Seputar Sekolah Buddhis

Pendidikan BuddhisBhagavant.com,
Jakarta, Indonesia – Belum lama kita mendengar salah satu sekolah bernuansa Buddhis di Jakarta yaitu Sekolah Sariputra ditutup untuk selamanya. Sekolah yang sudah melewati tiga jaman yaitu penjajahan Belanda, pendudukan Jepang dan jaman kemerdekaan, terpaksa ditutup dengan alasan jumlah siswa yang terus menyusut.

Penutupan sekolah yang bersejarah ini sangat disayangkan oleh berbagai pihak. Sejumlah alumnus merasa khawatir jika sekolah tersebut nantinya dialihfungsikan menjadi pertokoan atau kegiatan komersial lain, seperti yang terjadi pada bangunan bersejarah Chandra Naya (Sin Ming Hui) yang dijadikan kompleks pertokoan.

Situasi yang hampir sama ternyata juga dialami oleh sekolah-sekolah benuansa Buddhis di Jepang. Menurut laporan Izumi Ogura dari The Asahi Shimbun, Kyoto, Jepang, beberapa tahun terakhir universitas-universitas Buddhis mengalami kemunduran. Beberapa lembaga pendidikan tersebut hanya mencapai setengah dari kuota yang mereka targetkan terhadap jumlah siswa yang masuk.

Untuk merespon keadaan ini, banyak universitas Buddhis di Jepang berusaha mengganti penggunaan nama Buddhisme menjadi nama lain. Namun, menurut pihak universitas-universitas tersebut semangat Buddhis akan tetap ada meskipun menanggalkan nama-nama bernuansa Buddhis.

Beberapa universitas di Jepang yang mengganti nama bernuansa Buddhis, antara lain: Universitas Taisho Tokyo mengganti nama fakultasnya dari Faculty of Buddhism menjadi Faculty of Human Studies pada tahun 1993. Sementara Universitas Bukkyo di Kyoto melebur departemen studi Buddhis dengan departemen sejarah, bahasa dan literatur Jepang menjadi Department of the Humanities pada tahun 2004.

Unversitas Shuchiin di Fushimi Ward, Kyoto akan mengganti nama salah satu fakultasnya yaitu Faculty of Buddhism menjadi Faculty of Humanities and Social Sciences. Univeritas Buddhis Internasional, di Habikino, Osaka akan mengganti namanya menjadi Universitas Shitennoji. Kedua universitas ini akan mengganti nama tersebut pada bulan April mendatang.

Dengan mengganti nama bernuansa Buddhist tersebut, pihak universitas berharap dapat meningkatkan kembali daya tarik terhadap universitas mereka.

Rekomendasikan:

Kategori: Asia Oseania,Asia Tenggara,Indonesia,Pendidikan
Kata kunci: ,
Penulis: