Penelitian Terbaru: Latihan Meditasi Kesadaran Penuh Dapat Atasi Kecemasan

Bhagavant.com,
Washington, D.C, Amerika Serikat – Latihan praktik meditasi kesadaran penuh atau perhatian penuh (mindfulness) dapat mengatasi gangguan kecemasan, demikian menurut penelitian terbaru.

ilustrasi

Meditasi kesadaran penuh merupakan suatu penanganan yang semakin populer untuk gangguan kecemasan (anxiety disorder), tetapi selama ini pengujian efektivitasnya dengan cara yang meyakinkan sulit dilakukan.

Tetapi sekarang dengan uji coba klinis yang didesain secara ketat, para peneliti telah menemukan bukti fisiologis obyektif yang mengungkapkan bahwa jenis meditasi yang bersumber dari ajaran Agama Buddha ini mampu mengatasi gangguan kecemasan.

Para peneliti dari Universitas Georgetown menemukan bahwa setelah mengambil kursus meditasi kesadaran penuh, pasien dengan gangguan kecemasan mengalami penurunan hormon stres dan reaksi peradangan secara tajam terhadap situasi stres. Sebaliknya, pasien yang mengambil kursus stres manajemen non-meditasi mengalami reaksi yang lebih buruk.

Ketua penelitian tersebut, Elizabeth A. Hoge, MD, seorang profesor asosiasi di Departemen Psikiatri Pusat Medis Universitas Georgetown, mengatakan bahwaa meditasi kesadaran penuh merupakan penanganan yang relatif murah untuk atasi stres.

“Pelatihan meditasi kesadaran penuh adalah suatu pendekatan penanganan yang relatif murah dan sedikit hal negatifnya, dan temuan ini menguatkan bahwa hal itu (meditasi kesadaran penuh) dapat meningkatkan ketahanan terhadap stres,” kata Elizabeth dalam rilis pers Universitas Georgetown pada 24 Januari 2017.

Penelitian yang telah diterbitkan di Psychiatry Research, juga pada 24 Januari, mengikutsertakan 89 pasien dengan gangguan kecemasan umum yaitu suatu kondisi khawatir yang kronis dan berlebihan. Gangguan tersebut diperkirakan telah memengaruhi hampir 7 juta orang Amerika selama satu tahun.

Elizabeth dan rekan-rekannya secara acak membagi pasien menjadi dua kelompok. Kelompok pertama melakukan kursus pengurangan stres dengan meditasi kesadaran penuh selama delapan minggu.

Kelompok lainnya sebagai kelompok kontrol, melakukan kursus pendidikan manajemen stres selama delapan minggu, yang di dalamnya termasuk tips umum tentang pentingnya gizi yang baik, kebiasaan tidur dan topik kesehatan lainnya.

Kedua kursus tersebut memiliki format yang sama, tetapi hanya mereka yang pernah berlatih yang masuk dalam teknik meditasi.

Sebelumnya, banyak tes-tes terapi berbasis meditasi yang telah membandingkan kelompok meditasi terhadap kelompok kontrol yang tidak dirawat. Karena para partisipan dalam penelitian seperti itu tidak “buta” – mereka tahu apakah mereka mendapatkan perawatan atau tidak – mereka cenderung dipengaruhi oleh efek plasebo dan bentuk-bentuk harapan bias lainnya.

“FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) tidak akan pernah menyetujui obat berdasarkan desain uji klinis tersebut,” kata Elizabeth.

Elizabeth menambahkan, dalam penelitian kali ini, para partisipan memiliki sedikit atau bahkan tidak ada harapan bias karena mereka semua diberikan suatu perawatan, dan tidak diberitahu perawatan yang mana yang digunakan oleh para peneliti tersebut.

Sebelum dan setelah kursus pelatihan, peserta menjalani Trier Social Stress Test, suatu teknik eksperimental yang baku untuk menginduksi/membangkitkan suatu respon stres, saat para partisipan diminta dalam waktu singkat untuk memberikan pidato di hadapan pendengar, dan diberikan instruksi-instruksi lainnya yang merangsang kecemasan.

“Kami menguji ketahanan para pasien,” kata Elizabeth, “karena hal itu benar-benar merupakan pertanyaan pokok kita – dapatkah kita membuat masyarakat menangani stres lebih baik?”

Elizabeth dan rekan-rekannya juga menemukan – seperti yang telah mereka laporkan dalam sebuah makalah di Perpustakaan Medis Nasional AS mengenai penelitian ini – bahwa pasien kelompok meditasi, dibandingkan dengan kelompok kontrol, mengalami penurunan tingkat stres yang signifikan setelah menyelesaikan kursus mereka.

Penelitian tersebut menambah bukti bagi efektivitas meditasi kesadaran penuh dalam mengatasi kecemasan, kata Elizabeth. Ia juga mencatat bahwa dengan desain “aktif kontrol” yang ketat, penelitian tersebut memberikan suatu paradigma yang baik di masa depan bagi penelitian jenis intervensi seperti meditasi.

Elizabeth pada akhirnya berharap untuk memperluas penelitian perawatan dengan kesadaran penuh tersebut untuk kondisi-kondisi kejiwaan lainnya, serta untuk membandingkan perawatan seperti itu dengan terapi obat kejiwaan yang standar.[Bhagavant, 3/2/17, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Meditasi,Sains,Vipassanā
Kata kunci:
Penulis: