Ini Alasan Retret Buddhis Kian Populer di Tiongkok

Bhagavant.com,
Guangdong, Tiongkok – Retret Buddhis di vihara-vihara di Tiongkok kian populer dan mengalami peningkatan yang cukup berarti dalam jumlah peserta pada beberapa tahun belakangan ini.

Kegiatan meditasi dalam retret di Vihara Zen Donghua, Guangdong, Tiongkok.
Kegiatan meditasi dalam retret di Vihara Zen Donghua, Guangdong, Tiongkok. Foto: donghuasi.org

Vihara Zen Donghua di Guandong adalah salah satu vihara yang merasakan peningkatan jumlah peserta retret. Staf Vihara Donghua mengatakan bahwa permintaan atas retret telah meningkat dan vihara mendapatkan ratusan pendaftar untuk 40 lowongan pada setiap bulannya.

“Orang-orang yang datang ke vihara kami sebagian besar adalah para pekerja kerah putih, eksekutif bisnis, dan para umat,” kata seorang relawan vihara seperti yang dilansir South China Morning Post, Senin (28/12/2015).

Peningkatan jumlah peserta retret Buddhis khususnya di vihara-vihara Zen dikatakan oleh para analis sebagai cerminan dari kekosongan spiritual yang dirasakan dalam diri banyak warga Tiongkok setelah tiga dekade pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat. Dan retret Buddhis memberikan orang-orang kelegaan sejenak dari kehidupan modern yang sibuk. Inilah mengapa retret Buddhis kian populer dan mengalami peningkatan peserta.

“Saat ekonomi berkembang, lebih banyak orang dapat memenuhi kebutuhan materi mereka tetapi mereka menghadapi masalah baru dengan kehidupan. Banyak yang merasa kehilangan ketika mereka mencoba untuk menemukan makna dan nilai dari kehidupan,” kata Profesor Li Lian, Kepala Pusat Penelitian Buddhis di Universitas Northwest di Xian.

Prof. Li mengatakan bahwa retret memberikan kelegaan dan kenyamanan bagi para pencari kehidupan.

Zhang Zong, seorang peneliti terhadap Agama Buddha dari Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, mengatakan bahwa retret lebih baik daripada buku-buku inspirasional karena retret memberi manfaat baik untuk jasmani maupun batin.

“Meditasi dilakukan di bawah instruksi dari para guru Buddhis, yang merupakan kunci bagi seluruh pengalaman,” kata Zhang.

Zhang mengaitkan kepopuleran retret Buddhis dengan sejarah Tiongkok dan kebangkitan kebudayaan Buddhis belakangan ini.

“Pembangunan vihara-vihara dan popularitas retret Buddhis semua mencerminkan kebangkitan Agama Buddha di Tiongkok,” kata Zhang.

Hal ini berbeda sekali dari Revolusi Kebudayaan di Tiongkok ketika ribuan vihara dihancurkan dan banyak umat Buddha yang dianiaya.

Li dari Universitas Northwest mengatakan bahwa Tiongkok dibatasi oleh ideologi komunis, dan Agama Buddha memiliki masa depan yang menjanjikan di negeri ini.

Tidak ada angka resmi dari Pemerintah Tiongkok mengenai jumlah umat Buddha di negara tersebut tetapi Pew Research Centre memperkirakan ada lebih dari 244 juta pada tahun 2010, setengah total di umat Buddha di seluruh dunia.

Meskipun retret Buddhis mengalami peningkatan, namun tidak luput dari kritikan para kritikus terutama bagi beberapa vihara yang mencoba untuk memasang tarif tinggi dalam program retretnya.

“Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa vihara akan membebankan biaya untuk retret mengingat ekonomi pasar saat ini. Tapi biayanya tidak seharusnya kelewat tinggi, dan dalam Agama Buddha, kami tidak berharap untuk menjual Zen sebagai komoditas,” kata Li.

Retret Buddhis biasanya dilakukan selama tujuh hari dan para peserta melakukan berbagai program retret, yang utama adalah meditasi.[Bhagavant, 29/12/15, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Penyembuhan dan Spiritualitas,Tiongkok
Kata kunci:
Penulis: