Buddhis Zaman Now Baca Sutra Pakai Muyu Digital
Bhagavant.com,
Tokyo, Jepang – Sebuah perusahaan Jepang memperkenalkan sebuah purwarupa muyu digital untuk membantu dalam kegiatan puja bakti Buddhis.

Salah satu tradisi Buddhis di Asia Timur adalah menggunakan muyu (Jpn: mokugyo – ikan kayu) saat membaca sutra, dharani atau pun mantra. Muyu adalah sebuah alat perkusi yang umumnya terbuat dari kayu (namun bisa dari material apa saja) yang diketuk. Tujuan menggunakannya adalah untuk berkonsentrasi dan menjaga irama dalam pelafalan teks-teks suci tersebut.
Awalnya muyu berbentuk ikan yang merupakan simbol dari Kesadaran Penuh, yang mengingatkan penggunanya untuk berkonsentrasi pada apa yang dilafalkan. Namun muyu sekarang bentuknya sedikit bundar dengan lubang di tengahnya.
Salah satu sutra yang populer bagi Buddhis di Asia Timur yang memperaktikan tradisi Mahayana adalah Prajñāpāramitā Hṛdaya Sutra (Jpn: 般若心経, Bōrě xīn jīng – Sutra Hati). Ketika dilafalkan dalam bahasa Jepang, sutra ini diucapkan seperti serangkaian suku kata yang pendek. Bagi mereka yang tidak hafal tentu harus menggunakan teks untuk memastikan mereka tidak melewatkan bagian manapun.

Dengan kondisi melihat teks sutra yang kecil sekaligus mengetuk muyu dengan tepat, tentu cukup menyulitkan. Untuk itu Tokyo Flip-Flop (TFF), sebuah perusahaan indie pengembang inovasi memperkenalkan apa yang mereka sebut muyu digital (Jpn: デジタル木魚, dejitaru mokugyo). Dengan muyu digital ini pelafalan sutra menjadi lebih mudah seperti layaknya berkaraoke.
Cara kerja muyu digital ini sangat sederhana. Muyu dihubungkan dengan sebuah layar digital yang berisi program digital sebuah sutra (misalnya Sutra Hati), sehingga setiap muyu diketuk maka sebuah suku kata yang akan dilafalkan selanjutnya muncul pada layar.
Pada sebuah video tentang demo purwarupa muyu digital tersebut yang dikirimkan oleh akun Twitter TFF @tokyo_ff, saat muyu diketuk tampak pada layar teks Sutra Hati dalam bentuk huruf kanji (huruf Tionghoa) yang ekstra besar. Di kiri huruf kanji besar tersebut terdapat suku kata yang telah dibaca, dan di kanan suku kata yang belum dibaca. Selain itu di atas huruf kanji juga tampak huruf furigana untuk menunjukkan cara melafalkan suku kata tersebut dalam bahasa Jepang.
Dalam cuitannya pada akhir tahun lalu, TFF mengatakan mengundang para bhiksu untuk mencoba barang tersebut dalam puja bakti sehari-hari mereka. TFF juga mengundang para bhiksu untuk bekerja sama mengembangkan generasi baru produk Buddhis digital tersebut.
Cuitan beserta video demo tersebut ditanggapi positif oleh warganet Jepang. Ada warganet yang mengatakan produk tersebut seperti layaknya karaoke. Ada juga yang berkomentar bahwa produk ini pasti akan disukai oleh para rekan bhiksunya meskipun mereka telah hafal melafalkan sutra dalam batin. Serta ada yang meminta produk ini dijadikan aplikasi untuk ponsel pintar. Apa komentar Anda mengenai produk ini?[Bhagavant, 13/1/18, Sum]
Kategori: Jepang,Teknologi
Kata kunci: Mahayana
Penulis: