Kebangkitan Kembali Buddhisme di Rusia
VOA News,
Ulan Ude, Rusia – Selama empat generasi, Soviet memerangi umat Buddhis yang kadang kala dijuluki oleh mereka sebagai “mata-mata Jepang”. Sekarang, 20 tahun setelah runtuhnya komunis, Buddhisme sedang mengalami kebangkitan secara masif di daerah-daerah bersejarahnya.
Benar, ada umat Buddhis Rusia.
Tambur, bel, dan lantunan mantranya adalah berbau Asia. Tetapi bahasa yang digunakan di antara para bhiksu di sini, di dekat tepi Danau Baikal adalah bahasa Rusia.
Yondon Ulzutuev, yang mengajar filsafat di Ivolginsky datsan (Vihara Ivolginsky – red), sebuah vihara utama di Rusia, mengatakan bahwa ketika ia belajar Buddhisme di India, orang-orang tidak percaya bahwa ia adalah orang Rusia.

Pemuda 25 tahun itu adalah salah satu dari lebih sejuta orang di Rusia pasca-Soviet yang memeluk Buddhisme yang merupakan keyakinan nenek moyang mereka.
Perubahan sikap
Bangsa Tsar Rusia sebagian besar hidup berdampingan dengan keyakinan Buddhisme Tibet (Vajrayana – red) dari bangsa Mongolia yang telah menaklukkan Asia Tengah. Tetapi Soviet memerangi Buddhisme.
Mereka membuldoser cetiya-cetiya dan vihara-vihara. Mereka menggunakan manuskrip-manuskrip kuno untuk melinting rokok. Mereka menembak ratusan viharawan – dan mengirim sisanya ke gulag.*
Bhiksuni Tenzin Choidrin berbicara mengenai penghancuran kebudayaan dan peradaban Buddhis oleh komunis di sini.
“Sebagai hasil dari penindasan komunis, hampir seluruh sistem Buddhis mengalami kehancuran,” katanya. “Tampilan dunia Buddhis, dasar dari jalan hidup tradisional mengalami kehancuran, nilai-nilai sistem tradisional hancur.”
Soviet memaksa Buddhisme untuk terkubur. Namun, mereka gagal untuk membasmi keyakinan dari kubu-kubu historisnya yaitu perbatasan republik Kalmykia, Tuva, dan di sini di Buryatia.
Kembali lagi
Meskipun lebih banyak lagi warga Rusia menjadi Buddhis saat ini dibanding sebelum revolusi, Kremlin (metonimia bagi pemerintah pusat Rusia – red) menolak tuntutan utama mereka.
Mereka menginginkan pemimpin spiritual tertinggi mereka, Dalai Lama dari Tibet, untuk datang ke Rusia dan memberkahi cetiya-cetiya dan vihara-vihara baru, tetapi Moskow telah menolak untuk memberikan Dalai Lama sebuah visa sejak kunjungan terakhirnya di tahun 2004.
Namun sebagai seorang bhiksuni, Bhiksuni Choidrin mengatakan bahwa kunjungan Dalai Lama dibutuhkan. Ia mengatakan peranan Dalai Lama bagi kelahiran kembali Buddhisme di Rusia tidak ternilai. Bhiksuni Choidrin mengatakan kunjungan Dalai Lama akan menjadi seperti air yang dibutuhkan oleh tanah yang gersang dan kering karena matahari.
Bhiksuni tersebut juga mengatakan bahwa Dalai Lama telah menanggalkan peran politiknya sebagai pemimpin masyarakat Tibet di pengasingan, Rusia seharusnya memberikannya sebuah visa.
Reaksi Pemerintah China
Namun sekarang China adalah partner dagang terbesar bagi Rusia. Para pejabat China telah memperingatkan bahwa Kremlin memiliki sebuah pilihan yang jelas: 1,3 juta pengikut Dalai Lama atau 1,3 miliar warga China.
Di sebuah vihara setempat, Irina, seorang praktisi Buddhis sedang berharap untuk bayi dalam kandungannya. Setelah ia memutarkan roda harapan (Tibet: mani-chos-‘khor – red) , Irina menjelaskan bahwa ia datang ke vihara tersebut untuk berharap agar kehamilan dan kelahiran bayinya akan berjalan dengan baik.
Dan, dinilai dari sejumlah besar wanita hamil yang datang ke vihara tersebut untuk melakukan ritual dan untuk mendapatkan berkah, nampaknya di sudut Asia di Rusia ini waktu berada di pihak Buddhisme.[ JamesBrooke, VOA News, 17/7/11, tr: Sum]
*Gulag (Glavnoye upravlyeniye ispravityel’no-trudovih lagyeryey i koloniy – Direktorat Jenderal Kamp Buruh Korektif dan Koloni) adalah instansi pemerintah yang mengelola sistem utama kamp kerja paksa Soviet.
Kategori: Eropa,Rusia
Kata kunci: Vajrayana
Penulis: