Rangkaian Prosesi Waisak 2011 di Borobudur
Bhagavant.com,
Magelang, Indonesia – Prosesi peringatan Hari Waisak 2555 B.E / 2011 di Candi Borobudur telah dimulai sejak Sabtu, 14/5 yang diawali dengan prosesi pengambilan air berkah dan api abadi.
Prosesi pengambilan air suci atau air berkah Waisak 2011 dilakukan di Umbul Jumprit, Temanggung, Jawa Tengah pada Sabtu, 14/5. Pengambilan air tersebut diawali dengan puja bakti pembacaan paritta dan mantra oleh beberapa bhikkhu, bhiksu dan bhiksuni dari tiga tradisi yaitu, Theravada, Mahayana, dan Vajrayana.
Dan pada hari Minggu 15/5, dilakukan pengambilan api abadi atau api Dharma dari sumber api abadi di sumber api alami Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, juga diawali dengan puja bakti pembacaan paritta dan mantra oleh beberapa bhiksu dan bhiksuni yang bernaung di Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi).
Baik air berkah dan api Dharma kemudian disemayamkan di Candi Mendut, Magelang, Jawa Tengah, pada Minggu 15/5. Kemudian bersama-sama dengan para bhikkhu, bhiksu dan bhiksuni, umat mengadakan puja bakti di hadapan altar yang didirikan di pelataran Candi Mendut. Selanjutnya mereka melakukan pradaksina (bahasa Sanskerta) atau padakkhina (bahasa Pali) mengelilingi Candi Mendut searah jarum jam. Air berkah dan api Dharma tersebut di arak menuju dan diletakkan di pelataran Candi Borobudur pada Selasa 17/5.
Pada Senin, 16/5, sebagai salah satu rangkaian Waisak 2011 di Candi Borobudur, umat Buddha mengikuti kegiatan pindapata yang dilaksanakan oleh para bhiksu dan sramanera (bahasa Sanskerta untuk samanera) di daerah “Pecinan” di pusat Kota Magelang, Jawa Tengah yang dimulai pada sekitar pukul 08.30 WIB.
Para umat yang mengikuti kegiatan pindapata ini berdiri di depan rumah maupun toko masing-masing di sepanjang sisi jalan sejauh satu kilometer di Jalan Pemuda, kawasan “Pecinan” itu dan memberikan persembahan dana baik berupa uang maupun kebutuhan pokok sehari-hari untuk para bhikkhu maupun bhiksu. Kegiatan pindapata ini selesai pada sekitar pukul 09.30 WIB. Malam harinya, umat berkumpul di Candi Mendut untuk melakukan puja bakti sebelum menuju Candi Borobudur pada keesokan harinya.
Sementara itu, seperti yang dilansir oleh VIVAnews, Minggu, 15 Mei 2011, General Manager PT. Taman Wisata Borobudur, Pujo Suwarno mengatakan bahwa jumlah pengunjung Candi Borobudur melonjak sejak Sabtu kemarin sampai empat kali lipat dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Dan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah sampai puncak perayaan Waisak.
Ratusan personil polisi juga dikerahkan untuk pengamanan di sekitar lokasi dimana diperkirakan 1.000 orang umat Buddha mengadakan puja bakti di Candi Borobudur. Pujo mengatakan, bahwa sebanyak 600 personil kepolisian disebar di lokasi dan diperkirakan jumlah personil keamanan yang juga diperbantukan oleh TNI ditambah pada hari puncak.
Satu hari menjelang hari puncak, Tim Gegana menyisir tempat-tempat di mana umat Buddha melakukan kegiatan Waisak 2011 di Candi Mendut dan Candi Borobudur untuk mewaspadai barang-barang yang mencurigakan.
Selasa, 17/5, sekitar pukul 08.00 WIB, para umat berkumpul di Candi Mendut untuk mempersiapkan prosesi menuju Candi Borobudur. Dan sekitar pukul 08.30, para umat mulai melakukan prosesi kirab menuju Candi Borobudur dengan membawa simbol-simbol Buddhis antara lain, bendera Buddhis, perwakilan kitab suci Tipitaka, air berkah dan api Dharma. Perjalanan ini dilakukan dengan berjalan kaki selama kurang lebih 3 jam.
Setiba di Candi Agung Borobudur sekitar pukul 11.30, para umat mengadakan kegiatan makan siang selama satu setengah jam. Kemudian dilanjutkan dengan mengadakan puja bakti di tenda-tenda sesuai dengan tradisi masing-masing pada pukul 13.00 sampai 15.30.
Seluruh umat berkumpul di altar utama yang telah didirikan di pelataran Candi Borobudur pada pukul 15.30. Pada altar nampak rupang Sang Buddha yang berwarna keemasan. Rupang Buddha yang bergaya seni Tionghoa tersebut diapit oleh 2 buah rupang lain yang mewakili dua Siswa Utama Sang Buddha.
Acara dilanjutkan dengan kata sambutan dari Ketua Umum Walubi, Dirjen Bimas Buddha, Bhiksuni Heng Chih dari Gold Coast Dharma Realm, dan Bhiksu Tenzin Priyadarsi dari The Dalai lama Center for Ethics and Transformative Values di Massachusetts Institute of Technology. Acara ini dilakukan pada pukul 16.00.
Pada pukul 16.40 sampai 18.08, diadakan pembacaan paritta dan mantra dari masing-masing tradisi, serta sebuah renungan Waisak sambil menunggu detik-detik Waisak.
Tepat pukul 18.08.23 yang merupakan detik Waisak 2555 B.E / 2011, seluruh umat berdiam diri untuk bermeditasi.
Setelah umat mengadakan meditasi detik-detik Waisak, Y.M. Bhikkhu Wongsin Labhiko Mahathera memberikan pesan Waisak dan dilanjutkan dengan pemercikan air berkah oleh beberapa anggota sangha.
Umat melakukan pelafalan Vesakha Puja Gatha pada pukul 20.00, setelah sebelumnya melakukan makan malam. Setelah itu umat melakukan pradaksina mengelilingi Candi Borobudur sebanyak 3 kali.
Sebagai kegiatan penutup, diadakan pelepasan lentera atau lampion sebanyak 1.000 buah. Tradisi melepaskan lampion ini adalah termasuk tradisi baru dalam rangkaian Waisak di Borobudur yang juga telah dilakukan tahun lalu.
Dengan diterbangkannya lampion-lampion tersebut, rangkaian Waisak 2555 B.E / 2011 di Borobudur pun berakhir. Namun perayaan peringatan Tisuci Vesak atau Trisuci Waisak 2555 B.E / 2011 oleh umat Buddha belumlah berakhir.
Beberapa kegiatan besar masih akan dilaksanakan seperti Waisak Nasional 2011 bersama Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI) yang mengadakan “Meditasi Akbar” di Monas, Jakarta pada Sabtu 21 Mei, maupun Dharmasanti Waisak 2011 bersama Walubi di Kemayoran, Jakarta, di hari yang sama.[Bhagavant, 16/5/11, Sum]
Bhagavant.com mengucapkan: Selamat Tisuci Vesak 2555 B.E / 2011 , Semoga berkah Vesak bersama kita semua. Sadhu! Sadhu! Sadhu!
Kategori: Asia Oseania,Indonesia,Seremonial
Kata kunci: Candi Borobudur, Vesak 2555 B.E
Penulis: