Amerika Serikat » Arkeologi

Perpustakaan Kongres AS Publikasikan Teks Buddhis 2.000 Tahun

Bhagavant.com,
Washington, D.C., Amerika Serikat – Perpustakaan Kongres Amerika Serikat mempublikasikan teks langka Agama Buddha periode awal berumur 2.000 tahun pada hari Senin pekan lalu (29/7/2019),

Perpustakaan Kongres AS Publikasikan Teks Buddhis 2.000 Tahun

Teks yang berasal dari Gandhara, wilayah Buddhis kuno di Afghanistan utara dan Pakistan tersebut memberikan sekilas sejarah Buddhis awal selama tahun-tahun pembentukannya.

Hanya beberapa ratus manuskrip Gandharan yang diketahui oleh para cendekiawan di seluruh dunia, dan masing-masing sangat penting untuk memahami perkembangan awal sastra Buddhis. Misalnya, dengan menggunakan analisis linguistik, para cendekiawan mempelajari manuskrip-manuskrip ini untuk memetakan penyebaran Agama Buddha di seluruh Asia.

Teks Gandhara tersebut berisi kisah 15 Buddha sebelum Buddha Shakyamuni (Gotama), kemunculan Buddha Gotama dan prediksi kemunculan Maitreya sebagai seorang calon Buddha. Informasi tentang berapa lama setiap Buddha hidup, kelas sosial tempat mereka dilahirkan dan berapa lama ajaran mereka bertahan semuanya dicantumkan dalam teks tersebut.

“Ini adalah benda yang unik karena sangat tua dibandingkan dengan naskah serupa dan, dengan demikian, membawa kita, secara historis, relatif dekat dengan masa hidup Sri Buddha,” kata Jonathan Loar, pustakawan referensi di Divisi Asia di Perpustakaan Kongres, mengatakan dalam sebuah pernyataan, seperti yang dilansir CNN, Selasa (30/7/2019)

Perpustakaan tersebut menyimpan hampir 80% dari teks asli, hanya awal dan akhirannya yang hilang. Sebagian besar gulungan Gandharan lainnya yang diketahui oleh para cendekiawan lebih bersifat fragmentaris.

“Saya ingin menemukan cara untuk membagikan benta yang sangat unik ini kepada publik,” kata Loar kepada CNN. “Gulungan itu terpelihara dengan sangat baik berkat karya para konservator Perpustakaan, tetapi masih sangat rapuh.”

Dibeli pada tahun 2003 dari seorang kolektor pribadi, gulungan itu adalah salah satu karya paling rumit dan rapuh yang pernah ditangani Perpustakaan Kongres AS. Butuh konservator beberapa tahun untuk menyusun strategi perawatan, dan mereka mempraktikkan teknik membuka gulungan berbentuk cerutu kering tersebut. Perawatan teks tersebut tidak akan pernah mungkin jika bukan karena kondisi unik di mana ia disimpan.

“Salah satu alasannya bahwa gulungan Gandharan, seperti yang ada di Perpustakaan Kongres, biasanya dimasukan di guci tanah liat dan dikebumikan dalam sebuah stupa, struktur berbentuk kubah yang sering mengandung teks atau relikui Buddha,” kata Loar. “Alasan lain adalah bahwa iklim Gandharan yang relatif tinggi dan gersang membantu melestarikan bahan-bahan seperti naskah pada kulit pohon betula.”

Meskipun manuskrip itu sendiri terlalu rapuh untuk ditampilan ke publik, dengan mendigitalkan teksnya, perpustakaan tersebut dapat membagikan bagian sejarah yang penting ini kepada publik.[Bhagavant, 7/8/19, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Amerika Serikat,Arkeologi
Kata kunci:
Penulis:
REKOMENDASIKAN BERITA INI: