Penelitian: Dampak Fang Sheng di Dataran Tinggi Tibet

Bhagavant.com,
Tibet, Tiongkok – Tradisi fang sheng bisa membawa bencana sekaligus menguntungkan bagi habitat tertentu. Sebuah penelitian di Tibet menemukan sesuatu yang menarik.

Tradisi fang sheng (放生 – fàngshēng) atau melepas kehidupan dengan cara melepaskan hewan yang tertangkap ke alam dipraktikkan oleh sejumlah umat Buddhis di hampir semua tradisi Agama Buddha. Tradisi ini dipandang sebagai salah satu cara untuk mendapatkan karma baik melalui tindakan belas kasih yang sederhana.

Sesuai dengan praktik ini, umat Buddha yang tinggal di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet di Tiongkok barat daya telah melepaskan ikan yang mereka beli dari pasar ke sungai setempat, setidaknya sejak tahun 1990-an.

Namun, sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Current Zoology edisi 21 Juni 2023, telah menemukan bahwa berang-berang justru yang “bersika cita” terhadap ikan yang baru dibebaskan oleh para praktisi fang sheng.

“Pelepasan ikan secara religius dapat memberikan sumber makanan tambahan bagi berang-berang,” tulis para peneliti dalam penelitian tersebut. Ikan yang dilepasliarkan biasanya adalah spesies eksotik non-habitat, seperti ikan mas crucian (Carassius carassius) dan ikan mas (C. carpio), yang dapat menyebarkan penyakit atau bersaing dengan spesies asli dalam memperebutkan sumber daya.

Penelitian tersebut mencatat bahwa otoritas lokal telah melarang pelepasan ikan non-habitat ke alam liar pada tahun 2019, tetapi sebagian besar penduduk tidak menyadarinya.

Meskipun ribuan ikan telah dilepaskan setiap tahun, anehnya, para peneliti hanya menemukan segelintir ikan yang berenang di sungai setempat, termasuk hanya dua ikan mas crucian dalam sampel yang diambil selama musim semi 2022. Menurut penelitian tersebut, spesies ikan hasil pelepasan ini telah berhasil menginvasi dan membangun sebuah populasi di tempat lain di Dataran Tinggi Tibet.

Di sisi lain, menurut para peneliti, berang-berang Eurasia (Lutra lutra) adalah predator teratas dan “konsumen petualang” yang tidak menghindar dari pilihan makanan baru.

Untuk mengetahui apakah berang-berang berpesta pora ikan hasil fang sheng, tim peneliti menganalisis sampel feses sejumlah berang-berang di tepi sungai tempat biasanya melakukan fang sheng.

Para peneliti menemukan bahwa, meskipun terdiri dari sebagian kecil dari ikan yang ada, spesies ikan non-habitat merupakan 20% dari mangsa yang terdeteksi di dalam kotoran berang-berang, Ini menunjukkan bahwa berang-berang mencari ikan hasil fang sheng daripada spesies ikan yang muncul secara alami.

“Berang-berang Eurasia menunjukkan kesukaan untuk ikan yang dilepasliarkan,” kata para peneliti tersebut. Para peneliti mencetuskan pemahaman bahwa dengan berburu ikan eksotis, berang-berang dapat mengurangi dampak dari fang sheng dan mencegah spesies asing menjajah ekosistem sungai.

Berang-berang mungkin tidak memilih ikan hasil fang sheng karena seleranya, tetapi karena mudah ditangkap.

Ikan spesies eksotis belum berevolusi untuk mengatasi kondisi dingin dan rendah oksigen di Dataran Tinggi Tibet. Dengan ketinggian rata-rata 14.800 kaki (4.500 meter) di atas permukaan laut, sering disebut sebagai “atap dunia”, menurut Observatorium Bumi NASA. Akibatnya, ikan yang dilepaskan mungkin tidak berenang secepat spesies aslinya, kata para peneliti.

“Alasan lain mungkin ikan non-habitat memiliki nutrisi dan/atau energi yang lebih tinggi (bagi berang-berang), yang perlu dipelajari lebih lanjut di masa mendatang,” tulis para peneliti. Tim peneliti tersebut berharap untuk terus menyelidiki peran berang-berang dalam memindahkan ikan hasil fang sheng dengan menyingkirkan predator lainnya dari bantaran sungai.

Dari penelitian ini, dapat dikatakan bahwa tradisi fang sheng bisa menjadi masalah bagi habitat tertentu jika tidak dilakukan secara bijaksana. Meneliti habitat hewan yang akan dilepasliarkan adalah hal yang bijaksana sehingga tidak ada pepatah “keluar mulut harimau, masuk mulut buaya” bagi hewan tersebut. [Bhagavant, 29/7/23, sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Lingkungan Hidup
Kata kunci:
Penulis: