Sukses Jadi Pegolf Peringkat 2 Asia karena Meditasi Buddhis

Bhagavant.com,
Bangkok, Thailand – Bintang golf asal Thailand, Jazz Janewattananond mempersiapkan diri mengikuti Turnamen Masters Amerika Serikat dengan teknik meditasi Buddhis.

Sukses Jadi Pegolf Peringkat 2 Asia karena Meditasi Buddhis
Jazz Janewattananond di Kolon Korean Open 2019. Foto: YouTube

Pemain golf berusia 24 tahun itu menjadi pembicaraan setelah ia memenangkan turnamen Asian Tour, dengan dua kemenangan turnamen, dan permainan mengesankan di Kejuaraan PGA di Bethpage, New York, AS.

Kemenangan Jazz di Indonesian Masters pada bulan Desember 2019 membuatnya aman di peringkat 50 besar dunia, dan mengamankan tempatnya di antara elite golf di Masters pada bulan April.

Sekarang ia berada di peringkat ke-40, dan peringkat ke-2 di Asiase telah Im Sung-jae dari Korea Selatan. Selain itu ia mendapatkan empat penghargaan Asian Tour 2019 termasuk Pemain Terbaik Tahun 2019.

Jezz menjadi pemain termuda, pada usia 14 tahun dan 71 hari, untuk mengikuti Asian Tour di Bangkok pada 2010 dan memenangkannya.

Tetapi setelah menjadi pemain pro pada usia 15, ada juga saat-saat sulit. Dan setelah kehilangan poinnya di Asian Tour pada tahun 2016 ia menghabiskan dua minggu mengikuti pabbajja untuk hidup sebagai seorang samanera sementara.

Ia mencukur rambutnya dan mengenakan jubah oranye di sebuah vihara di Chiang Rai, di mana rutinitas yang ketat melibatkan puasa, pembacaan paritta dan sutta, dan belajar meditasi.

Sebagian besar pemuda Thailand menghabiskan waktu sebagai seorang samanera sementara dan pengalaman itu memiliki efek mendalam pada Jazz, yang memenangkan acara Asian Tour pertamanya, di Bangladesh, pada 2017.

Sejak itu ia telah menorehkan lima kemenangan lagi di Tour tersebut dan peringkatnya berada lebih tinggi dari rekan senegaranya, Kiradech Aphibarnrat, pemain PGA Tour AS yang mapan yang dia sebut “kakak laki-lakinya”.

Jazz yang mengikuti Hong Kong Open beberapa hari lalu mengatakan bahwa meditasi tetap merupakan alat yang penting ketika ia membangun karirnya.

“Saya masih melakukannya,” katanya sepetti yang dilansir AFP, Jumat pekan lalu (12/1/2020) .

Jazz Janewattananond (kanan) dalam jubah bhikkhu saat pabbajja samanera sementara.

“Tidak sepanjang waktu, meditasi adalah hal yang saya lakukan ketika saya merasa ada sesuatu yang tidak beres, atau saya merasa sepertinya saya harus kembali ke kedamaian atau sesuatu akan menjadi tak terkendali.”

Jazz bukan satu-satunya olahragawan Thailand yang menghabiskan waktu menjadi samanera. Kiradech Aphibarnrat juga pernah menjadi samanera sementara, seperti halnya mantan pemain tenis top-10 Paradorn Srichaphan.

Setelah mendominasi penghargaan Asian Tour, yang dibagikan minggu ini di sebuah upacara di Hong Kong, Jazz mengatakan bahwa penghargaan “Pemain Terbaik Tahun Ini” menunjukkan “Anda melakukan sesuatu yang benar”.

“Mereka menerima Anda” kata Jazz.

Seperti halnya Turnamen Masters Amerika Serikat dan bermain lebih banyak di European Tour, Jazz memiliki berkeinginan untuk menembus 30 besar dunia dalam “jangka pendek”.

Dan saat ia bermain di hari terakhir di Fanling, Hong Kong ia mengganti pakaiannya menjadi warna oranye, warna yang dia kenakan setiap turnamen hari Minggu sebagai tanda penghormatan kepada jubah samanera-nya.[Bhagavant, 16/1/2020, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Meditasi,Thailand
Kata kunci: ,
Penulis: