10 Negara Ikuti International Buddhist Conference Indonesia

Bhagavant.com,
Jawa Tengah, Indonesia – Asosiasi Perguruan Tinggi Agama Buddha Indonesia (APTABI) menggelar International Buddhist Conference of Indonesia (IBCI) 2022 di Bukit Dagi, kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada 18-20 November 2022.

International Buddhist Conference of Indonesia resmi dibuka setelah pemukulan gong oleh Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo di Magelang, Jawa Tengah, Jumat (18/11/2022). Foto: RRI

Konferensi internasional yang diselenggarakan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Departemen Agama ini resmi dibuka oleh Menteri Agama yang diwakili oleh Staf Khusus Menteri Agama bidang Media dan Komunikasi Wibowo Prasetyo.

International Buddhist Conference of Indonesia ini menjadi momentum yang sangat tepat untuk menjadikan Candi Borobudur sebagai pusat studi dan inspirasi bagi kita semua dalam membangun peradaban baru,” tegas Prasetyo saat memberi sambutannya dalam konferensi tersebut, di Magelang, Jumat (18/11/2022).

Prasetyo melihat konferensi yang mengangkat tema “Encountering the Sacred: Borobudur as A Site of Pilgrimage and Tourism for the Buddhist World” ini semakin menguatkan komitmen bersama dalam mewujudkan Candi Borobudur sebagai tempat peribadahan bagi umat Buddha Indonesia dan dunia. Komitmen ini tertuang dalam nota kesepakatan bersama antara 4 Menteri dan 2 Gubernur yang ditandatangani bersama pada Februari 2022.

Konferensi resmi dibuka dengan pemukulan gong oleh Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo yang didampingi oleh Dirjen Binmas Buddha Kementerian Agama Supriyadi, Y.M. Ditthisampanno Thera sebagai ketua panitia, Y.M. Sri Pannavaro Mahathera Saṅghapāmokkha (Kepala Saṅgha) Saṅgha Theravāda Indonesia, dan perwakilan dari sangha mancanegara.

Ketua Panitia IBCI , Y.M. Ditthisampanno Thera mengatakan konferensi ini merupakan konferensi interdisipliner atau multidisipliner ilmu yang mendiskusikan tentang topik-topik yang berhubungan dengan Borobudur. Konferensi diikuti peserta dari 10 negara seperti Thailand, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Indonesia, Amerika Serikat, India, Nepal, Srilanka, dan Vietnam. Kurang lebih ada sekitar 20 peserta, dari negara tersebut.

Y.M. Ditthisampanno Thera mengatakan bahwa untuk membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat di sekitar Candi Borobudur, para peserta konferensi ditempat di homestay yang tak jauh dari Candi Borobudur.

Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada organisasi yang mendukung panitia dan Asosiasi Perguruan Tinggi Agama Buddha Indonesia terutama dalam pelaksanaan konferensi ini, di antaranya Association of Buddhist Tour Operators (ABTO), Asosiasi Dosen Agama Buddha Indonesia dan Badan Koordinasi Pendidikan Buddhis (BKPB).

Sementara itu, Dirjen Binmas Buddha Kementerian Agama Supriyadi mengatakan, pada konferensi internasional tersebut terdapat tiga kegiatan yaitu seminar internasional, Santutthi Citta, dan Mahasanghika Dana.

“Santutthi citta merupakan wujud rasa syukur atas penandatanganan nota kesepahaman bersama empat menteri dan dua gubernur tentang Candi Borobudur sebagai tempat peribadatan Agama Buddha dunia,” kata Dirjen Binmas Buddha Kementerian Agama Supriyadi. Santuṭṭhi citta sendiri berasal dari bahasa Pali yang berarti rasa puas atau rasa syukur.

Supriyadi juga mengatakan bahwa output dari adanya kegiatan ini dapat memberikan pemahaman terhadap potret Candi Borobudur untuk dharmayatra dan juga sebagai wisata. Artinya tidak hanya spesifik untuk wisata saja, namun dimaknai juga sebagai tempat kegiatan keagaman itu sendiri.

Sedangkan dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Badan Kesbangpol Jateng Haerudin SH MH di acara tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo diantaranya mengatakan bahwa pertemuan ini menjadi sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu. Ia juga mendukung kegiatan konferensi ini yang dapat mendorong semua pihak dalam meningkatkan eksistensi Candi Borobudur.

Setelah upacara pembukaan, para peserta yang hadir dalam acara tersebut melakukan puja bakti bersama untuk perdamaian dunia yang dipimpin oleh bhikkhu sangha. Kemudian , Y.M. Ditthisampanno Thera dan Dirjen Binmas Buddha Kemenag Supriyadi menyerahkan cendera mata kepada perwakilan para tokoh yang menghadiri konferensi tersebut.

Pada sore hari di hari yang sama, konferensi mulai diselenggarakan dan dibagi menjadi 2 ruang konferensi (A & B) dengan pemaparan dari enam pembicara dari enam negara dengan topik dari Borobudur dalam perspektif warisan budaya, Borobudur dalam perspektif situs ziarah, hingga Borobudur dalam perspektif turisme.

Enam pembicara kunci dari enam negara dalam seminar internasional yang membahas mengenai Borobudur tersebut di antaranya Y.M. Dr. Pornchai Pinyapong dari Thailand, Y.M. Mugunuwela Anurudha dari Sri Lanka, Y.M. Sutham Nateetong dari Amerika Serikat, Y.M. Hak Sienghai dari Kamboja, Y.M. Dr. Naw Kham La dari Myanmar dan Dr. Lye Ket Yong dari Malaysia.[Bhagavant, 19/11/22, Sum]


Rekomendasikan:

Kategori: Indonesia
Kata kunci:
Penulis: