Buddhisme Makin Populer di Kaum Muda Hyderabad, India

Bhagavant.com,
Hyderabad, India – Telah berabad-abad lamanya Buddhisme mengalami mati suri di tanah kelahirannya, India. Dan sekarang, agama yang telah menyebar secara global ini, perlahan-lahan kembali mulai memperoleh popularitasnya di India, salah satunya di kalangan muda di Hyderabad.

Rupang Buddha Berdiri di Hyderabad, India.
Rupang Buddha Berdiri di Hyderabad, India. Foto: wikipedia.org

Seperti yang dilaporkan The New Indian Express, Senin (13/10/2014), para pelajar dan karyawan muda, khususnya mereka yang bergerak di bidang teknologi informasi, menunjukkan minat yang lebih besar terhadap ajaran Sri Buddha.

“Saya tidak menyebut Buddhisme sebuah agama. Buddhisme adalah filsafat hidup terbaik yang membantu kita mencapai pencerahan melalui Vipassana (meditasi),” kata Devendar, yang bekerja untuk sebuah perusahaan multinasional di kota tersebut. Ia sering berkunjung ke dua vihara utama di kota tersebut.

Banyak karyawan muda seperti Devendar mulai mempraktikkan Buddhisme dan menjadi anggota aktif dari Grup Buddhis Yuva – Yuva Buddhist Group (YBG) Hyderabad yang didirikan oleh seorang pemuda kota, Rajesh Suthari, untuk menyebarkan Buddhisme di Hyderabad.

YBG menyelenggarakan berbagai kegiatan untuk menjangkau pemuda setempat dan mengajar mereka Buddhisme. Anggotanya juga membimbing mereka yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang Buddhisme.

Dua vihara utama di kota tersebut, Vihara Buddha Ananda di Mahendra Hills dan Vihara Buddha Siddhartha di New Bowenpally, keduanya berada di Secunderabad, dan menjadi tujuan baru akhir pekan bagi banyak pelajar muda dan karyawan.

Para bhikkhu yang berada di sana mengajarkan prinsip-prinsip dasar Buddhisme kepada para pengunjung yang tidak hanya tertarik untuk belajar Buddhisme tapi juga yang juga ingin beralih keyakinan memeluk Buddhisme. Kedua vihara tersebut telah menyaksikan pertumbuhan yang konsisten dalam jumlah pengunjung selama beberapa tahun terakhir.

Namun, warga etnis Telugu yang mayoritas Hindu dan yang mayoritas bermukim di sana sangat sedikit yang menjadi umat di sana. Meskipun YBG memiliki banyak anggota aktif dari warga etnis Telugu, jumlah mereka jauh lebih sedikit ketika datang ke kegiatan di vihara-vihara.

Pragya Chouhan, anggota dari YBG, mengatakan alasannya, “Sering kali orang tua mereka tidak menerimanya. Dan beberapa tidak mengerti bahasa para bhikkhu di sini.”

“Faktor-faktor ini membuat mereka menjauh dari berpartisipasi langsung dalam kegiatan di vihara kami, tetapi mereka sangat tertarik dengan ajaran Buddha meskipun mereka tidak hadir,” tambahnya.

Tidak mengherankan, sebagian besar pengunjung vihara-vihara tersebut berasal dari negara bagian timur laut dan negara bagian barat Maharashtra di mana Buddhisme memiliki dasar yang kuat. Populasi warga etnis Marathi di kota tersebut, merupakan pengikut setia dari “Buddhisme Ambedkarite”, yang merupakan pemegang utama dalam setiap kegiatan di dua vihara di Secunderabad.

Berdiri selama lebih dari dua dekade di kota tersebut, kedua vihara itu menarik pengunjung bahkan warga asing. Banyak pelajar dari negara-negara seperti Birma (Myanmar), Nepal dan Thailand, yang tinggal di kota tersebut, sering mengunjungi vihara-vihara tersebut.

“Bertemu ratusan umat Buddhis di sini merupakan pengalaman luar biasa bagi saya karena sejauh ini saya belum pernah bertemu satu orang pun di universitas saya yang berbicara tentang Buddhisme,” kata Shoon Le, seorang mahasiswa dari Birma yang sedang belajar MSc (Komputer) di Universitas Osmania.

Namun, para bhikkhu menemukan kesulitan untuk menyebarkan ajaran Buddha karena sangat sedikitnya Bhanteji (bhante) di kota tersebut. Para kepala bhikkhu seperti Bhikku Khemachara, kepala Vihara Buddha Siddhartha, selalu sibuk mengunjungi berbagai tempat di seluruh negara tersebut. “Akan lebih baik jika ada lebih Bhanteji di vihara,” kata Sangeeta, anggota Grup Buddhis Yuva.[Bhagavant, 18/10/14, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: India,Pelayanan Buddhis
Kata kunci:
Penulis: