Hana-matsuri 2011 Dalam Suasana Prihatin
Bhagavant.com,
Tokyo, Jepang – Masyarakat Jepang, khususnya umat Buddha merayakan kelahiran Sang Buddha dalam suasana penuh prihatin. Musibah gempa bumi dan tsunami yang menimpa Jepang pada 11 Maret lalu tentunya memberikan atmosfir yang berbeda dalam merayakan hari besar tersebut, terutama bagi mereka yang telah ditinggalkan oleh orang yang dicintainya dalam tragedi bencana alam tersebut.
Perayaan kelahiran Sang Buddha atau yang secara umum dikenal dengan Vesākha/Vesak/Waisak di berbagai negara lain, dalam tradisi Jepang disebut dengan Hana-matsuri yang berarti “Festival Bunga”.
Perayaan Hana-matsuri ini telah dirayakan oleh Buddhis di Jepang pada 8 April lalu walaupun di bawah bayang-bayang bencana lainnya yaitu rusaknya reaktor nuklir Fukushima. Dengan demikian mungkin bisa dikatakan bahwa umat Buddha di Jepang telah merayakan Vesak 2011 terlebih dulu dari negara-negara lainnya.
Meskipun secara pokok ajarannya “berkiblat” pada ajaran Buddhisme Mahayana, agama Buddha di Jepang menggunakan penanggalan yang berbeda untuk menentukan hari kelahiran Siddhartha Gautama.
Saat Buddhisme Mahayana yang secara umum dianut oleh negara-negara yang terpengaruh kebudayaan Tionghoa menggunakan penanggalan Tionghoa (penanggalan lunar) dalam menentukan kelahiran Siddhartha Gautama, Jepang menggunakan penanggalan Gregorian sejak tahun 1873.
Dalam tradisi Mahayana yang menggunakan penanggalan Tionghoa, menetapkan Vesākha jatuh setiap tanggal 8, bulan ke-4 (Shi Gwee), dan diterjemahkan ke dalam penanggalan Gregorian oleh warga Jepang menjadi tanggal 8, bulan ke-4 atau ke-5 Masehi, atau tanggal 8 bulan April atau Mei. Tahun ini Hana-matsuri dirayakan pada tanggal 8 April 2011.
Istilah “hana-matsuri” atau “festival bunga” muncul berdasarkan kisah kelahiran Pangeran Siddhartha Gautama dimana saat itu bunga-bunga bermekaran dan hujan bunga surgawi berjatuhan. Kegiatan Hana-matsuri pertama kali dimulai pada tahun 606 di Vihara Hōkō-ji, di Nara, Jepang.
Meskipun bukan sebagai hari libur nasional, Hana-matsuri merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh warga Jepang karena dapat menikmati keindahan bunga-bunga sakura yang bermekaran. Selain itu Hana-matsuri menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing.
Dalam perayaan Hana-matsuri, umat Buddha di Jepang melakukan berbagai kegiatan, antara lain mengusung, menaburkan bunga, dan memandikan rupang bayi Siddhartha Gautama, puja bakti mengharapkan esok hari yang cerah, serta berbagai pertunjukkan seperti parade, memukul genderang Shidara, tarian dan nyanyian rakyat, merangkai bunga ala Jepang yang disebut ikebana, dan lain sebagainya.
Perayaan Hana-matsuri tahun ini bisa dikatakan kurang terekspos oleh media karena teralihkan oleh peristiwa bencana alam dan nuklir yang mengkhawatirkan banyak pihak dan juga memberikan dampak pada berkurangnya kunjungan wisatawan ke Jepang.
Walaupun telah lewat hampir sebulan, tidak salahnya untuk mengucapkan: Selamat Hari Hana-matsuri 2011! Semoga dalam Dharma kita dapat menjalani kehidupan lebih baik dan menyongsong hari esok yang lebih cerah.[Bhagavant,2/5/11,Sum]
Kategori: Asia Oseania,Asia Timur,Jepang,Seremonial
Kata kunci: Hana-matsuri, Mahayana, Vesak 2555 B.E
Penulis: