3 Peringatan Istimewa di Purnama September 2022

Bhagavant.com,
Jakarta, Indonesia – Ada tiga peringatan istimewa yang dirayakan oleh umat Buddhis khususnya di Asia pada hari Bulan Purnama di bulan September (10/9/2022). Apa saja itu?

3 Peringatan Istimewa di Purnama September 2022

Bulan telah lama menjadi acuan dalam penanggalan Buddhis dan pada saat hari Bulan Purnama telah banyak peristiwa besar yang terjadi dari awal era Buddhis.

Selain empat peristiwa utama yang penting yang diperingati dan dirayakan dalam dunia Buddhis seperti Vesak, Asalha, Magha Puja dan Kathina, ada sejumlah persitiwa penting ataupun sekadar istimewa lainnya yang juga diperingati saat hari Bulan Purnama.

Pada hari Bulan Purnama di bulan September 2022 (10/9/2022) ada tiga peringatan istimewa yang dirayakan umat Buddha di dunia – dua peringatan perisitiwa bersejarah dan satu peringatan terkait tradisi dan budaya.

Dua peringatan peristiwa yang bersejarah bagi dunia Buddhis yang jatuh pada hari yang sama yaitu Hari Saṅgha Bhikkhunī dan Hari Purnama Madu. Sedangkan perayaan peringatan yang terkait tradisi dan budaya yaitu Festival Pertengahan Musim Gugur (Festival Bulan).

Hari Saṅgha Bhikkhuni

Hari Sangha Bhikkhuni adalah hari bersejarah yang memperingati peristiwa berdirinya Sangha Bhikkhuni (Pali: Saṅgha Bhikkhunī; baca: sanggha bhikkhuni), yaitu perkumpulan atau persaudaraan para bhikkhuni. Peristiwa ini terjadi pada masa kehidupan Sri Buddha Gotama pada tanggal 15 di bulan Poṭṭhapāda (Skt: Bhādrapada), yaitu bulan ke-6 dalam penanggalan Buddhis atau sekitar bulan September.

Peristiwa tersebut diawali dengan permohonan Mahapajapati Gotami, ibunda angkat Pangeran Siddhattha, kepada Sri Buddha untuk bergabung dalam kehidupan keviharaan dengan menjadi bhikkhuni.

Dan setelah menolak permohonan Mahapajapati Gotami sebanyak tiga kali, akhirnya Sri Buddha mengizinkan kaum wanita untuk memasuki sangha, dan menahbiskan Mahapajapati Gotami menjadi bhikkhuni yang pertama, dengan memberikan syarat berupa Delapan Aturan Ketat (Pali: Aṭṭha garudhamma).

Peristiwa tersebut terjadi di Vesali pada masa vassa ke-5 bagi Sri Buddha setelah wafatnya Raja Suddhodana, ayahanda Pangeran Siddhattha. Hari peringatan terbentuknya Saṅgha Bhikkhuni ini dikenal di Sri Lanka sebagai Binara Poya karena jatuh pada bulan Binara dalam penanggalan Sinhala.

Hari Purnama Madu

Hari Purnama Madu adalah hari bersejarah yang memperingati peristiwa persembahan madu seekor kera kepada Sri Buddha saat Beliau mengasingkan diri ke Hutan Rakkhita di dekat Desa Pārileyyaka pada saat melakukan vassa (retret musim hujan) yang ke-10 di Kosambi. Pengasingan diri Sri Buddha dipicu oleh perselisihan para bhikkhu yang tidak mau mendengarkan nasihat Sri Buddha agar mereka menghentikan pertengkaran tersebut.

Dalam pengasingan tersebut, Sri Buddha mendapatkan pelayanan yang sangat baik dari seekor gajah bernama Pārileyyaka yang akhirnya menggugah perasaan seekor kera yang akhirnya mempersembahkan sarang madu yang tidak ada lagi lebahnya kepada Beliau. Peristiwa ini diyakini terjadi pada tanggal 15 di bulan Poṭṭhapāda (Skt: Bhādrapada)

Tenggelam dalam kesenangannya karena persembahannya diterima oleh Sri Buddha, kera tersebut menari berlompatan dari dahan pohon yang satu ke yang lain dan terjatuh serta tertusuk sebatang tunggul dan akhirnya mati. Namun karena rasa baktinya terhadap Sri Buddha, kera tersebut dilahirkan kembali sebagai Dewa Makkaṭa di Surga Tāvatiṃsa.

Dari peristiwa persembahan madu oleh kera tersebut pada saat purnama maka peringatan hari itu disebut dengan nama Perayaan Purnama Madu (Skt: Madhu Purnima) yang dikenal di Asia Selatan dan Tenggara.

Festival Pertengahan Musim gugur

Festival Pertengahan Musim Gugur adalah perayaan tradisi budaya masyarakat Asia Timur dan Asia Tenggara dalam memperingati pergantian musim yaitu memasuki pertengahan Musim Gugur yang jatuh pada tanggal 15 bulan ke-8 penanggalan Imlek. Karena jatuh pada hari saat Bulan Purnama, maka perayaan ini disebut juga dengan Festival Bulan. Secara tradisi dipercaya bahwa Bulan berada pada ukuran paling terang dan paling besar, bertepatan dengan waktu panen di pertengahan Musim Gugur.

Festival ini utamanya dirayakan masyarakat Asia Timur. Di Tiongkok disebut Zhongqiu Jie (Hokkien: Tiong ciu) di Jepang disebut Tsukimi, di Korea disebut Chuseok, di Vietnam disebut Tết Trung Thu.

Perayaan Festival Bulan tidak lepas dengan memandang Bulan dan memakan Kue Bulan serta kisah yang berhubungan dengan Bulan, salah satunya adalah kisah Kelinci Bulan yang menjadi salah satu ikon dari festival ini.

Kisah Kelinci Bulan yang terkenal adalah kisah Kelinci Giok yang selalu mendampingi Dewi Bulan Chang’e dalam kepercayaan rakyat Tiongkok. Kisah Kelinci Giok sendiri pada dasarnya diadaptasi oleh kisah Buddhis yang terdapat dalam Kitab Jātaka No. 316 yang berjudul Sasa Jataka (Sasa Paṇḍita Jātaka – Kisah Kelahiran Kelinci yang Bijak).

Pesan moral dari kisah Kelinci yang Bijak dalam Kisah Jataka adalah bahwa kebaikan dan pengorbanan yang luhur akan dikenang sangat lama. Kisah Kelinci yang Bijak akhirnya menjadi salah satu kisah legenda asal mula gambaran (citra) kelinci yang ada pada permukaan Bulan.[Baca juga: Supermoon dan Legenda Buddhis Gambar Kelinci di Bulan]

Selamat Hari Sangha Bhikkhuni, Purnama Madu, dan Merayakan Festival Bulan. Semoga pesan moral yang ada pada ketiga peringatan ini memperkaya batin kita dalam kebajikan.[Bhagavant, 9/9/22, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Asia Oseania,Seremonial
Kata kunci: ,
Penulis: