Pindapatta Waisak 2555 B.E / 2011 Oleh STI

Pindapatta BhikkhuBhagavant.com,
Jakarta, Indonesia – Beberapa minggu ke depan, umat Buddha di Indonesia akan memperingati Hari Raya Vesak atau Waisak 2555 B.E (Buddhist Era) yang secara internasional jatuh pada Selasa, 17 Mei 2011.

Beberapa persiapan dan kegiatan untuk menyambut hari Trisuci tersebut telah dilakukan, di antaranya seperti kegiatan Sebulan Pendalaman Dhamma (SPD) di beberapa vihara dan bakti sosial.

Di antara rangkaian kegiatan dalam rangka menyambut Vesak yang mungkin ditunggu-tunggu oleh umat Buddha, khususnya di Jakarta adalah kegiatan pindapatta yang dilakukan oleh bhikkhu sangha.

Dengan mengusung tema: “Kedamaian Cahaya Kebenaran”, Sangha Theravada Indonesia (STI) mengadakan kegiatan pindapatta para bhikkhu yang akan dilaksanakan pada Minggu, 1 Mei 2011, pukul 06.00 – 10.00 WIB, di Jakarta.

Seperti pada tahun lalu, kegiatan pindapatta ini akan diikuti oleh sekitar 30 orang bhikkhu dan samanera, dengan rute: dimulai dari Museum Fatahillah (depan BNI) – Bios – Pintu Besar Selatan – Hayam Wuruk – Harco – Lindeteves, kemudian berputar ke Jl. Gajah Mada – Pintu Besar Utara – kemudian kembali menuju Taman Fatahillah.

Kegiatan pindapatta yang bertepatan dengan Hari Buruh Internasional ini, rencananya akan diakhiri dengan rangkaian kegiatan bakti sosial seperti: pengobatan gratis, donor darah, pasar murah, dan pemberkahan. Kegiatan bakti sosial ini dimulai pada pukul 09.00 – 12.00 WIB.

Berdasarkan pada pengalaman pada tahun sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para umat yang hendak mengikuti kegiatan pindapatta tersebut, demi keamanan dan kenyamanan bersama, antara lain:

  1. Membawa topi atau payung untuk mengatasi sinar matahari.
  2. Membawa tempat duduk kecil atau sejenisnya yang digunakan untuk duduk menunggu giliran berdana khususnya bagi mereka yang sudah lanjut usia atau sakit. Jika selesai digunakan dapat dibawa kembali.
  3. Umat tidak perlu berkumpul di satu titik untuk memberikan dana, namun bisa menunggu di sepanjang tepi jalan dari rute yang akan dilalui oleh para bhikkhu.
  4. Sesaat akan memberikan dana, umat dihimbau untuk melepaskan topi dan juga alas kaki serta bersikap anjali sebagai bentuk penghormatan kepada Sangha Bhikkhu.
  5. Umat diharapkan tidak memilih-pilih individu bhikkhu yang akan diberikan dana, karena pada hakikatnya kita berdana kepada sangha bukan kepada pribadi bhikkhu secara perorangan.
  6. Saat berdana, umat diharapkan mengucapkan dalam batin (hati), “semoga sangha bhikkhu sudi menerima persembahan saya”.
  7. Bagi umat yang berdana uang, dihimbau tidak memasukkannya ke dalam mangkuk (pata) para bhikkhu, tapi diserahkan kepada para pendamping bhikkhu (panitia).
  8. Bagi umat yang sudah berdana, diharapkan untuk keluar dari barisan dan memberikan kesempatan bagi umat lain yang belum berdana.

Hasil pindapatta tidaklah dikonsumsi sendiri oleh anggota sangha, namun digunakan untuk kegiatan bakti sosial yang diadakan setelah kegiatan pindapatta tersebut dilakukan. [Bhagavant,26/4/11,Sum]

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:

Ibu Djudjun (081586108883)
Bp. Fandy (021 68285822)
Bp. Afung (021 91902277)

Rekomendasikan:

Kategori: Asia Oseania,Asia Tenggara,Indonesia,Seremonial
Kata kunci: , , ,
Penulis: