Konferensi untuk Hormati Bhiksu Atisa

Bhagavant.com,
New Delhi, India – Atiśa Dipankara Shrijnana merupakan salah seorang guru besar Buddhis yang berpengaruh dalam perkembangan Buddhisme di Tibet dan yang pernah singgah dan mengajar di Sumatera. Untuk menghormati beliau, sebuah konferensi dan ekshibisi internasional selama tiga hari diadakan di Indira Gandhi National Centre for the Arts (IGNCA) di New Delhi pada 16-18 Januari yang lalu.

Mural Bhiksu Atisa di Vihara Ralung, Tibet.
Mural Bhiksu Atisa di Vihara Ralung, Tibet. Foto: wikipedia.org

Konferensi dan ekshibisi internasional yang bertajuk “Atisha and Cultural Renaissance” (Atisa dan Kebudayaan Renaisans) bertujuan untuk menyelidiki kehidupan Atisa, visi, misi, aktivitas, karya, dan enensi ajarannya, kontribusi religi-kultural, warisan, kesesuaian ajarannya di zaman modern. Konferensi ini juga melakukan diskusi mengenai perjanjian Tibet dan peristiwa utama dan lainnya yang berkaitan dengan Atisa.

“Usaha ini merupakan sebuah perayaan atas perdamaian, belas kasih, cinta, dan pengorbanan yang disimbolkan oleh Atisa,” kata Dipali Khanna, anggota sekretaris, IGNCA, seperti yang dilaporkan oleh TNN, Selasa (15/1).

“Hal ini juga merupakan sebuah usaha untuk menulis ulang sebuah halaman yang terlupakan dalam sejarah India yang menyoroti nilai-nilai dan kesepakatan sosial yang merupakan sebuah kebutuhan saat ini, “ kata Prof. Shashibala, dari Akademi Internasional Kebudayaan India.

Dalam konferensi tersebut disampaikan makalah-makalah penelitian yang disajikan oleh para akademisi dari Australia, Bangladesh, China, Inggris, Jerman, Indonesia, India, Jepang, Mongolia, Nepal, Taiwan, Thailand dan Amerika Serikat.

Makalah-makalah tersebut berjudul antara lain: Life of Atisha (Kehidupan Atisa), Atisha’s voyage to Sumatra/ Suvarnadvipa (Perjalanan Atisa ke Sumatra/Suvarnadvipa), Challenges, vision and mission of Atisha (Tantangan, visi dan misi Atisa), Atisha’s vision on Wisdom and Compassion (Visi Atisa pada Kebijaksanaan dan Belas Kasih), Contemporaries of Atisha in India and Tibet (Kekinian dari Atisa di India dan Tibet), Atisha as seen through visual arts (Atisa seperti yang dilihat melalui seni visual), Relevance of the teachings of Atisha in present day life (Relevansi ajaran Atisa dalam kehidupan masa sekarang).

Delapan belas cendekiawan terkemuka, para bhiksu/bhikku, arkeolog, sejarawan seni, penjelajah dan para pakar dari museum luar negeri dan India, berpartisipasi dalam konferensi tersebut. Para cendekiawan tersebut termasuk: Atmadi Brahmantyo (Indonesia), Christel Pilz (Jerman), Dan Martin (Israel), Gabrielle Yablonsky (Amerika Serikat), dan Liu Yongzeng (China).

Ekshibisi juga menampilkan foto-foto candi-candi, vihara-vihara, dan peninggalan-peninggalan Atisa yang didokumentasikan dari daerah-daerah terpencil di daerah bagian barat dan tengah Tibet dan China. Dokumenter-dokumenter tentang kehidupan dan warisan dari Atisa juga menjadi daya tarik tambahan.[Bhagavant, 20/1/13, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Asia Selatan,India,Seni dan Budaya
Kata kunci:
Penulis: