Peringatan Asadha 2550 B.E

Asadha Panca Vaggiya BhikkhuBhagavant.com
Jakarta, Indonesia – Dua bulan setelah Pencerahan Sempurna (hari raya Vesak), tepat di bulan Juni pada malam purnama penuh di taman rusa Isipatana, Benares, untuk pertama kalinya Sang Buddha membabarkan Dhamma kepada lima petapa (Kondanna, Bhadhiya, Vappa, Mahanama, Assaji) . Kotbah pertama ini terkenal dengan nama Dhammacakkapavatana Sutta (Kotbah pemutaran roda Dhamma). Dan hari tersebut diperingati sebagai hari Asadha, yang tahun ini merupakan tahun ke 2550 B.E dan jatuh pada tanggal 10 Juli 2006.

Hari Asadha adalah hari raya umat Buddha yang sangat penting karena pada hari itulah Dhamma yang merupakan dasar dari ajaran Buddhisme atau agama Buddha dibabarkan oleh Sang Buddha. Empat Kebenaran Arya (mulia), dan Jalan Tengah Berunsur Delapan menjadi ajaran utama dalam Buddhisme.

Selain itu hari Asadha juga merupakan awal terbentuknya Sangha (persamuan para bhikkhu), dimana petapa Kondanna menjadi bhikkhu yang pertama dan ditahbiskan dengan kata-kata: ”Ehi bhikkhu!” dan menyusul 4 petapa lainya. Sehingga saat itu, lengkaplah sudah Tiga Permata/ Ti-Ratana (Buddha, Dhamma, Sangha) yang tak ternilai, pelindung, dan pembimbing bagi para dewa dan manusia.

Tahun ini, Sangha Theravada Indonesia bersama dengan MAGABUDHI, WANDANI, dan PATRIA mengadakan Puja Bakti Agung Asadha 2550 B.E, yang akan digelar di Candi Mendut, pada hari Sabtu 8 Juli 2006, pukul 17.00 sampai pukul 20.30 WIB.

Acara yang rencananya akan di hadiri oleh Y.M. Sangharaja Kamboja, His Holiness Samdech Preah Sugandhadhipati Bour Kry Mahathero dan bhikkhu-bhikkhu senior mancanegara, juga akan di isi dengan kegiatan prosesi, persembahan, puja bakti, Dhammadesana oleh Y.M. Sri Pannavaro Mahathera, pemberkahan, dan sendratari “Sutasoma”.

Memperingati hari Asadha adalah hal yang penting bagi umat Buddha. Bukan saja merupakan momen untuk mengenang suatu peristiwa penting dan bukan juga hanya sekedar mengadakan upacara keagamaan, tetapi yang terpenting bagi umat Buddha adalah menghargai Dhamma yang telah dibabarkan oleh Sang Buddha dengan cara menjalankan, mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian umat Buddha bisa dikatakan telah menghormati Buddha, Dhamma dan Sangha, sekaligus menjadikannya sebagai tempat berlindung yang paling aman.[Sum]

Rekomendasikan:

Kategori: Indonesia,Seremonial
Kata kunci: , ,
Penulis: