Dharmasanti Waisak Nasional 2560 EB / 2016
Bhagavant.com,
Jawa Tengah, Indonesia – Dharmasanti Waisak Nasional 2560 EB / 2016 diselenggarakan di pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada Sabtu (21/5/2016).
Dengan mengangkat tema: “Indahnya Kebersamaan dalam Buddha Dharma”, Dharmasanti Waisak Nasional 2560 EB / 2016 dihadiri oleh para anggota sangha dari dua organisasi besar Buddhis di Indonesia, yaitu Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI) dan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), serta ribuan umat Buddha dari berbagai daerah.
Hujan deras yang sempat mengguyur saat menjelang berlangsungnya Dharmasanti Waisak Nasional sempat mengusik para umat yang tidak berada di naungan tenda tempat berlangsungnya kegiatan tersebut.
Acara yang seharusnya dimulai pukul 19.00 WIB di Taman Lumbini, kompleks Candi Borobudur, sempat tertunda sejenak untuk menunggu kehadiran Wakil Presiden Republik Indonesia H.M. Jusuf Kalla yang baru datang pada pukul 19.40 dengan didampingi oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pendayaan Aparatur Negara- Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dharmasanti Waisak Nasional dimulai dengan mengumandangkan lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan oleh para hadirin yang ada.
“Selamat Hari Raya Waisak. Pada dasarnya sesama manusia kesatuan persaudaraan dan kebahagiaan bersama tentu menjadi tujuan kita semua,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla mengawali sambutannya dengan mengenakan pakaian batik bercorak coklat dengan dasar hitam.
Ia juga mengatakan bahwa Candi Borobudur yang tetap berdiri megah saat ini menjadi bukti kehidupan yang Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia.
“Semua agama menginginkan keselamatan, Islam, Kristen, Hindhu, juga Buddha, karena itu saling menghormati menjadi tonggak penting kemajuan bangsa,” katanya.
Sedangkan dalam pesannya, Y.M. Sri Pannyavaro Mahathera, Sanghapamokkha/Kepala Sangha Theravada Indonesia sekaligus sebagai Kepala Vihara Mendut di Magelang menjelaskan makna moral dari cinta kasih.
“Saat seseorang bergetar hatinya melihat penderitaan suatu kaum, hingga memunculkan hasrat untuk menolong, itulah arti sesungguhnya dari kasih sayang. Adalah moral cinta kasih lah yang menimbulkan rasa kepedulian kepada sesama,” nasihat Y.M. Sri Pannyavaro Mahathera.
Dharmasanti Waisak Nasional tersebut juga dimeriahkan dengan penampilan drama musikal yang mengisahkan tentang perjalanan hidup Siddhartha Gautama yang lahir, mencapai pencerahan menjadi Buddha, dan parinibbana.
Setelah Dharmasanti Waisak berakhir sekitar kegiatan dilanjutkan dengan pelepasan 5.000 lampion ke udara di Lapangan Gunadharma sekitar pukul 21.00 WIB. Sebelum pelepasan lampion umat Buddha membacakan parita-parita suci. Kemudian penyalaan ribuan lilin dan harapan umat. Tampak dalam pelepasan lampion tersebut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Beberapa rangkaian kegiatan Waisak di Borobudur masih dilanjutkan hingga menjelang detik-detik Waisak yang jatuh pada Minggu (22/5/2016) pukul 04.14.06 WIB yang ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali.
Kegiatan Waisak nasional di Candi Borobudur baru rampung setelah para umat melaksanakan prosesi pradaksina mengelilingi Candi Borobudur sebanyak tiga kali.[Bhagavant, 22/5/16, Sum]
Kategori: Asia Tenggara,Indonesia,Seremonial
Kata kunci: Dharmasanti Waisak, Vesak 2560 EB, Waisak
Penulis: