Jelang Kathina 2564, Buddhis Korsel Rayakan Chuseok, Apa Itu?
Bhagavant.com,
Seoul, Korea Selatan – Setiap tanggal 15 bulan ke-8 penanggalan lunar, masyarakat Korea Selatan dan Korea Utara merayakan Festival Chuseok. Apa itu Festival Chuseok?
Masyarakat Korea Selatan dan Korea Utara termasuk di dalamnya umat Buddhis melakukan libur nasional selama tiga hari dari 30 September hingga 2 Oktober 2020 untuk merayakan Festival Chuseok.
Festival Chuseok adalah festival panen raya pertengahan musim gugur di Korea Selatan dan Korea Utara yang dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 15 bulan ke-8 penanggalan lunar. Festival ini menjadi hari libur selama tiga hari di Korea Selatan .
Perayaan ini biasanya dirayakan secara besar-besaran untuk merayakan keberhasilan panen dari para petani.
Chuseok (Korean: 추석) sendiri secara harfiah berarti pengucapan syukur, karena pada saat inilah warga Korea pada masa lalu mengucapkan rasa syukur atau terima kasihnya atas panen yang melimpah kepada para dewa dan leluhur.
Dalam kesempatan ini, masyarakat Korea biasanya akan mudik atau pulang ke kampung halaman mereka. Mereka juga mengenakan hanbok pakaian tradisional Korea, memasak beragam makanan, dan memberi penghormatan kepada leluhur.
Festival Chuseok yang jatuh pada tanggal 15 bulan ke-8 penanggalan lunar menandakan perayaan terjadi pada hari Bulan Purnama. Dan pada tradisi Tionghoa pada tanggal ini masyarakat Tionghoa merayakan Festival Bulan (Zhongqiu Jie; Hokkien: Tiong ciu).
Festival Chuseok bagi Buddhis Korea
Bagi Buddhis Korea, perayaan Festival Chuseok tidak hanya sekadar tradisi merayakan panen raya pertengahan musim gugur. Chuseok yang jatuh pada hari Bulan Purnama menandakan tibanya hari Uposatha (memurnikan diri atau puasa) bagi umat Buddhis di seluruh dunia. Ini adalah saat umat Buddhis secara umum (semua tradisi) mempraktikkan pelatihan sila atau kemoralan.
Hari Uposatha pada saat Bulan Purnama ini adalah salah satu dari 4 hari Uposatha pada tiap bulannya sepanjang tahun. Praktik ini telah dilaksanakan oleh umat Buddhis sejak dianjurkan sendiri oleh Sri Buddha.
Pada saat hari Uposatha, umat Buddhis Korea pada khususnya akan mengunjungi vihara-vihara setempat untuk melakukan puja bakti bahkan ada yang mengikuti program Tinggal di Vihara (Temple Stay). Namun, sayangnya untuk tahun ini, program Tinggal di Vihara ditiadakan oleh sejumlah vihara yang menyelenggarakannya karena terkait penyebaran wabah COVID-19.
Jelang Kathina
Ketika umat Buddhis Korea merayakan Festival Chuseok dan hari Uposatha saat Bulan Purnama di awal bulan Oktober 2020 ini, pada hari yang hampir sama mayoritas umat Buddhis di Asia Tenggara dan Selatan merayakan Hari Pavarana dan menjelang Perayaan Kathina Puja 2564.
Umat Buddhis tradisi Theravada seperti di Sri Lanka, Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja, bahkan Indonesia merayakan Hari Pavarana dan Perayaan Awal Kathina Puja. Hari ini jatuh pada hari Purnama di bulan ke-7 dalam penanggalan India kuno yang disebut bulan Assayuja (Skt: Āśvina; Myanmar: Thadingyut).
Hari Pavarana adalah hari penanda berakhirnya masa Vassa (retret musim hujan) bagi para bhikkhu. Pada hari inilah para bhikkhu memenuhi undangan untuk berkumpul dan mengakui kesalahan kepada komunitas Sangha atas kesalahan yang pernah mereka lakukan.
Sedangkan Kathina adalah perayaan umat Buddhis terhadap berakhirnya masa Vassa para bhikkhu, dan perayaan ini diselenggarakan selama satu bulan penuh dengan tradisi persembahan jubah (civara) kepada Sangha.
Jadi, jika Anda adalah umat Buddhis tradisi Theravada dan sekaligus warga atau keturunan Korea, Anda mungkin akan merayakan Chuseok sebagai tradisi sekaligus merayakan Hari Awal Kathina.[Bhagavant, 1/10/20, Sum]
Kategori: Korea Selatan,Seni dan Budaya,Seremonial,Tradisi dan Budaya
Kata kunci: Kathina, Kathina Puja
Penulis: