Sepatu Bergambar Buddha Yang Menuai Protes Keras
Bhagavant.com,
Washington, Amerika Serikat – Simbol-sombol atau ikon-ikon agama, disengaja atau tidak, kerap dijadikan atau digunakan sebagai sebuah objek tertentu yang akhirnya dapat menimbulkan reaksi berupa aksi protes dari beberapa penganutnya karena dianggap telah melecehkan keyakinan mereka.
Seminggu belakangan ini umat Muslim di beberapa belahan dunia khususnya di negara-negara Timur Tengah melakukan aksi protes keras terhadap sebuah film asal Amerika Serikat yang dianggap oleh mereka sebagai bentuk penghinaan terhadap pendiri agama Islam, Muhammad.
Aksi protes keras tersebut akhirnya menimbulkan korban termasuk tewasnya Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, J. Christopher Stevens, dan tiga warga AS lainnya di Benghazi, Libya, seperti yang dilaporkan oleh The Associated Press (12/9).
Sebulan sebelumnya, aksi protes juga dilakukan oleh komunitas Tibet dan Buddhis di Amerika Serikat terhadap sebuah perusahaan sepatu di California karena telah menggunakan gambar-gambar Sang Buddha sebagai corak sepatu yang mereka promosikan.
Seperti yang dilaporkan oleh Outlookindia (2/8/12), komunitas Buddhis di Tibet dan Bhutan telah menyurati Icon Shoes, perusahaan tas dan sepatu tersebut, untuk mengekspresikan perasaan mereka. Mereka juga menuliskan protes mereka di halaman Facebook perusahaan tersebut.
“Disayangkan, ini merupakan sebuah tradisi Buddhis paling dasar untuk memperlakukan ikon-ikon Buddhis dengan penuh hormat. Membuat gambar Buddha pada sepatu adalah tindakan yang tidak menghormati Buddhis,” tulis Bhuchung Tsering dari International Campaign for Tibet. “Dapatkah anda mempertimbangkan hal ini dan menarik sepatu-sepatu tersebut dari katalog anda?” Demikian permintaan tokoh masyarakat Tibet tersebut.
Aksi protes juga dilakukan di India. Oleh sejumlah aktivis, Icon Shoes dilaporkan ke otoritas kepolisian Rewari dengan tuduhan menyakiti sentimen keagamaan Buddha.
“Kami mendaftarkan kasus ini setelah mendengarkan pendapat hukum dari jaksa. Perusahaan ini telah menyakiti sentimen keagamaan masyarakat Buddhis di seluruh dunia,” kata Abhishek Garg, kepala polisi Rewari, Haryana, India, seperti yang dilaporkan oleh The Times of India.
“Tak seorang pun memiliki hak untuk menyakiti sentimen agama dari sebuah komunitas. Kami menerima banyak surat protes dari masyarakat dari 36 negara di dunia yang mengajukan pengaduan pidana atau telah mendekati pemerintah mereka untuk menghukum dan melarang perusahaan ini,” kata Kadyan yang juga membuat petisi secara online yang ditujukan kepada Presiden India. (change.org). Petisi yang bernada sama juga beredar di internet seperti di gopetition.com.
eBay India yang menjual sepatu-sepatu tersebut secara online juga mendapat gugatan serupa berdasarkan undang-undang transaksi elektronik. Naresh Kadyan, sebagai pelapor, telah melayangkan gugatan dan juga mendesak polisi untuk melarang pemasaran dan publisitas produk dengan segera.
Sedangkan di Nepal, dalam laporan The Kathmandu Post (29/8), Departemen Studi Buddhis di Univesitas Tribhuvan, menyatakan keprihatinan yang serius dan mengatakan bahwa gambar Sang Buddha pada sepatu merupakan hal yang tidak menghormati agama Buddha.
Departemen tersebut mengatakan bahwa produk tersebut telah “melukai perasaan jutaan masyarakat Nepal dan Buddhis di seluruh dunia.”
Menurut Milan Ratna Shakya, Kepala Departemen Studi Buddhis, komersialisasi telah mencoba untuk menghancurkan kerukunan umat beragama.
“Ini merupakan penampilan murahan dari era komersial. Tidak seorang pun yang berhak untuk secara langsung mendistorsi nilai-nilai agama yang dihormati oleh jutaan orang di seluruh dunia,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa banyak organisasi Buddhis termasuk yayasan di Jerman, Denmark, Sri Lanka dan Singapura, telah menyatakan keprihatinan serius mengenai masalah ini.
Perusahaan tas dan sepatu tersebut kini telah menghilangkan berbagai jenis sepatu bergambar Sang Buddha dari katalog produk dan mesin pencari di situs mereka, sehingga tidak ditemukan melalui pencarian dalam mesin pencari situs mereka. Namun, sampai saat berita ini diturunkan (16/9), melalui mesin pencari Google, setidaknya dua produk sepatu berwarna hijau lumut dari Icon Shoes yang bernama “Thangka of the Buddha” Ballet Flat w/Removable Insole dan “Thangka of the Buddha” Low Wood Heel Clog, nampaknya belum dihilangkan secara tuntas dan menyeluruh dari situs mereka.
Berdasarkan pada ketidaktahuan atau pun kesengajaan, dan tidak jarang dengan dalih berkesenian, pihak-pihak tertentu kerap menggunakan simbol-simbol atau ikon-ikon agama untuk kepentingan mereka tanpa memikirkan perasaan para penganut agama tersebut sehingga akhirnya menuai aksi protes.
Namun, aksi protes yang dilakukan oleh mereka yang mengklaim dirinya beragama hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang pantas dan bukan yang justru melanggar nilai-nilai agama.[Bhagavant, 16/9/12, Sum]
Kategori: Amerika,Amerika Serikat,Amerika Utara,Gerakan Buddhis
Kata kunci: demonstrasi
Penulis: