Sekelumit Kisah Buddhisme di Republik Ceko

Buddhisme di Republik CekoBhagavant.com,
Varnsdorf, Republik Ceko – Salah satu cara penyebaran Buddhisme di dunia adalah melalui imigrasi. Begitu juga keberadaan Buddhisme di sebuah kota bernama Varnsdorf di wilayah Ústí nad Labem, daerah utara Republik Ceko.

Dengan jumlah populasi sekitar 16 ribu orang, Varnsdorf merupakan sebuah kota di bagian utara Republik Ceko yang di kelilingi oleh hutan-hutan pinus yang lebat, dipenuhi oleh vila-vila kayu tua bergaya Jerman dan beberapa perumahan rakitan era Komunis, sebuah kota yang memiliki banyak taman, sebuah sungai, dua buah gereja serta sebuah vihara pertama di negara tersebut.

Vihara Thien An, terletak hanya beberapa ratus meter dari pebatasan dengan Jerman, berbentuk sebuah bangunan berlantai dua yang telah ada sejak tahun 1912 dan pernah menjadi sebuah vila milik seorang pengusaha setempat. Setelah dialihfungsikan menjadi pusat keagamaan komunitas masyarakat Vietnam di Republik Ceko, sejak 2008 bangunan tersebut resmi menjadi vihara pertama di negara itu dan juga di Eropa Tengah dan Timur.

“Kami telah berada di sini hampir 20 tahun, dan kami memiliki sebuah komunitas yang besar di sini. Di Vietnam, Buddhisme adalah sebuah agama yang juga merupakan bagian dari kebudayaan kami. Jadi kami ingin generasi kami berikutnya yang tinggal di Republik Ceko mengetahui mengenai tradisi-tradisi kami sendiri, adat istiadat kami. Itulah mengapa komunitas kami di Bohemia Utara ini, dan di seluruh negara ini menyumbangkan uang bersama untuk mendirikan vihara ini,” demikian kata Vu Ling Ngoc, warga komunitas setempat di Varnsdorf, seperti yang dilaporkan Jan Richter untuk Radio Prague (25/2).

Buddhisme di bawa ke Republik Ceko oleh para imigran asal Vietnam yang datang pada sekitar tahun 1918, pada masa masih berdirinya negara Cekoslowakia (1918–1992). Buddhisme sudah menjadi bagian dari kehidupan yang tidak terpisahkan dari mereka. Dan Buddhisme dapat dijumpai terutama di tempat warga Vietnam bermukim, seperti di kota Prague dan Cheb.

Vihara Thien An di Varnsdorf, foto: Jan Richter - radio.cz
Vihara Thien An di Varnsdorf, foto: Jan Richter - radio.cz

Vu Ling Ngoc yang juga merupakan salah satu pendiri Vihara Thien An mengatakan bahwa warga setempat merasa tertarik dengan apa yang terjadi di vihara tersebut, dan sampai sejauh ini mereka tidak memiliki permasalahan apapun.

“Sudah enam bulan dan kami hanya mengalami pengalaman yang baik saja. Warga berkunjung ke sini karena penasaran dan kami menunjukkan kepada mereka seluruhnya sehingga mereka memahami apa yang kami lakukan. Kami memiliki kelas sekolah di sini, bahkan beberapa kelompok orang dewasa berkunjung ke sini karena mereka ingin melihat apa yang kami lakukan, mengapa kami melakukannya dan apa Buddhisme itu,” jelas Vu Ling Ngoc.

Runtuhnya komunisme telah memberikan banyak hal bagi Varnsdorf yang mungkin belum siap diterima oleh warga setempat dan mungkin membutuhkan waktu untuk memahaminya. Namun hubungan yang bebas dari banyak masalah antara warga Vietnam dan Ceko, membantu berkembangnya Buddhisme di negara yang mayoritas penduduknya acuh tak acuh kepada agama tersebut.

Berdirinya Vihara Thien An merupakan sebuah contoh diterimanya dengan mudah Buddhisme di lingkungan masyarakat setempat. Hal ini cukup kontras dengan gejolak yang muncul seputar pembangunan masjid di Brno, bagian selatan Republik Ceko, oleh komunitas kecil Muslim yang akhirnya dipaksa untuk membatalkan rencana untuk menyertakan menara adzan dalam pembangunan masjid mereka.

Mayoritas masyarakat Vietnam mempraktikkan Buddhisme Mahayana dengan beberapa sinkretisasi dengan pemujaan leluhur, Kong Hu Cu dan Taoisme. Mereka mewakili sekitar dua pertiga sampai tiga perempat dari komunitas Vietnam yang berjumlah sekitar 60 ribu orang (survei 2010 Kementerian Dalam Negeri Republik Ceko). Ini menjadikan komunitas Vietnam sebuah komunitas warga Asia terbesar di Republik Ceko.

Komunitas Buddhis Ceko lainnya mempraktikan Buddhisme Theravada ataupun Vajrayana. Mereka yang mempraktikan Buddhisme Theravada mayoritas mendapatkan pengajaran dari bhikkhu-bhikkhu dari Eropa maupun dari Sri Lanka dan Birma serta berafiliasi pada tradisi Ayukusala. Sedangkan praktisi Vajrayana mayoritas berpusat pada tradisi Nyingma dan Kagyu.[Bhagavant, 5/3/12, Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Eropa
Kata kunci:
Penulis: