Pesan Waisak 2564 EB Sangha Theravada Indonesia Ingatkan Gotong-royong

Bhagavant.com,
Jakarta, Indonesia – Sangha Theravada Indonesia (STI) dalam pesan Waisak 2564 EB / 2020 mengingatkan masyarakat khususnya umat Buddhis untuk saling gotong-royong.

Pesan Waisak 2564 EB Sangha Theravada Indonesia Ingatkan Gotong-royong

Mengangkat tema Waisak 2564 EB: “Persaudaraan Sejati Dasar Keutuhan Bangsa”, STI menyoroti keberagaman yang ada di Indonesia yang dapat dijaga dengan persaudaraan sejati dan gotong-royong dengan mengembangkan cinta kasih.

“Persaudaraan muncul karena adanya cinta kasih dan kasih sayang, ingin hidup bersama sebagai sahabat karib, dan ingin sama-sama hidup dengan saling meringankan serta melenyapkan derita,” demikian pernyataan STI dalam pesan Waisak yang ditandatangani oleh Saṅghanāyaka (Ketua Umum) Sangha Theravada Indonesia, Y.M. Sri Subhapañño, Mahāthera.

Berikut pesan lengkap Waisak 2564/2020 dari STI

PESAN WAISAK 2564/2020

Namo Tassa Bhagavato ArahatoSammāsambuddhassa

Na paro paraṁ nikubbetha, nātimaññetha katthaci naṁ kañci
Byārosanā paṭīghasaññā, nāññamaññassa dukkhamiccheyya
(Metta Sutta)

Tak sepatutnya yang satu menipu yang lainnya,tidak menghina siapa pun di mana juga;dan, tak selayaknya karena marah dan benci mengharap yang lain celaka

Hari Trisuci Waisak mengingatkan kita pada tiga peristiwa suci yang terjadi dalam kehidupan Guru Agung Buddha Gotama, yaitu kelahiran, pencerahan sempurna dan kemangkatan. Tiga peristiwa suci itu terjadi pada hari yang sama, dengan tahun yang berbeda-beda, yaitu hari purnama raya, bulan Waisak. Kelahiran calon Buddha tahun 623 SM, di Taman Lumbini, Kapilavasthu, Nepal. Pencerahan Sempurna tahun 588 SM, di bawah Pohon Bodhi, Bodhgaya, India. Dan kemangkatan Buddha Gotama tahun 543 SM pada usia 80 tahun, di Kusinara, India. Hari Trisuci Waisak 2564 tahun ini jatuh pada tanggal 7 Mei 2020. Umat Buddha di seluruh dunia merayakan hari Tri Suci Waisak, dengan penuh suka-cita dan bahagia untuk menghayati ajaran kebenaran Dhamma sebagai sumber pencerahan batin.

Saṅgha Theravāda Indonesia mengangkat tema Trisuci Waisak 2564/2020: Persaudaraan Sejati Dasar Keutuhan Bangsa. Tema ini dipandang relevan dalam rangka menghadapi berbagai persoalan keberagaman, kondisi sosial budaya dan masyarakat dewasa ini terutama untuk menjaga keutuhan bangsa.

Persaudaraan Sejati

Hidup bermasyarakat memiliki tradisi, budaya, adat istiadat, agama atau pun kepercayaan yang berbeda. Walaupun berbeda sebenarnya kita memiliki satu rasa sebagai saudara sebangsa, setanah air, bahkan saudara sebagai sesama manusia. Bhinneka Tunggal Ika adalah sesanti (wejangan) Buddhis yang diungkapkan oleh pujangga Mpu Tantular untuk menjembatani perbedaan-perbedaan yang timbul pada masa kejayaan Majapahit di Jawa Timur. Meskipun di tengah-tengah keragaman perbedaan sebenarnya dapat saja hidup bersatu padu tanpa harus membuang ciri asal usul, bahkan ciri budayanya, semua manusia mempunyai hak hidup masing-masing. Hak hidup perlu diterapkan menjadi persaudaraan.

Persaudaraan muncul karena adanya cinta kasih dan kasih sayang, ingin hidup bersama sebagai sahabat karib, dan ingin sama-sama hidup dengan saling meringankan serta melenyapkan derita. Persaudaraan tidak ingin meniadakan satu sama lain dan tidak ingin membiarkan yang lain hidup menderita. Bersaudara ditandai dengan kerukunan sebagai wujud dari toleransi yang saling menghormati dan saling membantu. Bersaudara sama sekali bukan bersifat keras, kejam, semena-mena, bahkan membenarkan perilaku buruk karena ketidakpeduliannya. Permusuhan bukanlah hidup yang sehat, karena dapat berakibat retak hingga putusnya persaudaraan. Putusnya persaudaraan dapat menimbulkan kebencian, dan bila kebencian dibalas dengan kebencian, maka hal itu akan sulit berakhir.

Guru Agung Buddha mengatakan kebencian tidak akan berakhir apabila dibalas dengan kebencian, tetapi kebencian akan berakhir bila dibalas dengan tidak membenci, inilah satu hukum abadi. (Dhammapada 5) Mereka yang bijaksana memahami bahwa permusuhan tidak akan pernah berakhir apabila bersikap saling memusuhi, saling membenci satu dengan yang lainnya. Orang bijaksana memahami meskipun ditipu, dihina, ataupun disakiti ia tidak akan membalasnya, tetapi ia akan menunjukan nilai-nilai kebaikan sebagai ajaran. Orang bijaksana tidak pernah berpikir mengharap orang lain celaka.

Dasar Keutuhan Bangsa

Keutuhan dalam kehidupan bermasyarakat sepenuhnya tergantung pada sikap saling mempercayai, bukan saling mencurigai, kuncinya adalah kejujuran. Hendaknya kejujuran diri dikembangkan pada diri sendiri, demikian juga terhadap orang lain. Kejujuran itu berasal dari kewajaran, apa adanya, bukan sikap berpura-pura, berbohong, apalagi oportunis. Kejujuran merupakan sebuah sikap dasar yang patut diperhatikan bagi mereka yang menginginkan suasana saling menghargai, saling menghormati untuk menimbulkan kedekatan atau keutuhan dalam suatu komunitas bangsa.

Ajaran agama memengaruhi kondisi psikologis manusia, kedalam kondisi emosi yang paling dalam. Kondisi emosional keagamaan yang tidak tepat sesuai ajaran agama, kerap dijadikan sebagai alat penentu bagi mereka yang mempunyai kepentingan sesaat dan yang merasa paling benar. Sedangkan yang lainnya dianggap salah, padahal realitanya, kebenaran bukanlah milik segelintir orang. Sebab ada kebenaran bersifat universal yang terdapat dalam ajaran agama tersebut. Karena itu pada saat memegang kebenaran universal harus disertai nilai kejujuran, sebagai penentu terciptanya keutuhan hidup bermasyarakat, bukan sebaliknya seperti pembenaran kekeliruan, hal itu akan menyeret masuk masyarakat ke berbagai konflik kepentingan sempit. Penerapan kejujuran dan kebenaran universal sesuai ajaran agama akan membangun sebuah keutuhan bangsa yang sangat diperlukan bagi keberlangsungan bangsa dan negara.

Gotong Royong dan Perjuangan Bangsa

Ketika kita memiliki nilai kasih sayang dan nilai kejujuran maka akan berkembang nilai kemanusiaan. Dengan kesadaran seperti itu akan tumbuh semangat persaudaraan hidup dalam keberagaman. Dari rasa kasih sayang dan prinsip jujur maka seseorang akan mencintai orang lain seperti mencintai dirinya. Karena mencintai merupakan keluhuran batin, sedangkan membenci merupakan noda batin. Membersihkan noda kebencian akan memunculkan sikap persaudaraan sejati yang berdasarkan pada saling tolong menolong dan saling percaya. Kepercayaan adalah saudara yang paling baik, demikian sabda Guru Agung Buddha.

Sikap saling tolong menolong dan saling percaya diterapkan sebagai perilaku gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Gotong royong saat bahagia maupun susah. Gotong royong tatkala kita bersama menghadapi musibah, baik musibah bencana alam maupun musibah lain seperti wabah penyakit. Marilah kita bergotong royong satu padu menghadapi dan mengatasi musibah itu. Janganlah kita merasa senang tatkala orang lain susah dan merasa susah tatkala orang lain senang. Jangan mengambil keuntungan pada saat orang lain menderita, sebaliknya marilah kita menolong orang lain yang sedang menderita.

Guru Agung Buddha mengatakan apabila dalam pengembaraanmu engkau dapat menemukan seorang sahabat yang berkelakuan baik, pandai, dan bijaksana, maka hendaknya engkau berjalan bersamanya dengan senang hati dan penuh kesadaran untuk mengatasi semua bahaya. (Dhammapada 328) Sahabat baik dalam kehidupan bersama akan memberi dukungan sepenuhnya terhadap kebahagiaan hidup bersama. Dengan mengecilkan kepentingan individu dan mendukung kepentingan bersama maka akan hidup dalam kebersamaan yang utuh. Menyadari hal yang sangat penting itu demi keutuhan bangsa, maka kita perlu menjaga keutuhan bangsa sebagai suatu modal dasar dalam perjuangan untuk mencapai cita-cita bersama, kehidupan sosial yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam Dhammapada 194: Perjuangan mereka yang telah utuh bersatu merupakan sebab kebahagiaan.

Marilah kita mengembangkan cinta kasih dan kasih sayang, serta kejujuran agar Bangsa Indonesia dapat hidup dalam persaudaraan sejati yang kokoh. Persaudaraan sejati akan menyatukan bangsa dalam keutuhan, baik pada saat diberkahi kebahagiaan maupun dirundung penderitaan. Persatuan Indonesia sebagai modal dasar bagi perjuangan menuju kehidupan bangsa yang berkembang maju di tengah-tengah peradaban dunia dewasa ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa, Tiratana, selalu melindungi.

Selamat Hari Trisuci Waisak 2564/2020

Semoga semua makhluk hidup berbahagia

Jakarta, 7 Mei 2020

SAṄGHA THERAVĀDA INDONESIA

Bhikkhu Sri Subhapañño, Mahāthera

Ketua Umum / Saṅghanāyaka

[Bhagavant, 1/5/20, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Asia Tenggara,Indonesia
Kata kunci: , , ,
Penulis: