Mutualisme dalam Kathina
Bhagavant.com
Jakarta, Indonesia – Kathina atau Kathina Puja dirayakan oleh umat Buddha setelah masa vassa (retret musim hujan selama 3 bulan) para bhikkhu berakhir yaitu jatuh sekitar bulan Oktober sampai November. Kathina merupakan salah satu dari empat hari besar agama Buddha selain Magha Puja, Vesak Puja dan Asadha Puja.
Dalam merayakan Kathina, umat Buddha mempersembahkan dana berupa empat kebutuhan pokok para bhikkhu. Keempat kebutuhan pokok ini adalah kebutuhan bhikkhu akan makanan, jubah, tempat tinggal serta obat-obatan.
Satu hal yang dapat kita pelajari, renungkan dan pahami dari Kathina Puja adalah makna yang terkandung di dalamnya. Salah satu makna dalam Kathina Puja selain kerelaan kita untuk berdana adalah adanya mutualisme atau hubungan timbal balik yang sangat menguntungkan dan bermanfaat bagi anggota sangha (komunitas para bhikkhu/bhikkhuni) dan bagi komunitas perumahtangga.
Keuntungan dan manfaat yang diperoleh bagi anggota sangha dari dana para umat perumahtangga adalah terpenuhinya empat kebutuhan pokok yang merupakan penyokong kehidupan para bhikkhu. Dengan demikian diharapkan para bhikkhu/ bhikkhuni dapat mempertahankan hidupnya untuk menjalankan kehidupan suci demi terwujudnya Pembebasan Sejati yang merupakan prioritas utama. Dengan berhasil dalam kehidupan suci, para anggota sangha akan menjadi teladan bagi yang lain yang bermanfaat sebagai panduan hidup. Selain itu dengan adanya empat kebutuhan pokok ini, para bhikkhu/ bhikkhuni juga dapat memiliki tenaga untuk memberikan ulasan-ulasan Dhamma berupa pesan-pesan moral kepada umat perumahtangga, yang juga bermanfaat sebagai pengingat dan cermin bagi diri mereka sendiri. Inilah keuntungan dan manfaat yang perlu direnungkan bagi para anggota sangha atas dana yang diberikan oleh para umat perumahtangga.
Sedangkan keuntungan dan manfaat bagi umat perumahtangga adalah menciptakan suatu bentuk latihan berupa kerelaan untuk memberikan sesuatu kepada orang lain, dalam hal ini kepada para anggota sangha. Dengan latihan kerelaan seperti ini seseorang dapat melepaskan keterikatannya atau kemelekatannya terhadap sesuatu, sehingga ia tidak lagi terbebani oleh segala sesuatu yang suatu saat akan mengalami perubahan dan harus berpisah dengannya. Dengan memberikan dana kepada para anggota sangha, maka para anggota sangha akan mampu mempertahankan hidup mereka dalam menjalankan kehidupan suci. Sang Buddha pernah mengatakan bahwa memberikan dana kepada mereka yang sedang menjalankan kehidupan suci merupakan ladang yang subur dan terbaik. Jika kita renungkan, alasan mengapa memberikan dana kepada mereka yang sedang menjalankan kehidupan suci merupakan ladang yang subur dan terbaik adalah karena memberikan kesempatan bagi seseorang untuk tetap menjalankan hal-hal yang baik dalam kehidupan suci, dan yang akhirnya dapat memberikan manfaat berupa keteladanan. Dan dengan memberikan dana, maka para bhikkhu/bhikkhuni dapat memiliki tenaga untuk memberikan ulasan-ulasan Dhamma berupa pesan-pesan moral kepada para umat perumahtangga yang tentunya bermanfaat sebagai panduan dalam hidup mereka agar terbebas dari penderitaan. Inilah keuntungan dan manfaat yang perlu direnungkan bagi para umat perumahtangga atas Dhammadesana yang diberikan oleh para anggota sangha.
Dengan adanya mutualisme berupa keuntungan dan manfaat dalam hubungan antara para anggota sangha dengan umat perumahtangga, sudah sepantasnya hubungan ini harus tetap terjaga dengan baik. Hubungan ini bukan berupa hubungan antara bawahan dengan atasan yang hanya ada pemberi perintah dan penerima perintah, bukan juga hubungan antara kekasih yang terlalu melekat yang mengganggu jalan kehidupan salah satu pihak.
Hubungan yang ada antara para anggota sangha dengan umat perumahtangga adalah hubungan yang saling menghormati sesuai dengan posisinya masing-masing. Hubungan yang saling mengisi, saling peduli dan saling mengingatkan jika salah satu pihak melakukan kesalahan. Sehingga dengan demikian, kita semua dapat memperoleh manfaat dari hubungan ini demi peningkatan kualitas batin kita.
Selamat Hari Kathina 2550 B.E / 2006.
Semoga kita sejahtera.
[Sum]
Kategori: Asia Oseania,Indonesia,Seremonial
Kata kunci: berdana, bhikkhu, Jakarta, Kathina, Kathina Puja, masa vassa
Penulis: