Fasos Vihara Siripada Belum Dikembalikan
Bhagavant.com
Tangerang, Banten, Indonesia – Meskipun pembangunan telah dihentikan setelah sempat mendapat aksi demo oleh umat Buddha pada bulan Januari lalu, namun sampai sekarang lahan Fasilitas Sosial (Fasos) yang diserobot oleh pihak Hotel Fiducia masih belum dikembalikan kepada Vihara Siripada sebagai pemilik yang sah.
Bermula pada penyerahan sebuah lahan yang diserahkan oleh Pengembang Villa Melati Mas sebagai kewajiban pengembangan daerah kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang, tanah yang semula seluas 3257 meter persegi ini berdasarkan SK Bupati no. 593/Kep.24-Huk/2006 tanggal 9 Februari 2006 dinyatakan sebagai tanah Fasos milik Vihara Siripada.
Namun belakangan, diduga oknum pengembang dan oknum Pemda melakukan usaha tukar guling dengan cara memecah lahan dan sertifikat induk dari lahan Fasos tersebut.
Indikasi pelanggaran hukum dari masalah ini muncul ketika terdapat kejanggalan dimana pada tahun 2008 telah terbit lagi Surat Pemberitahuan dari bupati bahwa tanah Vihara adalah 1.964 meter persegi bukan 3.257 meter persegi. Dan sisa lahan seluas 1.293 meter persegi yang sebenarnya milik Vihara Siripada, direncanakan akan dibangun Hotel Fiducia.
Bahkan meskipun belum memiliki IMB dan ijin lingkungan terdekat terutama oleh pihak Vihara Siripada, pembangunan hotel sudah dimulai bahkan sudah pada pondasi tingkat 2. Hal ini jelas merupakan suatu pelanggaran hukum dan pihak Vihara Siripada merasa keberatan dan berusaha berjuang untuk mendapatkan haknya kembali dengan melayangkan surat permohonan penyelesaian masalah ini kepada Bupati Tangerang.
Namun sampai sekarang Pemda Tangerang belum juga menangani masalah ini dengan serius. Fasos milik Vihara Siripada belum juga dikembalikan sebagaimana mestinya.
Jika dalam situs resmi Pemerintah Kota Tangerang terdapat himbauan agar masyarakat membudayakan hidup bersih di lingkungan masing-masing, apakah hidup bersih hanyalah secara lahiriah saja?
Apakah Pemda Tangerang juga memperhatikan kebersihan batiniah setiap masyarakat termasuk membersihkan batin jika ada oknum pejabat yang korup? Bukankah kebersihan batin jauh lebih penting daripada kebersihan fisik semata? Bukankah dengan bersih batin maka seseorang secara otomatis akan menjaga lingkungan?
Kategori: Asia Oseania,Asia Tenggara,Gerakan Buddhis,Indonesia,Solidaritas Buddhis
Kata kunci: Banten, diskriminasi, diskriminasi agama, fasilitas sosial, Vihara Siripada
Penulis: