Raja Bhumibol Adulyadej Wafat, Buddhis Thailand Berduka
Bhagavant.com,
Bangkok, Thailand – Berita duka menyelimuti Kerajaan Thailand setelah Raja Thailand Adulyadej Wafat pada Kamis (13/10/2016) pukul 15.52 waktu setempat dalam usia ke-88 di Rumah Sakit Siriraj, Bangkok, Thailand.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak baik dari segi medis maupun spiritual, tapi hukum anicca (ketidakkekalan) berlaku untuk siapa pun termasuk bagi seorang raja seperti Raja Bhumibol Adulyadej. Tak satu kekuatan apa pun yang bisa menghentikan hukum alam ini.
Raja Bhumibol Adulyadej yang disebut sebagai monarki paling lama berkuasa di dunia, wafat dalam perawatan karena sakitnya yang tidak kunjung sembuh di Gedung Chalermphrakiet di Rumah Sakit Siriraj.
“Pada pukul 15.52, beliau meninggal dunia dengan tenang di R.S. Siriraj,” demikian pernyataan Badan Rumah Tangga Kerajaan Thailand.
Berita duka ini membuat masyarakat Thailand berduka dan berkabung. Banyak dari mereka yang telah berkumpul di dalam kompleks Rumah Sakit Siriraj menangis dan merasa masih tidak percaya akan kepergian raja yang dicintai luas oleh masyarakat Thailand.
Sejumlah media online besar Thailand seperti Bangkok Post dan The Nation mengganti warna penampilan beranda situsnya dengan didominasi warna hitam sebagai simbol berkabung.
Raja Bhumibol telah berada di rumah sakit sejak 3 Oktober 2016, seperti yang dilansir CNN, Kamis (13/10/2016) pihak Istana Kerajaan mengatakan, satu tim dokter kerajaan telah mencoba yang terbaik dan memberikan perawatan yang paling mendekati, tapi kesehatannya terus menurun secara bertahap.
Para dokter di Rumah Sakit Siriraj sebelumnya telah mengatakan raja memiliki masalah dengan ginjal, aliran darah ke sisi kiri jantungnya dan tekanan darah.
Bulan lalu, ia dirawat karena infeksi yang parah, penurunan fungsi ginjal dan cairan di paru-parunya. Ia menjalani operasi untuk menghilangkan kantong empedu tahun lalu.
Menurut pernyataan pihak Istana Kerajaan, semua bangunan pemerintah akan mengibarkan bendera Thailand setengah tiang selama 30 hari mulai 14 Oktober. Semua pegawai negeri harus memakai pakaian hitam sebagai tanda berkabung selama satu tahun.
Raja Bhumibol yang berkeyakinan Buddhis tersebut merupakan raja kesembilan dari Dinasti Chakri. Ia mulai menduduki takhta pada 9 June 1946 dengan sebutan Raja Rama IX dengan gelar panjang: Phra Bat Somdet Phra Paraminthra Maha Bhumibol Adulyadej Mahitalathibet Ramathibodi Chakkrinaruebodin Sayamminthrathirat Borommanatthabophit.
Ia secara luas dihormati oleh warga Thailand. Ia memiliki pengaruh kepada berbagai kalangan baik dari elite perkotaan yang kaya hingga para pekerja pertanian yang miskin di berbagai provinsi.
Selama 70 tahun masa pemerintahannya, secara terampil ia memetakan sebuah posisi yang menempatkan monarki di pusat masyarakat Thailand, bertindak sebagai kekuatan bagi masyarakat dan tradisi bahkan saat negara tergoncang karena krisis politik dan kudeta militer.
Raja Bhumibol Adulyadej juga memainkan peranan yang penting dalam perkembangan Agama Buddha di Thailand pada khususnya dan di dunia pada umumnya. Sejumlah vihara di luar negeri Thailand diketahui didirikan atas nama dan bantuan darinya.[Bhagavant, 13/10/16, Sum]
Kategori: Asia Tenggara,Fokus,Tokoh
Kata kunci: raja Thailand
Penulis: