Dalai Lama Harap Pemuda Ciptakan Perdamaian
Bhagavant.com,
Wiesbaden, Jerman – Pemimpin Spiritual Tibet, Yang Mulia Dalai Lama XIV, mendorong para kaum muda untuk menciptakan masa depan yang lebih damai, saat kunjungan beliau ke Jerman Selasa, 23/8.
Saat mendarat di bandara Frankfurt, Dalai Lama disambut oleh Volker Bouffier, Perdana Menteri negara bagian Hessen dan Juru bicara Parlemen Negara.
Volker Bouffier dan Ketua Parlemen Negara, Norbert Kartmann menyampaikan undangan kepada Dalai Lama pada awal tahun ini untuk mengunjungi Negara Bagian Hessen, Jerman.
Lebih dari 600 warga Jerman menunggu dengan antusias kedatangan Dalai Lama di Seligenstadt dekat Frankfurt untuk jamuan makan siang resmi. Mereka memberikan tepukan tangan dan menyambut Dalai Lama saat iring-iriangan tiba.
Setelah berjalan-jalan singkat dengan Volker Bouffier di taman terkemuka Biara Seligenstadt, Dalai Lama dan Bouffier melakukan jumpa pers.
“Saya berada di Jerman atas undangan pemerintah Hessen dan saya sangat bahagia bisa berada di sini,’ kata Dalai Lama seperti yang dilansir oleh The Tibet Post.
“Kami sangatsenang, terhormat dan bangga bahwa Yang Mulia Dalai Lama mengunjungi lagi Hessen,” kata Volker Bouffier. “Yang Mulia Dalai Lama merupakan seseorang yang menyentuh hati orang-orang kemana pun beliau pergi. Beliau menganjurkan cara-cara tanpa-kekerasan untuk kebebasan agama dan otonomi untuk Tibet. Beliau merupakan sebuah teladan bagi yang lainnya. Kami berharap upaya beliau untuk menemukan sebuah solusi bagi masalah Tibet akan terpenuhi.”
Sore harinya, Dalai Lama tiba di Universitas Goethe Frankfurt untuk berbicara kepada para mahasiswa dan anggota fakultas mengenai Kepemimpinan dan Nilai-Nilai.
Dalai Lama memulai ceramahnya dengan menyebut para hadirin dengan “saudara dan saudari”.
“Kapan pun saya memberi ceramah atau bertemu orang-orang, saya biasanya memulai pembicaraan saya dengan mengaakan saudara dan saudari karena secara mendasar kita semua adalah manusia yang sama secara batin, fisik dan emosi,” demikian kata beliau.
Dalai Lama menekankan pentingnya etika moral berdasarkan pada sekularisme yang universal. Beliau mengatakan bahwa sistem pendidikan sekarang harus mencakup etika-etika moral sebagai sebuah kurikulum.
“Kita harus menemukan jalan dan upaya untuk meningkatkan etika-etika moral bukan berdasarkan pada agama tetapi pada sekularisme. Melalui pendidikan kita dapat meningkatkan etika-etika moral,” kata beliau.
Dalai Lama juga menambahkan bahwa sekularisme bukanlah berarti tidak menghormati agama, justru kenyataannya hal tersebut menunjukkan perhormatan kepada agama-agama.
Berbicara mengenai demokrasi, Dalai Lama mengatakan bahwa dunia adalah milik kemanusiaan bukan milik para raja atau pemimpin agama tetapi untuk masyarakat dunia. Jerman adalah milik warga Jerman. Sistem demokrasi berarti pemerintahan rakyat oleh rakyat.
Abad kedua puluh telah menjadi sebuah abad pertumpahan darah. Lebih dari 200 juta orang tewas karena kekerasan. Beliau mengatakan bahwa kita harus membangun abad ini sebagai sebuah abad perdamaian. Beliau mengatakan kepada para mahasiswa bahwa ini adalah abad bagi mereka.
Dunia yang penuh damai bukan berarti tidak ada permasalahan. Beliau mengatakan bahwa kita harus menemukan jalan dan upaya untuk memecahkan masalah ini melalui tanpa-kekerasan. Jadi abad ke-21 harus menjadi sebuah abad dialog. Agar dialog menajdi berhasil, kita harus menghormati pihak lain dan mempertimbangkan kepentingan mereka. Dengan jalan ini kita dapat mencapai dialog yang penuh makna.
Dalam penutup ceramahnya, Dalai Lama menyerukan kepada para generasi muda dan mahasiswa untuk berpikir secara lebih serius mengenai apa yang mereka ingin ciptakan terhadap abad ini.[Bhagavant, 23/8/11, tr: Sum]
Kategori: Eropa,Jerman,Perdamaian
Kata kunci: Dalai Lama XIV
Penulis: