Festival Lentera Lotus Sebagai Budaya Tak Benda Korea
BTN,
Seoul, Korea Selatan – Festival Lentera Lotus atau Yeon deung hoe dalam bahasa Korea, ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda No. 122 oleh Lembaga Warisan Budaya Korea.
Dan sekarang, Ordo Jogye, salah satu tradisi Buddhisme Korea mengumumkan bahwa Yeon deung hoe, sebuah festival lentera lotus yang diselenggarakan oleh umat Buddha juga merupakan kandidat untuk penetapan sebagai Memori Dunia UNESCO (UNESCO Memory of the World), kata lembaga budaya tersebut.

Yeon deung hoe awalnya dimulai sebagai sebuah tradisi Buddhis yang diadakan pada hari Daeboreum, hari bulan purnama pertama dari tahun baru penanggalan lunar, yang penyelenggaraannya dimulai pada Kerajaan Silla (57 SM – 935 M). Seremoni keagamaan tersebut sekarang menjadi sebuah acara tahunan untuk merayakan hari kelahiran Sang Buddha di pusat kota Seoul dimana sebuah parade lentera dan pekan raya jalanan diadakan.
Ordo Jogye berencana untuk menciptakan sebuah kantor dan mempekerjakan lebih banyak orang di dalam kantor pusat Ordo Jogye untuk mendorong Yeon deung hoe agar ditetapkan sebagai Memori Dunia UNESCO.
Sebelum festival tersebut ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda, banyak umat Protestan dan Kristiani melakukan protes menentang acara ini, namun sekarang pemerintah Korea mengumumkan dukungan mereka bagi festival tersebut.
Menteri Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata, Choi Kwang sik, mendesak komite UNESCO “…untuk mengalami tiga festival dunia lainnya, dan berkunjung ke Korea untuk mengalami dan menikmati Ferstival Lentera bersama kami, dan untuk mempromosikan dan mendukung secara aktif festival lentera tersebut.”[Emi Hayakawa, BTN, 27/4/12, tr: Sum]
Kategori: Korea Selatan,Seremonial
Kata kunci: festival Buddhis
Penulis: