Stupa Swayambhunath Diguncang Gempa Nepal 7.8 Mw

Bhagavant.com,
Kathmandu, Nepal – Gempa bumi berkekuatan 7.8 Mw yang mengguncang Nepal dan India Utara pada Sabtu, 25 April 2015 juga mengguncang kompleks situs Buddhis, Stupa Swayambhunath di Lembah Kathmandu, sebelah barat ibu kota Kathmandu.

Stupa Swayambhunath di Nepal diguncang gempa 7.8 Mw
Stupa Swayambhunath di Nepal diguncang gempa 7.8 Mw. Foto: Express photo oleh Abhimanyu Chakravorty

Seperti yang dilaporkan The Indian Express, Minggu (26/4/2015), ketika gempa mengguncang seluruh struktur bangunan dan rumah-rumah bata, toko-toko barang antik serta cetiya-cetiya kecil di dalam dan di sekitar kompleks dan merubahnya menjadi puing-puing dalam waktu 15 detik.

Stupa Swayambhunath sendiri dikabarkan tidak mengalami kerusakan, namun cetiya berarsitektur sikhara (puncak gunung) bergaya India di dekatnya nampak hancur berantakan.

Pada awal kejadian, para peziarah dan wisatawan terkejut dan berlari ke pintu keluar. Saat seluruh struktur bangunan bergetar keras, orang-orang terlempar ke berbagai arah, sementara yang lain berjuang untuk kembali berdiri. Beberapa orang terjebak di bawah puing-puing, dan ketika mereka ditarik keluar oleh orang-orang di dekatnya, mereka mengalami patah pada anggota badan dan darah mengalir deras dari kepala.

“Saya bisa mendengar teriakan keras dan jeritan kesakitan dari segala penjuru. Beberapa orang terjebak di bawah puing-puing menunggu untuk diselamatkan, wajah mereka yang telah ditarik keluar tertutup dengan darah, beberapa dari mereka kakinya patah,” kata Abhimanyu Chakravorty, koresponden The Indian Express yang berada di tempat kejadian.

Sejak berita ini diturunkan, pihak kepolisian menyatakan tidak ada yang tewas di area kompleks Stupa Swayambhunath, namun dari kabar yang belum dikonfirmasikan, satu orang dikabarkan tewas di saat hendak keluar dari sebuah bangunan. Kemungkinan masih ada korban yang terjebak di dalam bangunan yang runtuh.

Debu menyelimuti seluruh kaki lembah dan membuat jarak pandang berkurang menjadi 10 meter sehingga membuat petugas kepolisian yang datang 20 menit setelah gempa mendapatkan kesulitan.

“Sementara di atas, saya bisa melihat beberapa viharawan mencoba untuk menyelamatkan apa pun yang mereka bisa dari rumah mereka yang hancur. Saya juga bisa melihat polisi akhirnya mencapai tempat itu, sekitar 20 menit setelah gempa pertama. Tapi saat mereka bergegas, saya juga bisa melihat bahwa mereka tidak tahu di mana atau bagaimana untuk memulai,” kata Abhimanyu.

Arjun Negi, 35, operator tur India, yang hadir di tempat tersebut selama gempa mengatakan: “Saya berada di sebuah tingkat atas restoran dengan seorang teman sedang minum teh dan merasa lantai di bawah terguncang hebat. Saya melemparkan teh saya dan menuju tangga. Tapi ketika saya memegang teralis, tangganya bergerak seolah saya berayun. Dan kemudian saya melihat orang melompat keluar dari jendela. Saya yakin beberapa dari mereka patah kakinya. Saya pikir saya akan mati kemudian.”

Ini merupakan kedua kalinya kompleks Stupa Swayambhunath mengalami gempa bumi dalam waktu belakangan ini. Yang pertama terjadi pada tahun 1990, tapi tidak merusak properti yang ada. Namun gempa kali ini lebih mematikan karena sebagian area ibadah yang lebih kecil mengalami kehancuran.

Stupa Swayambhunath yang merupakan ikon bagi Kathmandu, juga dikenal dengan Candi Kera (Monkey Temple) karena keberadaan kera-kera yang dianggap suci yang tinggal di bagian barat laut dari Stupa Swayambhunath. Stupa ini merupakan situs ziarah Buddhis paling penting di Nepal. Meskipun situs ini merupakan situs Buddhis namun juga dihormati oleh umat Hindu.[Bhagavant, 26/4/15, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Arkeologi,Nepal
Kata kunci: ,
Penulis: