Buddhis AS Berjalan untuk Beri Makan Yang Lapar
Bhagavant.com,
Washington, Amerika Serikat – Umat Buddhis di Amerika Serikat melakukan sebuah gerakan bersama tahunan untuk membantu mereka yang kelaparan dengan melakukan gerakan berjalan kaki yang dimulai 6 September yang lalu.
Lebih dari seratus Buddhis termasuk para viharawan dan viharawati di berbagai daerah di Amerika Serikat melakukan gerakan bersama berjalan kaki untuk mendukung gerakan Berjalan untuk Memberi Makan yang Lapar (Walk to Feed the Hungry) 2014 yang diprakarsai oleh Buddhist Global Relief (BGR) pimpinan Y. M. Bhikkhu Bodhi.
Gerakan tahunan Walk to Feed the Hungry yang memasuki tahun ke-4 tersebut tahun ini dilakukan di sepuluh daerah di Amerika Serikat, antara lain di:
Seattle, WA pada 6 September
Ann Arbor, MI pada 27 September
San Francisco, CA pada 4 Oktober
St. Louis, MO pada 5 Oktober
San Jose, CA pada 19 Oktober
Escondido, CA pada 23 Oktober
Los Angeles, CA pada 26 Oktober
New York, NY pada 1 November
Willington, CT pada 9 November
Houston, TX pada 22 November
Dalam situs resminya, BGR menyatakan bahwa pelaksanaan gerakan tersebut bertujuan untuk mengubah setiap langkah mereka yang melakukan gerakan berjalan kaki menjadi sebuah bantuan bagi mereka yang mengalami kelaparan maupun malagizi di dunia.
Dengan mengusung sabda Sri Buddha dalam Dhammapada 203, “Kelaparan merupakan penyakit yang paling berat.”, BGR telah melakukan beberapa kegiatan seperti memberi makan bagi anak-anak yang kelaparan dan meningkatkan sistem pertanian di Haiti dan Kamboja, meberikan pembelajaran bagi anak-anak dan membuat pasar-pasar bagi para wanita di di Bangladesh, dan pelatihan pertanian organik di Rwanda dan Malawi.
Menurut Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa, terdapat 842 juta orang di dunia yang kekurangan makan. Sebagian besar orang yang menderita kelaparan (827 juta) hidup di negara-negara berkembang dimana 14,3 persen dari populasi tersebut kekurangan gizi. Dan Asia merupakan kawasan yang memiliki jumlah orang yang menderita kelaparan yaitu 500 juta orang, namun kawasan Afrika Sub-Sahara memiliki tingkat kelaziman (prevalensi) tertinggi yaitu 24,8 persen dari populasinya.[Bhagavant, 9/9/14, Sum]