Fenomena “Bulan Super Sang Pemburu” Sambut Awal Kathina 2560 EB
Bhagavant,
Jakarta, Indonesia – Menjelang perayaan Kathina 2560 Era Buddhis (EB) fenomena “Bulan Super Sang Pemburu” akan muncul pada Minggu (16/10/2016). Apa itu fenomena “Bulan Super Sang Pemburu”?
Fenomena “Bulan Super Sang Pemburu” adalah sebuah istilah yang diberikan kepada 2 fenomena yang terjadi sekaligus pada Bulan dan istilah ini berasal dari kata “Supermoon” (Bulan Super) dan “Hunter’s Moon (Bulan Sang Pemburu)”.
Supermoon atau Bulan Super merupakan sebuah istilah bagi kondisi Bulan dalam keadaan purnama ataupun baru yang tampak lebih besar dari biasanya karena bulan berada di posisi paling dekat dengan bumi.
Sedangkan Hunter’s Moon merupakan istilah bagi kondisi Bulan yang muncul lebih awal setelah Matahari terbenam, dan terjadi di dekat sekitar awal musim gugur di belahan Bumi utara (sekitar September – Oktober). Karena terjadi di musim gugur saat masa panen tiba, Hunter’s Moon juga sering disebut dengan “Harvest Moon” (Bulan Panen)
“Rata-rata, Bulan terbit sekitar 50 menit setelah (Matahari terbenam) tiap harinya. Tapi ketika Bulan Purnama terjadi dekat dengan ekuinoks musim gugur – baik Hunter’s Moon atau Harvest Moon – Bulan (di pertengahan lintang iklim) terbit hanya sekitar 30 hingga 35 menit setelah (Matahari terbenam) setiap harinya selama beberapa hari sebelum dan setelah Bulan Purnama,” demikian seperti yang dikutip dari situs EarthSky, Selasa (11/10/2016).
Awal pemberian nama “Hunter’s Moon (Bulan Sang Pemburu)” memiliki banyak versi, di antaranya berhubungan dengan kegiatan pemburuan. Bulan dengan cahayanya yang muncul lebih cepat setelah Matahari terbenam, membantu para pemburu maupun petani khususnya dari suku asli Amerika untuk memperpanjang waktu mengumpulkan buruan atau hasil panen mereka.
Bagi sebagian orang “Bulan Super Sang Pemburu” (Super Hunter’s Moon) yang merupakan Bulan Purnama, besarnya tampak sama seperti penampakan Purnama pada umumnya, namun bagi mereka yang berpengalaman dan mengamati secara berhati-hati Bulan akan terlihat lebih besar.
Seperti halnya fenomena supermoon saat Bulan Purnama lainnya, “Bulan Super Sang Pemburu” (Super Hunter’s Moon) memiliki dampak terhadap kenaikan permukaan air laut (pasang naik) karena menguatnya gravitasi (daya tarik) bulan saat posisi Bulan lebih dekat ke Bumi.
Fenomena Bulan tersebut hanya dapat dilihat saat cuaca cerah bukan saat cuaca mendung.
Perayaan Kathina sendiri dilaksanakan pada bulan Kattika (Pali: Kattikā; Skt: Kārttika) dalam penanggalan kalender Buddhis (sekitar bulan Oktober-November), yaitu setelah 3 bulan sejak awal vassa (retret musin hujan) para bhikkhu pada bulan Asadha.[Bhagavant, 12/10/16, Sum]
Kategori: Sains
Kata kunci: astronomi
Penulis: