Gema Kathina 2552.B.E
Bhagavant.com
Jakarta, Indonesia – Kathina sudah menjelang. Salah satu hari besar agama Buddha ini telah dimulai pada 15 Oktober 2008. Dan umat Buddha pun mulai mempersiapkan segalanya untuk puja bakti maupun perayaan ”Hari Sangha” ini.
Kathina diadakan setelah para bhikkhu menyelesaikan masa Vassa selama 3 (tiga) bulan. Vassa (baca: wasa – red) disini merujuk pada musim dimana pada musim tersebut para Bhikkhu Sangha tidak diperkenankan keluar vihara seperti hari-hari biasa. Para bhikkhu, yang tinggal disuatu tempat dimana mereka bertekad untuk berVassa selama tiga bulan, harus menentukan tempat itu sebagai tempat tinggal selama Vassa.
Vassa dihitung dari perhitungan bulan dan matahari yang biasanya jatuh pada hari setelah bulan purnama dibulan ke-7. Ketika masa Vassa belum ditetapkan oleh Sang Buddha sebagai suatu peraturan ke-bhikkhu-an, para bhikkhu pada waktu itu selalu mengadakan perjalanan jauh selama musim dingin, hujan dan panas. Mereka keluar-masuk sawah, kebun dan ladang milik para petani sehingga mengakibatkan tumbuh-tumbuhan yang ditanam oleh petani menjadi rusak dan banyak binatang yang mati. Sehingga masyarakat mencela para bhikkhu dan membandingkan dengan pertapa-pertapa lain yang menetap disuatu tempat ketika musim hujan tiba. Mandengar celaan dan kritikan dari masyarakat beberapa bhikkhu menghadap Sang Buddha dan melaporkan kejadian ini. Pada akhirnya Sang Buddha bersabda : “Para Bhikkhu, saya ijinkan kalian untuk melaksanakan masa Vassa”.
Akhir dari masa Vassa disebut Pavarana. Dalam Pavarana ini, para bhikkhu mengundang Dewan Sangha untuk memberikan nasehat kepadanya atas perbuatan-perbuatannya yang keliru.
Sekitar tahun ke-4 setelah Pencerahan Sempurna, ketika Sang Buddha berdiam di Vihara Jetavana di kota Savatthi, ibu kota kerajaan Kosala, sekelompok bhikkhu dengan jubah mereka yang sudah usang menemui Beliau setelah masa Vassa berlalu. Sang Buddha menyadari hal ini. Dan saat itu Maha Upasika Visakha yang melihat para bhikkhu tersebut, mengajukan permohonan kepada Sang Buddha untuk memberikan jubah baru bagi mereka. Sang Buddha pun mengabulkannya. Sejak saat itulah Sang Buddha mengijinkan para bhikkhu untuk mencari bahkan menerima jubah dari para umat selama satu bulan penuh pada pertengahan bulan ke-10 (Assyuja) sampai pertengahan bulan ke-11 (Kattika). Selama satu bulan inilah disebut dengan masa Kathina.
Hari Kathina merupakan suatu kesempatan baik bagi umat Buddha untuk menunjukkan rasa hormat dan terima kasih kepada Bhikkhu Sangha atas bimbingan Dhamma yang diberikan oleh mereka. Hari Kathina juga merupakan suatu momen yang baik bagi umat Buddha atau siapa saja untuk melakukan melakukan dana kepada Sangha yang merupakan ladang yang subur untuk menabur perbuatan baik. Pada Hari Kathina ini para umat bisa memberikan dana berupa: 1. civara (jubah) 2. ahara (makanan) 3. sena-sana (tempat tinggal) dan 4. besajja (obat-obatan).
Selamat Kathina 2552 B.E. Semoga cinta kasih dan kebijaksanaan Arya Sangha selalu membimbing kita di jalan Dhamma. Sadhu! Sadhu! Sadhu!
Kategori: Asia Oseania,Asia Tenggara,Indonesia,Seremonial
Kata kunci: bhikkhu, Kathina, Kathina Puja, masa vassa, pavarana
Penulis: