Dalai Lama, Arti Jihad, dan Peran Kaum Muda dalam Perdamaian

Bhagavant.com,
Washington, D.C, Amerika Serikat – Sehari setelah penembakan massal di sebuah kelub malam di Orlando, Amerika Serikat, yang memakan korban 49 orang dan 53 orang terluka, Y.M. Dalai Lama Ke-14 menjelaskan arti jihad dan peran kaum muda dalam perdamaian.

"Kita harus hidup di planet kecil ini ... jadi lebih baik hidup secara harmonis, bahagia dengan rasa persaudaraan. Tidak ada pilihan lain," kata Y.M. Dalai Lama Ke-14 di U.S. Institute of Peace in Washington, Senin (13/6/2016) .
“Kita harus hidup di planet kecil ini … jadi lebih baik hidup secara harmonis, bahagia dengan rasa persaudaraan. Tidak ada pilihan lain,” kata Y.M. Dalai Lama Ke-14 di U.S. Institute of Peace in Washington, Senin (13/6/2016) . Foto: tangkapan layar Youtube

Penjelasan tersebut disampaikan saat Y.M. Dalai Lama menghadiri sebuah forum dialog “To End Violence, Engage Youth” (Melibatkan Kaum Muda untuk Mengakhiri Kekerasan) di Institut Perdamaian Amerika Serikat (United States Institute of Peace – USIP), pada Senin (13/6/2016) di Washington, D.C, Amerika Serikat.

“Seperti yang baru Anda (moderator) sarankan, karena tragedi yang sangat serius ini … di Orlando, mari kita berdoa,” ajaknya kepada para pendengar saat ia menempati tempat duduknya di acara yang dipandu oleh Presiden USIP, Nancy Lindborg, dan dihadiri oleh aktor Hollywood, Richard Gere.

Setelah selesai berdoa, sambil tertawa beliau menyebut dirinya sebagai seorang bhiksu yang cukup skeptis (kurang percaya) terhadap efek dari doa.

“Perubahan atau efek nyata datang melalui … tindakan … tindakan serius secara berkesinambungan tanpa kehilangan tekad atau keberanian kita dan membuat upaya dalam menghadapi rintangan, dan selain itu sedikit doa, itu OK, tidak menyakitkan,” katanya.

“Sebaliknya tanpa tindakan, hanya duduk dan berdoa dan berdoa, … saya agak skeptis,” ujarnya dalam tayangan video Youtube dari akun USIP.

Y.M. Dalai Lama mengunjungi USIP untuk berbicara tentang usahanya bersama dengan institut tersebut untuk memperkuat peran para pemimpin muda perdamaian muda di negara-negara yang menghadapi peperangan atau ekstremisme yang keras.

Acara tersebut juga dihadiri oleh kaum muda dari daerah konflik seperti Victoria Ibiwoye dari Nigeria, yang bekerja dengan sebuah kelompok yang membantu anak-anak dan remaja yang rawan kekerasan di daerah tempat militan Muslim Boko Haram aktif di utara Nigeria.

Peserta lain adalah Soukaina Hamia, seorang pemimpin muda dari Sidi Moumen Cultural Center yang membantu pendidikan bagi anak-anak di sebuah perkampungan kumuh besar di Casablanca, Maroko, yang merupakan tempat asal para pengikut Al-Qaeda yang melakukan pemboman pada tahun 2003 dan 2007.

Terkait adanya globalisasi, banyaknya masalah dan bencana yang muncul di dunia, Dalai Lama menyerukan agar kita semua bersatu.

“Kini sudah saatnya 7 milyar manusia harus bertindak, bersatu secara kolektif. Jika tidak, abad yang sangat sulit ini juga bisa menjadi abad yang menyedihkan.”

“Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, bahwa sifat dasar manusia adalah lebih penuh belas kasih, jadi kita punya harapan untuk membangun gen-gen cinta kasih universal atas dasar rasa kesatuan dari melayani umat manusia melalui pendidikan, melalui penyadaran.”

“Jadi ini bukan melayani tuhan atau Buddha (tapi) melayani diri kita sendiri, melayani umat manusia. Banyak masalah yang kita hadapi sebenarnya adalah ciptaan (kita) sendiri. Tidak ada yang menginginkan masalah tapi karena pikiran kita yang terlalu bias. Jadi melalui pendidikan, melalui penyadaran, kita dapat mengurangi hal ini.”

Menjawab pertanyaan para media mengenai cara mengubah kebencian agama dan ideologi agama khususnya Islam terkait tragedi di Orlando (12/6), Y.M. Dalai Lama mengatakan, “Praktisi Islam seharusnya tidak menciptakan pertumpahan darah apa pun, jika seseorang menciptakan perumpahan darah maka kenyataannya bukan lagi praktisi Islam yang asli.

“Dan arti sesungguhnya dari jihad bukan menyakiti orang lain tapi memerangi emosi perusak diri Anda sendiri. Itulah arti dari jihad,” menurut beliau.

Y.M. Dalai Lama menjelaskan bahwa untuk meningkatkan keberanian kaum muda dalam mempromosikan perdamaian adalah dengan sering melakukan kontak pertemuan dengan orang lain dari negara lain.

Dan beliau juga berharap sejumlah Muslim garis keras perlu diundang dalam pertemuan dan mencoba untuk membuat persahabatan dan mengurangi rasa kesenjangan yang ada. Menyelesaikan konflik dengan diskusi yang menciptakan persahabatan dan bukan dengan kekuatan senjata, lanjut beliau.

“Kita harus hidup di planet kecil ini … jadi lebih baik hidup secara harmonis, bahagia dengan rasa persaudaraan. Tidak ada pilihan lain,” kata beliau mengingatkan bahwa tidak mungkin kelompok agama yang satu bisa meniadakan kelompok agama lainnya.

Acara dialog pada hari Senin tersebut mengawali kampanye 100 hari menuju Hari Perdamaian Internasional pada 21 September, yang sedang dipromosikan di media sosial dengan tagar PeaceDay (#PeaceDay).

Y.M. Dalai Lama Ke-14 membagikan kue kepada para pemimpin muda perdamaian di Dharamsala, India, pada 3 Mei 2016.
Y.M. Dalai Lama Ke-14 membagikan kue kepada para pemimpin muda perdamaian di Dharamsala, India, pada 3 Mei 2016. Foto: usip.org

Dewasa ini, konflik kekerasan yang sering dibentuk oleh ekstremisme keagamaan, seperti yang terjadi di Orlando dan termasuk di Suriah, Irak, Afghanistan, Pakistan, dan Nigeria, sering melibatkan dan terkonsentrasi di daerah yang memiliki populasi besar kaum muda.

Menggarisbawahi bahwa dunia yang lebih damai tidak dapat dibangun tanpa bantuan kepemimpinan kaum muda, maka pada 3 Mei 2016 yang lalu, USIP membawa 28 pemimpin muda perdamaian dari beragam agama dan dari negara-negara yang menghadapi kekerasan dan ekstremisme untuk bertemu dan emndapatkan bimbingan dari Y.M. Dalai Lama di Dharamsala, India.[Bhagavant, 16/6/15, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Amerika Serikat,Perdamaian,Sosial
Kata kunci: ,
Penulis: