Protes Buddhis Terkait Ledakan di Vihara Mahabodhi

Gerakan BuddhisBhagavant.com,
Bangkok, Thailand – Sekitar 400 umat Buddha dan bhikkhu melakukan unjuk rasa damai di kantor perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Kedutaan Besar India di Bangkok, pada Rabu (10/7) menuntut pengamanan bagi kompleks Vihara Mahabodhi yang bersejarah setelah terjadi serangan bom pada Minggu pagi.

Para pengunjuk rasa lintas negara Asia Selatan dan Tenggara yang diprakarsai oleh Persaudaraan Pemuda Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhists Youth – WFBY) mengecam serangan terhadap Vihara Mahabodhi yang melukai setidaknya 2 orang pada Minggu (7/7).

Protes umat Buddha di Thailand pada Rabu (10/7) terkait ledakan di Vihara Mahabodhi. Foto:  Facebook World Fellowship of Buddhist Youth
Protes umat Buddha di Thailand pada Rabu (10/7) terkait ledakan di Vihara Mahabodhi. Foto: Facebook World Fellowship of Buddhist Youth

Seperti yang dilansir DPA, Rabu (10/7), mengirim surat kepada PBB dan pemerintah India mendesak perlindungan yang lebih baik terhadap situs Warisan Dunia dan Vihara Mahabodhi di Bihar, juga di India.

”Mahabodhi seperti jantung umat Buddha di seluruh dunia, jadi pemboman tersebut mengejutkan,” kata Pornchai Pinyapong, Ketua WFBY.

”Kami ingin pemerintah India untuk lebih serius melindungi dan memperbaiki beberapa bagian yang rusak,” katanya.

Polisi India pada hari Senin menahan satu tersangka sehubungan dengan pemboman tersebut namum belum membuat tuduhan.

“Ada 16 CCTV di vihara tersebut tapi hanya satu yang berfungsi,” kata Pornchai memberikan salah satu contoh dari apa yang ia katakana sebagai lemahnya tingkat keamanan di situs tersebut.

Di Sri Lanka, para bhikkhu dalam negeri dan luar negeri juga melakukan protes di luar kantor Komisi Tinggi India di Colombo, menuntut keamanan ekstra bagi vihara tersebut.

Para bhikkhu dari Thailand, Laos, birma, Bangladesh dan Vietnam bersama-sama dengan para bhikkhu Sri Lanka, berunjuk rasa selama lebih dari satu jam sebelum akhirnya menyerahkan sebuah perisi kepada para pejabat komisi tersebut.

Ribuan umat Buddha di Ladakh melakukan aksi protes damai pada Senin (8/7) mengecam serangan di Vihara Mahabodhi . Foto: Facebook World Fellowship of Buddhist Youth.
Ribuan umat Buddha di Ladakh melakukan aksi protes damai pada Senin (8/7) mengecam serangan di Vihara Mahabodhi . Foto: Facebook World Fellowship of Buddhist Youth.

”Kami ingin pemerintah India untuk memberikan perhatian tambahan untuk melindungi tempat-tempat kepentingan Buddhis seperti Vihara Mahabodhi,” kata Bhikkhu Galagoda Aththe Gnanasara dari organisasi Buddhis Bodu Bala Sena.

Sementara itu, sebelumnya pada Senin (8/7), protes damai dilakukan oleh ribuan umat Buddha di kota Leh, Ladakh, di negara bagian Jammu dan Kashmir, yang dimulai dari Vihara Chowkhang dan berakhir di lapangan Polo. Dengan banyaknya orang, membuat kota Leh ditutup untuk sementara antara pukul 11.00 hingga 16.00 waktu setempat.

Mereka menyampaikan memorandum ke Dewan Pengembangan (Development Council – DC) otonomi daerah untuk mempercepat investigasi dan untuk menyerahkan pengelolaan Vihara Mahabodhi kepada komunitas Buddhis.

Pengunjuk rasa yang juga terdiri dari pemimpin lintas agama juga menuntut pemerintah negara bagian Bihar dan pemerintah India untuk menjamin keselamatan dan keamanan situs warisan dunia tersebut di masa mendatang sehingga tidak ada elemen-elemen anti sosial yang dapat diperkenankan melakukan tindakan tersebut. Demikian yang dilansir Reach Ladakh, Selasa (9/7).

”Hari ini kami ingin mengirimkan pesan kepada dunia bahwa elemen anti sosial tidak akan berhasil. Kami berharap agar yang terluka cepat sembuh,” kata Rinchen Namgyal, Presiden Asosiasi Pemuda Buddhis Ladakh.

Sheikh Saif-u-din, Presiden organisasi Islam Anjuman moin-ul-Islam, mengatakan, “Kami sangat mengecam keras serangan tersebut dan menginginkan percepatan investigasi dan juga pemerintah India harus ikut campur dalam hal ini. Ladakh adalah contoh kerukunan komunitas bagi dunia. Kapan pun ada beberapa masalah, kedua komunitas bekerja sama dan menyelesaikan permasalahan itu. Dengan berkah Dalai Lama kerukunan komunitas kami adalah teladan dan akan diperkuat di masa mendatang dan tidak ada orang jahat yang dapat merusak kerukunan tersebut. Peringatan telah diberikan kepada pemerintah mengenai serangan tersebut, namun sayangnya tidak ada rencana yang dibuat. Ini adalah noda besar bagi pemerintah Bihar.”

”Ketika kami mendengar berita tersebut, mengejutkan bagi kami karena orang seperti itu tidak mengikuti agama apa pun. Saya sangat mengecam serangan itu. Untuk ke depannya, mereka harus memastikan keamanan yang memadai,” kata Ashraf Ali Barchapa, President organisasi Islam Anjuman-e-Imamia.

Pada jam 7 malamnya sebuah pawai lilin juga diadakan untuk memprotes serangan tersebut.

Di hari yang sama di Bangladesh, berlokasi di kampus Universitas Chittagong , Asosiasi Mahasaiswa Buddhis Universitas Chittagong dipimpin oleh Dr. Gyana Ratna, seorang Profesor bahasa Pali dan ketua asosiasi tersebut menyelenggarakan protes mengecam serangan yang disebut sebagai serangan teroris di Bodh Gaya.

Dalam siaran persnya, Minggu (7/7/2013), para delegasi yang hadir di Konferensi Global Buddhisme Ke-8 yang telah diselenggarakan pada 6-7 Juni 2013 di Singapura, menyampaikan resolusi atas pemboman di Bodh Gaya.

”Kami sangat sedih namun kami memaafkan mereka yang bertanggung jawab atas pengeboman Vihara Mahabodhi di Bodh Gaya. Kalian dapat merusak vihara terpenting di Buddhisme tapi kalian tidak bisa menghancurkan keyakinan kami pada pengampunan dan belas kasih,” demikian yang dikutip dari situs Buddhist Fellowship.

Vihara Mahabodhi adalah salah satu situs Warisan Dunia yang ditetapkan oleh badan PBB, UNESCO pada tahun 2002. Namun sampai saat berita ini diturunkan, belum ada tanggapan apapun dari badan internasional tersebut mengenai kejadian ini.[Bhagavant, DPA, RL, 11/7/13, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Gerakan Buddhis,Solidaritas Buddhis
Kata kunci:
Penulis: