Meditasi Untuk Menenangkan Pikiran, Membantu Penyembuhan Tubuh

St. Louis Post,
St. Louis, MO Amerika Serikat
– Jim McLaughlin telah menjalankan kehidupannya sebagai pekerja lapangan. Ia adalah seorang konsultan bisnis yang mengabdi selama 10 tahun di Angkatan Laut Amerika Serikat, ia tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang, telah menikah selama 32 tahun dan memiliki dua orang anak yang keduanya adalah orang-orang profesional.

Meditasi Buddhis tidak terdapat dalam “radarnya” ketika ia mulai mencoba untuk menjinakkan kekacauan yang ada dalam pikirannya. Tetapi di usia akhir 50 tahunnya, ia didiagnosa telah mengidap attention-deficit disorder (suatu kelainan dalam daya tahan fokus perhatian)

“Saya telah memilikinya sepanjang hidup saya. Saya tidak pernah menyadarinya,” katanya. “Inilah mengapa saya butuh berganti-ganti seperti kupu-kupu yang hinggap dari satu hal ke hal yang lain.”

“Saya membutuhkan sesuatu untuk menghentikan suara-suara yang ada di dalam kepala saya. Saya telah mengalami kesulitan dalam menjalankan usaha saya. Ada suatu perasaan ketidakberhargaan…”

Tiga tahun yang lalu, ia mendengar seorang ilmuwan, Daniel Goleman, di dalam perbincangan di sebuah radio yang mendiskusikan sebuah latihan yang disebut dengan meditasi kesadaran. Ia tidak berbicara dalam istilah agama, tetapi seperti pembicaraan seorang ilmuwan mengenai penemuan baru. McLaughlin membaca buku Goleman yang berjudul “Destructive Emotions” (Emosi yang Merusak) dan memutuskan untuk mencoba melakukan meditasi.

Sekarang, setelah tiga tahun bergabung dalam Grup St. Louis Insight Meditation, Goleman mengatakan bahwa meditasi telah merubah hidupnya. Ia berlatih meditasi sekitar 30 menit dalam sehari, empat sampai lima hari dalam seminggu.

“Ini bukan sebuah agama,” katanya. ”Saya seorang Episcopalian dan saya tidak memiliki alasan untuk merubah kepercayaan saya terhadap Yesus Kristus. Saya hanya ingin mengontrol suara dalam kepala saya.”

Meditasi Modern

Meditasi, latihan untuk mengontrol pikiran fokus Anda menjadi lebih baik, telah menjadi seni berbau mistik sejak sebelum di catat dalam sejarah. Setiap kebudayaan di dunia telah melatih berberapa bentuk meditasi dan tetap dilakukan sampai sekarang.

Tetapi, 40 tahun yang lalu, meditasi telah masuk dalam pusat pelayanan kesehatan Dunia Barat, dan untuk alasan yang baik.

Penelitian menunjukkan bahwa meditasi dapat meniadakan stres kronik, sebuah kondisi yang dipercaya oleh para ilmuwan sebagai penyebab dari banyaknya penyakit. Kelompok dukungan studi meneliti meditasi sebagai alat untuk meningkatkan kesehatan jantung, membebaskan segala gejala-gejala penyakit dan meningkatkan jangka pendek dan panjang bagi kesehatan otak.

Pusat Nasional Pengobatan Pelengkap dan Alternatif (NCCAM), sebuah divisi dari Institusi Kesehatan Nasional, melaporkan bahwa lebih dari 15.3 juta orang telah berlatih beberapa bentuk meditasi pada tahun 2002 sebagai alat untuk meringankan beberapa macam penyakit. Dan yang lain berlatih meditasi sebagai relaksasi sederhana.

Dan jumlahnya terus meningkat.

Alasannya sederhana, kata Stephen Bodian, penulis ”Meditation for Dummies”, buku bestseller di edisi keduanya. Meditasi membantu orang yang merasa sakit menjadi baik, dan yang merasa baik menjadi lebih baik lagi.

“Tujuannya adalah kebahagiaan,” kata Bodian. ”Seperti apakah efek yang terkandung dalam kebahagiaan? Bukankah karena ini kita melakukan terapi? Kebahagiaan adalah penyembuh yang tertinggi.”

Hal-hal penting dalam penelitian Bodian menunjukkan bahwa meditasi dapat merubah otak menjadi lebih baik. Termasuk meningkatkan titik penting emosional – yang merupakan keadaan batin alami yang orang perjuangkan sepanjang hidup mereka. Beberapa orang menurun secara alami; beberapa meningkat secara alami. Meditasi dapat meningkatkannya secara permanen, kata Bodian.

Bodian menambahkan bahwa kesehatan yang dihasilkan oleh meditasi, adalah menunjukkan turunnya tekanan darah, meningkatkan sistem imun dan menambah tingkat rileksasi.

Ilmu Pengetahuan

Penelitian yang paling dibicarakan datang dari Keck Laboratory for Functional Brain Imaging and Behavior di Wisconsin. Tim yang dipimpin oleh sorang neuroscientist Richard Davidson, menunjukkan hasil scan otak pada seorang ahli meditasi dan menemukan bahwa aktivitas otaknya melebihi atlet professional yang sedang melakukan kompetisi keras.

Sementara para ilmuwan tetap tidak mengetahui bagaimana sebenarnya meditasi bekerja, penelitian menunjukkan bahwa meditasi memang bekerja dan dapat merubah otak menjadi lebih baik.

Untuk satu hal, meditasi nampaknya menghasilkan suatu reaksi biokimia anti-stres yang menetralkan reaksi biokimia penyebab stress.

Selama meditasi, tubuh memproduksi nitric oxide, zat kimia yang digunakan oleh perusahan farmasi untuk menurunkan tekanan darah. (Jangan rancu dengan nitrous oxide, yang digunakan oleh para dokter gigi sebagai anestesi atau yang digunakan oleh para pecandu.) Nitric oxide menurunkan tekanan darah dengan memperbesar pembuluh darah untuk menghentikan tekanan pada jantung.

“Telah dibuktikan…bahwa ketika Anda bermeditasi, atau yoga, atau tai chi atau cara lainnya, sebenarnya dapat mengurangi tekanan darah,” kata Jeffrey Dusek, seorang psychobiologist yang mengajar di Harvard Medical School dan seorang direktur asosiasi penelitian di Mind/Body Institute di Chestnut Hill, Mass.

“Rekasi dari latihan meditasi, rileksasi, mungkin berlaku hal yang sama pada apa yang dilakukan farmasi, merubah kapasitas tubuh untuk melepaskan nitric oxide. Maka kami berpikir kami menggunakan mekanisme biologis untuk mengetahui bagaimana meditasi bekerja.”

Penelitian yang disponsori oleh NCCAM menemukan dua jenis meditasi utama – meditasi kesadaran (mindfulness), dimana seseorang melakukan fokus dengan menjadi sadar pada saat sekarang, dan meditasi Transendental, dimana menggunakan pengulangan mantra.

Jenis mana yang digunakan bukanlah masalah, kata Dusek. Penelitian tidak menemukan perbedaan yang besar antara hasil dari meditasi kesadaran atau meditasi transendental.

“Tetapi ini adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh setiap orang dalam hidup mereka,” katanya.

Penikatan reaksi stress pada manusia berkembang membantu nenekmoyang kita bertahan dalam situasi kehidupan yang mengancam. Sekarang ini, manusia modern melakukan reaksi yang sama seperti memperlakukan binatang buas terhadap pengaturan stres.

“Pada masa sekarang, pikiran dirasakan sebagai ancaman dimana sebenarnya tidak sama sekali,” kata Bridget Rolens, yang mengajar meditasi kesadaran di St. Louis Insight Meditation Group. “Sehingga pikiran dirasakan sebagai pengawas tindakan yang mengancam keamanan saya.”

“Tubuh saya menjadi tegang. Tetapi perlawanan ataupun melarikan diri tidak dapat melepaskan diri dari personalitas kuat tersebut, jadi ancaman tidak pernah hilang. Kita akhirnya berakhir dengan stres yang parah, dan stres yang parah ini merupakan faktor dari beragam penyakit.”

Tendensi

Ryan Niemiec, seorang psikologi klinik dan konsultan kesehatan prilaku bersama dengan St. Louis Behavioral Medicine Institute, menggunakan meditasi kesadaran dalam latihannya. Ia juga berkerja sebagai dokter untuk membantu memasukan meditasi ke dalam proses perawatan penyembuhannya.

“Kesadaran adalah mengenai membawa seseorang untuk sadar pada pengalaman masa sekarang – segala sensasi, pikiran, emosi, kesehatan dan kesehatan umum – membawa suatu pendekatan bagi seseorang untuk bekerja dengan dirinya sendiri, menjadi lebih sadar atas masalah-masalah yang ada dalam jasmani maupun yang ada di dalam pikiran,” ujarnya.

Pertama-tama kesadaran mengajarkan seberapa besar seseorang tidak memberikan perhatian terhadap sesuatu, kata Ryan.

“Jadilah sadar terlebih dulu, menjadi sadar akan… apa yang para praktiksi sebut kendali otomatis, untuk menjalani kehidupan, dimana kita bergerak secara otomatis, bukan sadar akan apa yang terjadi,“ katanya.

“Kemudian tunjukkan pada orang-orang bahwa mereka dapat melakukan perubahan di dalam apapun yang mereka kerjakan – berkendara, makan, berbicara, hendak pergi tidur – jika mereka bisa membawa perhatian mereka secara penuh ke dalam waktu bersama dengan pengalaman indrawi, dengan pikiran mereka, dengan perasaan mereka, maka mereka dapat menjadi diri mereka sendiri dimana saja.”

“Semuanya ini tentang `menjadi` bukannya `berbuat` sesuatu.”

Meditasi Kesadaran yang Sederhana

  • Carilah tempat yang sunyi dan nyaman untuk duduk.
  • Gunakan postur tubuh yang baik; jangan bungkuk.
  • Tutup mata Anda dan tarik napas dalam, biarkan udara memenuhi seluruh paru-paru Anda. Beberapa orang menyebutnya pernapasan perut.
  • Fokus pada pernapasan Anda. Ketika pikiran Anda berkelana, bawalah kembali dengan fokus pada pernapasan Anda. Lemah lembutlah pada diri Anda. Pikiran Anda akan berkelana ke masa lalu dan mencoba memprediksikan masa depan. Hal itu adalah alami. Segera kembali fokus pada pernapasan Anda.
  • Selama Anda bernapas, biarkan pikiran anda mengamati pundak Anda, salah satu atau keduanya, untuk merasakan ketegangan. Lepas ketegangan dan lanjutkan pernapasan Anda.
  • Lakukan hal yang sama pada kedua tangan, dada, perut, kedua kaki Anda.
  • Kembalikan pikiran Anda pada pernapasan Anda dan kembali lagi mengamati bagian tubuh.
  • Setelah 30 menit, bukalah kedua mata Anda, ambil napas dalam dan kembali kepada kehidupan Anda.

Oleh: Harry Jackson Jr.,St. Louis Post
[Penerrjemah: Bhagavant.com]

Rekomendasikan:

Kategori: Amerika,Amerika Serikat,Amerika Utara,Meditasi,Penyembuhan dan Spiritualitas
Kata kunci: , , , ,
Penulis: