Ajak Selfie Rusa-rusa Jinak di Kompleks Vihara Kōfuku, Nara, Jepang

Bhagavant.com,
Nara, Jepang – Salah satu destinasi wisata religi terkenal di Jepang adalah kompleks Vihara Kōfuku (Kōfuku-ji), salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.

Rusa jenis sika di taman kompleks Vihara Kofuku, Nara, Jepang.
Rusa jenis sika di taman kompleks Vihara Kofuku, Nara, Jepang. Foto: Doc. Bhagavant

Kompleks Vihara Kōfuku terletak di Kota Nara, Prefektur Nara, sebelah Selatan Kota Kyoto. Kita dapat mengunjungi Vihara Kōfuku dengan kereta dari Kyoto menuju Kota Nara. Setelah itu kita bisa melanjutkannya dengan menaiki bus lokal dengan membeli tiket pass untuk mengunjungi berbagai warisan dunia termasuk Vihara Kōfuku.

Vihara Kōfuku merupakan salah satu dari Tujuh Vihara Agung di Nara. Enam lainnya adalah Vihara Daian, Gangō, Hōryū, Saidai, Todai, dan Yakushi.

Keistimewaannya selain sebagai tempat keberadaan delapan harta nasional Jepang (4 bangunan dan 4 rupaka) dan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, kompleks Vihara Kōfuku juga menyajikan daya tarik lainnya. Salah satu daya tarik lainnya adalah keberadaan rusa-rusa yang berkeliaran di kompleks vihara tersebut.

Vihara Kōfuku (Kōfuku-ji), salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.
Vihara Kōfuku (Kōfuku-ji), salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Foto: Doc. Vhagavant

Ketika kita menjauh dari keramaian kota menuju Vihara Kōfuku, kita akan disambut dengan rindangnya pohon-pohon dan kerumunan rusa tampak berkeliaran di taman Vihara.

Kesan awal saat mulai menginjakkan kaki di taman dengan penuh rusa tersebut adalah aroma kotoran rusa. Setidaknya itulah kesan pertama kunjungan Bhagavant.com ke sana awal Juli lalu saat cuaca sangat panas sekali.

Namun kesan pertama itu mulai tergantikan setelah kita menghampiri rusa-rusa jenis sika ini. Salah satu ciri dari rusa sika adalah tubuhnya yang memiliki bulu cokelat dengan bintik-bintik putih.

Rusa-rusa ini sangat jinak dan juga tidak pemalu terhadap wisatawan yang berkunjung ke kompleks vihara. Saat itu tampak sejumlah rusa mengerumuni seorang wisatawan yang membagikan makanan khusus rusa. Makanan khusus rusa yang disebut sika-senbei ini berbentuk seperti biksuit pipih (simping) dan dijual di sekitar taman. Anda perlu merogoh uang sebesar 100 Yen (13 ribu rupiah) untuk membelinya.

Kadang-kadang, rusa-rusa itu menghampiri beberapa wisatawan untuk sekadar mengendus-endus tas yang mereka bawa, kalau-kalau ada makanan.

Rusa-rusa yang terdiri dari jantan dan betina tersebut – jantan dewasa nampak memiliki tanduk – dapat kita dekati, sentuh dan belai meski tidak diberi makan. Jadi, jangan sia-siakan untuk mengambil foto selfie dengan rusa-rusa ini.

Namun tidak semua rusa mau diajak selfie, apalagi pose-pose tertentu, misalnya close-up bersama wajah rusa akan sedikit sulit karena mereka selalu bergerak semaunya.

Meskipun demikian jangan menyerah. Ada banyak rusa di sana yang bisa kita hampiri. Dan beruntungnya, saat memasuki memasuki pelataran vihara, Bhagavant.com sempat menemukan rusa jantan bertanduk yang dengan gagahnya berdiam diri seakan-akan mengajukan diri untuk ber-selfie ria. Rusa itu benar-benar pergi saat wisatawan puas ber-selfie dengannya.

Tidak dipungut bayaran untuk selfie bersama rusa-rusa tersebut, tapi jangan sampai kita terlalu bersemangat sehingga terkena jebakan batman berupa kotoran rusa. Ya, tentu saja banyak kotoran rusa yang berserakan di taman itu sehingga kita harus berhati-hati dalam melangkah.

Selain itu, walaupun rusa-rusa di Nara bisa dikatakan jinak, tetapi beberapa tempat memberikan peringatan bahwa rusa-rusa tersebut adalah rusa liar. Karena termasuk rusa liar, maka mereka kadang bisa menggigit, menyeruduk, menanduk dan menendang. Oleh karena itu kita harus tetap berhati-hati.

Kota Nara sendiri identik dengan keberadaan rusa, sehingga tidak heran kota ini memiliki maskot berupa rusa. Mungkin bagi sebagian umat Buddhis keberadaan rusa-rusa ini di vihara disamakan dengan keberadaan rusa di Taman Rusa Isipatana di India pada masa kehidupan Sri Buddha Gotama. Apalagi, Nara pada masa lampau merupakan pusat kebangkitan Agama Buddha di Jepang.

Namun faktanya, rusa-rusa sika ini yang juga banyak dijumpai di taman Kota Nara memiliki kisah yang berbeda. Satu-satunya petunjuk asal mula keberadaan rusa di Nara adalah sejarah legenda Kuil Kasuga, sebuah kuil dari kepercayaan Shinto di Nara.

Menurut legenda tersebut, untuk melindungi Heijō-kyo, ibu kota Nara kala itu, dewa kepercayaan Shinto yaitu Dewa Takemikazuchi tiba di Nara dengan mengendarai seekor rusa putih. Sejak itulah rusa dianggap sebagai hewan suci pelindung kota.

Dalam Agama Buddha, rusa adalah simbol dari kesaksian perjuangan berat mencapai pencerahan dari Petapa Gotama serta pembabaran Dhamma untuk pertama kalinya oleh Sri Buddha di Isipatana, Baranasi (sekarang Varanasi). Selain itu, Bodhisatta (calon Buddha) juga pernah terlahir sebagai raja rusa yang bijak yang kisahnya terdapat dalam Nigrodhamiga Jātaka.[Bhagavant, 10/9/18, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Travel
Kata kunci:
Penulis: