Ketika Aktor India Mencoba Kehidupan Samanera Sementara

Bhagavant.com,
Bangkok, Thailand – Sebuah kisah di balik aktor India, Gagan Malik yang mencoba kehidupan sebagai samanera sementara di Bangkok, Thailand.

Ketika Aktor India Mencoba Kehidupan Samanera Sementara

Aktor India Gagan Malik, yang memperoleh ketenaran internasional ketika ia memerankan tokoh sebagai Buddha Gautama dalam film tahun 2014 di Sri Lanka yang berjudul Sri Siddhartha Gautama, membuat sorotan ketika ia memutuskan untuk mengenakan jubah kebhikkhuan untuk menjadi seorang samanera (calon bhikkhu) sementara selama dua minggu di Vihara That Thong (Wat That Thong) yang terkenal di Bangkok.

Masa menjadi samanera sementara selama 15 hari telah berlalu sejak 10 Februari 2022, tetapi Malik (sekarang dipanggil Asoka) tampaknya belum melepaskan jubahnya. Ia kini telah pulang ke India sebagai samanera sementara, lengkap dengan jubah oranye dan kepala tanpa rambut, dan berencana mengunjungi berbagai kota di India, pada akhir bulan Maret lalu.

Salah satu tempat yang dikunjunginya saat kembali dari Thailand adalah Maha Vihara Mahabodhi di Bodh Gaya. Pada Rabu (30/3/2022), dalam jubah bhikkhu ia melakukan puja dan mempersembahkan kheer (puding nasi susu) di hadapan rupaka Buddha di ruang tersuci di Maha Vihara Mahabodhi.

Ia juga berencana untuk berbagi apa yang telah ia pelajari dengan para bhikkhu di Thailand, dan kemudian kembali ke Bangkok, untuk melanjutkan perpanjangan masa samanera sementaranya.

“Saya telah belajar banyak, tetapi saya perlu belajar lebih banyak lagi. Itu sebabnya saya berencana pergi ke hutan untuk belajar meditasi Vipassana. Perjalanan saya masih panjang,” katanya seperti yang dilansir Deccan Chronicle, Rabu (30/3/2022).

“Sebelumnya, bahkan duduk diam untuk waktu yang lama pun sulit bagi saya,” aku Malik. “Tapi saya telah meningkatkan semua itu. Penguasaan napas adalah tugas penting lainnya, yang sedang saya kerjakan.”

“Ini bukan olahraga tentang ketangguhan, seperti karate,” kata Malik. “Ini tentang konsentrasi dan fokus,” jelas Malik saat ditanya mengenai bagian terberat dari hidup kebhikkhuan.

Dia menggambarkan meditasi sebagai “obat untuk kesehatan yang baik”. Namun Dhammalah yang dia anggap sebagai ciri terpenting Agama Buddha.

“Dhamma Buddha bukan tentang agama, ini tentang meningkatkan kehidupan seseorang,” kata Malik, menambahkan, “Agama Buddha bukan tentang agama, ini tentang kemanusiaan. “Jika Anda mengikuti Dhamma, Anda bisa menjadi individu yang lebih baik, baik Anda Hindu atau memeluk agama lain,” katanya. Dan itulah mengapa dia tidak berpikir bahwa rencananya untuk menyebarkan Dhamma di India akan dianggap sebagai “beralihkeyakinan”.

“Ini hanya tentang kesadaran, untuk menjadi manusia yang lebih baik,” kata Malik.

Malik merasa bahwa pelajaran Dhamma harus diberikan kepada anak-anak kecil di sekolah. “Usia 5-13 tahun sangat penting bagi seorang anak. Cinta, kedamaian dan kasih sayang adalah kualitas yang harus ditanamkan di dalamnya. Juga, kebiasaan memberi.”

Itulah sebabnya ketika dia memulai Lotus World Project di Sri Lanka pada tahun 2014, tahun ketika dia memeluk Agama Buddha, Malik membagikan buku kepada anak-anak agar mereka dapat mencatat perbuatan baik mereka setiap hari. Dia menyebutnya “proyek satu hari satu perbuatan baik”.

“Dhamma harus diajarkan sebagai mata pelajaran, seperti Sains atau Matematika, dan mereka juga harus memiliki kelas ‘praktis’,” katanya.

Salah satu hukum Agama Buddha yang paling penting, baginya, adalah Hukum Ketidakkekalan (Pali: anicca). Malik percaya bahwa pandemi baru-baru ini telah menarik perhatian terhadap hukum ini, di seluruh dunia. “Semuanya, dari kesehatan hingga lingkungan, hingga interaksi manusia, selama Covid, mengajarkan sesuatu tentang Hukum Ketidakkekalan,” katanya.

Malik mengakui bahwa itu adalah kurva pembelajaran yang sangat besar baginya, untuk bergerak melalui begitu banyak profesi – pengusaha, pemain kriket (ia bermain untuk kompetisi Ranji Trophy) dan bisnis pertunjukan, termasuk modeling. Dia adalah seorang bintang TV dan aktor film.

“Mereka hanya fase yang berbeda melalui perjalanan hidup,” katanya sederhana.

Puncaknya, tentu saja, datang ketika dia terpilih untuk memainkan peran utama dalam film The Buddha, di Sri Lanka, setelah lebih dari 300 orang mengikuti audisi untuk film itu dari seluruh dunia. Saat itulah hidupnya berubah menjadi baru.

“Kisah hidupnya (Sri Buddha) benar-benar membuat saya tersentuh. Saya punya banyak pertanyaan, dan menginginkan jawabannya.”

Saat itulah Malik memutuskan untuk masuk Agama Buddha. Aktor itu mengatakan dia tersentuh oleh tanggapan luar biasa terhadap film tersebut di seluruh dunia. Semua orang, mulai dari Presiden hingga pemimpin bhikkhu Sri Lanka, menghadiri pembukaan tersebut.

Dia menerima banyak penghargaan, termasuk penghargaan dari PBB, selama Festival Film Buddhis Dunia yang diadakan oleh PBB. Dengan demikian, pelatihan kebhikkhuannya baru-baru ini di Bangkok hanyalah perpanjangan dari keyakinan Buddhisnya yang telah dimulai hampir satu dekade lalu.

Malik mengakui bahwa, bagi seorang aktor, “aset utamanya adalah penampilannya”, dan tidak mudah baginya untuk mencukur rambut dan alisnya, dan mengenakan jubah bhikkhu.

“Tetapi itu adalah bagian dari komitmen total saya pada Dhamma,” katanya.

“Saya bukan superstar seperti Shah Rukh Khan, jadi itu tidak masalah bagi saya,” kata Malik sederhana saat ditanya apakah mudah untuk berubah dari seorang bintang menjadi seorang samanera. Malik juga telah memulai sebuah organisasi, proyek 13 Ratana Bhoomi di Bangkok, yang merupakan tempat terpadu, termasuk sebuah situs, bagi orang-orang untuk belajar tentang Agama Buddha.

Bagian dari proyek ini adalah mengumpulkan banyak rupaka Buddha untuk didistribusikan di India. Malik menginformasikan bahwa ia telah mempersembahkan sebanyak 60 rupaka kepada umat Muslim di Bodh Gaya, kota suci umat Buddha di India, yang sering ia kunjungi.

“Ini tidak akan mudah, tetapi akhir-akhir ini saya hanya memilih film dengan pesan, dan itu akan terus berlanjut!” dia menjawab saat ditanya apakah mudah bagi aktor untuk kembali ke “pekerjaannya” sebagai bintang film, setelah kehidupan spiritualnya sebagai samanera. Dia berbagi bahwa istrinya juga sangat spiritual, dan mendukung sepenuhnya dalam fase kesamaneraannya.

Tak perlu dikatakan, orang India yang sangat dia kagumi adalah Kaisar Ashoka, yang menyebarkan Agama Buddha ke seluruh dunia, dan Dr. Babasaheb Ambedkar, yang menghidupkan kembali agama Buddha di negara tersebut.

Menurut Malik, Mayawati, yang menjabat sebagai menteri utama Uttar Pradesh selama empat periode, beragama Buddha. “Perdana Menteri kami juga mengagumi Agama Buddha,” katanya.

Malik baru saja membuat lagu tentang Agama Buddha, yang akan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, termasuk Hindi, Bengali, Thai, Vietnam, dan Sinhala.

“Tentu saja. Agama bukan sekedar cap yang Anda dapatkan ketika Anda lahir. Perlu dipahami maknanya yang benar, salah satunya bukan untuk menyakiti orang lain tetapi untuk berbelas kasih,” ungkapnya saat ditanya mengenai apakah kerusuhan komunal baru-baru ini di India, negaranya mengganggunya.

Dia tidak melihat sesuatu yang kontradiktif dalam dirinya memainkan peran Rama (dewa dalam Agama Hindu), di Zee TV. “Saya terlahir sebagai seorang Hindu, dan kisah-kisah Rama adalah bagian penting dari jiwa saya,” katanya.

Sama seperti kisah-kisah Sri Buddha kini menjadi penting baginya. “Orang-orang khawatir tentang masa lalu, yang sudah selesai. Mereka khawatir tentang masa depan, yang tidak bisa kita prediksi. Mari kita perhatikan saat ini, dan buat setiap momen berharga,” katanya.

Dia menambahkan bahwa “berkesadaran penuh” juga berarti memperhatikan orang lain. “Perang bukanlah jawaban,” kata Malik, mengacu pada perang saat ini di Ukraina. “Kita semua saling membutuhkan. Kedamaian dan kasih sayang adalah satu-satunya jawaban yang penting hari ini.”[Bhagavant, 2/4/22, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Asia Tenggara,India
Kata kunci:
Penulis: