Tiongkok

Bhiksu Palsu Ditangkap Setelah Terekspos di Internet

Buddhisme dan KriminalitasBhagavant.com,
Beijing, China – Agama kerap kali dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab untuk mengeruk keuntungan termasuk penyalahgunaan jubah keagamaan para bhiksu untuk menyamar, melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji dan menipu para umat.

Seperti yang dilaporkan oleh situs France24, dua orang pria dengan mengenakan jubah jingga bhiksu tradisi di China nampak terlihat berada di jalanan kota Beijing berkumpul dengan kekasih mereka dan meneguk sekaleng bir, membuat beberapa orang yang melihatnya mengangkat alis mereka.

Kedua pria tersebut nampak menikmati pergi dengan mengenakan pakaian seperti bhiksi dan bahkan membuat sebuah akun Weibo (situs jejaring sosial seperti Twitter) dimana mereka memasang foto mereka sedang memegang kalung japa (Sanskerta: jāpa-mālā) dan tersenyum di depan kamera.

Bhiksu Palsu terekspos di sebuah kereta bawah tanah
Bhiksu Palsu terekspos berada di kereta bawah tanah. Foto: France24

Perilaku mereka menarik seorang pengguna situs yang secara diam-diam memfilmkan pasangan tersebut dan mengirimkan beberapa video ke dalam jaringan internet. Dalam rekaman video tersebut dapat dilihat mereka sedang meminum bir dan berbicara dengan keras di dalam kereta bawah tanah, ditemani dengan dua orang wanita yang nampaknya mereka tahu secara intim.

Ketika kedua pria tersebut sedang menghadiri sebuah pertemuan keagamaan di Vihara Fayuan, di Xicheng, vihara terbesar di Beijing pada 7 April, seorang pria yang penah melihat foto-foto mereka secara online mengintai kedua penipu tersebut di sebuah hotel.

Saat mereka menyadari mereka sedang dilihat, kedua orang pria tersebut bersembunyi di kamar mandi untuk mengganti pakaian mereka. Namun saat mereka keluar kembali, sekitar dua puluhan bhiksu yang asli menunggu mereka. Ketika kedua orang tersebut terbukti tidak mampu melafalkan sutra atau menunjukkan sertifikat keagamaan mereka, mereka diserahkan ke polisi.

Shanghai Daily selanjutnya mengidentifikasi kedua orang tersebut sebagai musisi bernama Zhao Wenbo and Ren Zhuankun (Ren Chuankun.), masing-masing dari provinsi Heilongjiang dan Anhui. Keduanya bekerja pada Perusahaan Musik FSTC Beijing.

Jiang Xinxin, manajer umum perusahaan tersebut, menuturkan kepada surat kabar bahwa Zhao Wenbo pernah mengatakan kepadanya bahwa ia pernah ditipu sebesar 100 ribu Yuan (sekitar 140 juta Rupiah) oleh mantan bosnya, seorang oknum Buddhis, dan ia memutuskan untuk “menarik perhatian publik untuk mempermalukan umat Buddha” dengan yang ia sebut perbuatannya itu sebagai pertunjukkan seni.

Menurut hukum perundangan China, seseorang yang berpura-pura menjadi anggota staf departemen pemerintah atau menggunakan identitas palsu lain untuk melakukan praktik penipuan harus ditahan tidak boleh kurang dari 5 hari dan tidak boleh lebih dari 10 hari.

Pihak kepolisian yang mengatakan bahwa mereka sedang melakukan investigasi terhadap kejadian tersebut diberitakan telah menangkap kedua bhiksu gadungan tersebut selama lima hari terakhir tanpa memberikan penjelasan resmi atas penangkapan mereka.

Di China, operasi penipuan yang terorganiasi oleh para bhiksu palsu relatif umum terjadi. Biasanya para pria berpose sebagai para bhiksu dari Vihara Shaolin yang terkenal di negara tersebut dan menjual obat-obatan tradisional palsu atau meminta sumbangan. Menurut media di China, beberapa penipu ini dapat meraup uang sampai sebesar 20 ribu Yan atau 29 juta Rupiah per tahun, lebih dari dua kali lipat pendapatan rata-rata pekerja pabrik di China.

Juru bicara asosiasi Buddhis Tiongkok mengatakan bahwa kejadian ini sangat merusak reputasi agama Buddha, dan menuntut para penipu tersebut dihukum berat.

Keberadaan bhiksu palsu diperkirakan telah meluas sampai ke mancanegara. Akhir Februari lalu (22/2), tiga orang bhiksu asing gadungan dibekuk petugas imigrasi Jakarta Barat, Indonesia. Mereka dibekuk saat sedang mengemis di seputar kompleks perumahan Taman Palem, Jakarta Barat.

Maraknya keberadaan bhiksu-bhiksu palsu menuntut umat Buddha untuk tetap waspada agar tidak terjebak dalam penipuan terutama menjelang hari-hari besar keagamaan.[Bhagavant, 17/4/12, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Tiongkok
Kata kunci: ,
Penulis:
REKOMENDASIKAN BERITA INI: