.
Komitmen Nepal untuk melestarikan Lumbini bukan hanya masalah kebanggaan nasional tetapi juga tanggung jawab terhadap komunitas Buddhis global. Kerusakan situs tersebut telah memicu diskusi tentang tantangan yang lebih luas yang dihadapi oleh situs warisan di negara berkembang, di mana sumber daya untuk konservasi sering kali terbatas.
Keputusan UNESCO memberikan kesempatan penting bagi Nepal untuk berkomitmen kembali pada pelestarian Lumbini. Seperti yang disoroti Maharjan, Nepal sejauh ini “benar-benar mengabaikan” peringatan UNESCO tentang kerusakan situs tersebut.
Beberapa bulan mendatang akan sangat penting dalam menentukan masa depan situs suci ini dan memastikannya tetap menjadi tempat ziarah dan penghormatan bagi generasi mendatang.
Keputusan UNESCO untuk tidak memasukkan Lumbini sebagai situs yang terancam punah menggarisbawahi perlunya tindakan yang mendesak dan efektif oleh otoritas Nepal. Dengan dukungan internasional dan fokus baru pada konservasi berkelanjutan, Lumbini dapat terus menjadi mercusuar warisan Buddhis dan simbol warisan budaya Nepal.[Bhagavant, 3/8/24, Sum]
Kategori: Arkeologi,Nepal
Kata kunci: Lumbini
Penulis: