Pesan Vesak 2553 Dari Para Pemimpin Dunia
Bhagavant.com,
Jakarta, Indonesia – Vesak atau Waisak sebagai hari raya umat Buddha ternyata tidak hanya diperingati di negara-negara Buddhis saja tetapi juga di seluruh dunia, dari Asia hingga Eropa, dari Indonesia hingga Inggris Raya. Dan Vesak tidaklah terlepas dari ajaran luhur yang terkandung dalam ajaran yang diberikat oleh Sang Buddha. Sebuah ajaran luhur yang memberi dampak bagi masyarakat dunia hingga saat ini.
Dampak dari ajaran luhur Sang Buddha yang telah menggubah dunia ini telah banyak memberikan insiprasi kepada banyak orang untuk memberikan makna yang lebih berarti dalam hidupnya serta menciptakan kondisi dunia yang lebih baik, yang penuh kasih dan perdamaian. Dan kontribusi nyata yang diberikan oleh Sang Buddha melalui ajaran-Nya ini telah diakui oleh para pemimpin dunia dalam pesan dan kesan mereka pada peringatan Vesak 2553 BE / 2009.
Dalam sambutannya pada Perayaan Waisak Nasional 2553 BE di Kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu malam, Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, mengatakan bahwa nilai-nilai universal yang diajarkan Buddha bisa memajukan bangsa Indonesia serta sangat penting untuk menciptakan perdamaian umat beragama. Beliau menambahkan perlunya kita meneladani perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan Sang Buddha Gautama dalam setiap perilaku-Nya. Presiden juga mengajak umat Buddha Indonesia menjadikan perayaan Vesak ini sebagai momentum membangun nilai-nilai luhur bangsa yang moderat, toleran dan menghormati kemajemukan.
Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Sri Mohd Najib Bin Tun Hj Abd Razak, dalam pesan yang disampaikan dalam weblog-nya (1malaysia.com.my , 8/5) mengatakan bahwa ajaran Buddha mengenai perdamaian universal kepada umat manusia telah menambah kekayaan warisan masyarakat Malaysia, menjadikan dasar bagi keharmonisan yang diperjuangkan oleh masyarakat Malaysia dan dasar bagi kejayaan negara itu. Beliau juga menyerukan kepada rakyat Malaysia untuk tidak berfokus pada perbedaan tetapi kepada persamaan.
Dari India, Presiden India, Smt. Pratibha Devisingh Patil dalam pesan Buddha Poornima (Vesak) dalam situsnya (presidentofindia.nic.in , 8/5), mengatakan bahwa ajaran Buddha Gautama dalam belas kasih, tanpakekerasan, dan kesetaraan dapat dijadikan sebagai pedoman bagi manusia dalam jalannya menuju pembebasan spiritual dan perdamaian. Beliau berharap Vesak menjadi inspirasi bagi kemanusiaan untuk mengikuti jalan Pencerahan yang telah ditunjukkan oleh Sang Buddha dan berusaha untuk mencapai perdamaian dan keharmonisan universal.
“Kemenangan menimbulkan kebencian, dan yang kalah hidup dalam penderitaan. Setelah dapat melepaskan diri dari kemenangan dan kekalahan, orang yang penuh damai akan hidup bahagia,” demikian ayat Dhammapada 201 yang dikutip oleh Presiden Sri Lanka, Mahinda Rajapaksa dalam pesan Vesak kali ini. Beliau menyampaikan bahwa ajaran Buddha menunjukkan jalan hidup yang benar. Ajaran Buddha mengajarkan untuk memperlakukan dengan cinta kasih musuh yang sangat membenci. Mahinda juga menyatakan bahwa musuh sejati kita adalah keserakahan, kebencian dan kebodohan batin.
“Gunakanlah meditasi untuk memecahkan masalah yang disebabkan oleh keserakahan manusia,” demikian kata Delegasi PBB untuk Thailand, Preeyanuch Jariyavidyanont. “Meditasi dan memahami empat Kebenaran Arya (dukkha, sumber dukkha, akhir dukkha dan jalan menuju akhir dukkha), dapat menciptakan kedamaian dan mewujudkan perdamaian,” demikian tambahnya dalam perayaan Vesak Perserikatan Bangsa-Bangsa di Thailand. Dalam seremoni yang juga mendeklarasikan Thailand sebagai Pusat Buddhisme Dunia, Perdana Menteri Thailand, Abhisit Vejjajiva, mengajak rakya Thailand untuk mempraktikkan tiga pilar ajaran Sang Buddha yaitu membangun perdamaian, pembangunan berkelanjutan, dan hak asasi manusia dalam kehidupan sehari-hari demi kebaikan negara.
Sementara itu di Amerika Serikat, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon, mengatakan bahwa ajaran Buddha dapat membantu dunia menjadi penuh damai.
“Kita semua bisa belajar dari semangat Sang Buddha dalam belas kasih. Ajaran-Nya yang tanpa batas waktu dapat membantu kita untuk menelusuri berbagai permasalahan global yang kita hadapi saat ini.”
Tambahnya, “Kebutuhan akan solidaritas global sepertinya sebuah konsep yang modern, tetapi sebenarnya tidak. Lebih dari 2500 tahun yang lalu, Sang Buddha mengajarkan bahwa tidak ada keberadaan yang terisolasi, dan bahwa semua fenomena saling bergantungan satu sama yang lain. Seperti hal yang luar biasa, Sang Buddha mengajarkan bahwa kita tidak akan bisa bahagia selama orang lain mengalami penderitaan, dan ketika kita menemukan jalan keluarnya, kita menemukan yang terbaik dalam diri kita.”
Ban Ki-moon juga mendorong setiap individu untuk membantu orang-orang yang menderita dalam rangka memastikan masa depan yang lebih baik bagi semua.
Di Eropa sendiri, Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown juga menyampaikan pesan Vesak kepada umat Buddha di Inggris (number10.gov.uk).
“Empat Kebenaran Arya dan Jalan Utama Berunsur Delapan telah membawa begitu banyak kedamaian kepada banyak orang dan kita semua dapat belajar dari filsafat Buddhis dan melatih kesadaran penuh,” demikian katanya.
”Hari ini kita harus bercermin pada konstribusi spiritual yang besar yang Buddhisme ciptakan bagi dunia dan mengucapkan selamat kepada umat Buddha di Inggris untuk kontribusi semangat mereka bagi kehidupan nasional kita.”
Meskipun pesan Vesak yang disampaikan oleh Perdana Menteri Inggris ini dianggap hal yang tidak biasa, namun pesan ini menambah sebuah arti dan pengakuan penting bagi perayaan Vesak di Inggris Raya.
Kategori: Asia Oseania,Asia Tenggara,Indonesia,Seremonial
Kata kunci: Pesan Vesak, Pesan Waisak, Vesak, Waisak
Penulis: