Korsel dan Korut Adakan Puja Bakti Vesak 2562 EB Bersama-sama

Bhagavant.com,
Seoul, Korea Selatan – Umat Buddhis Korea Selatan dan Korea Utara bergabung menyelenggarakan puja bakti Hari Vesak 2562 EB pada Selasa pekan lalu (22/5/2018).

Seorang bhiksu mengangkat seorang samanera kecil dalam pemandian rupaka bayi Pangeran Siddhartha pada puja bakti Vesak 2562 EB, Selasa (22/5/2018)
Seorang bhiksu mengangkat seorang samanera kecil dalam pemandian rupaka bayi Pangeran Siddhartha pada puja bakti Vesak 2562 EB, Selasa (22/5/2018). Foto: asianews.it

Dengan disemarakkan oleh ribuan lampion berwarna-warni, para samanera kecil, umat Buddhis dari kedua Korea bergabung bersama untuk merayakan Hari Vesak.

Sangha Jogye Korea Selatan dan Federasi Buddhis Korea Utara memutuskan untuk memperingati Hari Vesak bersama setelah pertemuan bersejarah 27 April antara Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Awal bulan ini, Federasi Buddhis Korea Utara mengirim teks puja ke mitra Korea Selatan mereka. Teks puja itu dibacakan secara bersamaan oleh anggota kedua kelompok selama berlangsungnya puja bakti mereka.

Dalam teks puja tersebut berbunyi bahwa Deklarasi Panmunjom adalah suar yang mengumumkan awal sejarah baru dan tengara untuk membuka era baru penyatuan otonom dan menghubungkan orang-orang yang terpecah (Korea Selatan dan Utara).

Ini adalah pertama kalinya dalam tiga tahun organisasi Buddhis Korea Utara dan Selatan mengadopsi puja bakti bersama dalam perayaan Hari Vesak.

Puja bakti Vesak 2562 EB di Vihara Jogye, Selasa (22/5/2018)
Puja bakti Vesak 2562 EB di Vihara Jogye, Selasa (22/5/2018). Foto: asianews.it

Sekitar sepuluh ribu bhiksu, bhiksuni, dan umat awam berkumpul di Vihara Jogye, vihara utama Sangha Jogye di pusat kota Seoul. Mereka berkumpul untuk berpuja bakti bagi kedamaian dan menyaksikan peristiwa itu. Di antara mereka hadir Y.M. Jinje, Sangharaja tradisi Jogye Korea Selatan, dan Y.M. Seoljeong, kepala administrator Sangha Jogye.

Dalam pidato utamanya, Y.M. Jinje menyambut era perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea. Ia mengekspresikan harapan yang berkembang untuk perdamaian setelah KTT antar-Korea dan adopsi Deklarasi Panmunjom. Ia meminta semua warga Korea untuk menyingkirkan hati mereka dari ketidakpercayaan dan konflik melalui mediasi dan untuk memulihkan rasa persatuan melalui saling pengertian.

Dalam pidatonya, Y.M. Seoljeong mendorong semua warga Korea Selatan, terlepas dari posisi atau kelas politik mereka, untuk menjadi satu dalam membawa perdamaian ke Semenanjung Korea.

Hari Vesak di Korea Utara dikenal dengan nama Chopail (초파일), yang kadang-kadang ditetapkan sebagai hari libur umum.[Bhagavant, 30/5/18, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Korea Selatan,Seremonial
Kata kunci: ,
Penulis: